Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ngeblog di Kompasiana, Hazmi Srondol Terbitkan Buku

24 November 2012   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:43 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak pernah mendengar nama Hazmi Srondol? Pria Semarang yang minggu ini artikelnya „Kelemahan Timnas Indonesia Piala AFF 2010“ diangkat sebagai featured ini memang suka menebar virus ngocol. Ia juga terbilang PD ganteng (lebih cakep dari Gayus?).

Gara-gara beli bukunya, saya harus bayar hutang, menulis kupasan tentang buku mungil 198 halaman itu. Hahaha salah sendiri pakai janji sayanya.

Buku ini menginspirasi saya dan mungkin teman-teman bahwa kegiatan ngeblog di Kompasiana tak sekedar menulis biasa, kumpulan artikelnya bisa dijadikan sebuah buku. Ini sebagai bukti bahwa menulis bisa dialirkan pada paham keseriusan. Tak sekedar corat-coret biasa, bukan hanya ajang narsis bareng-bareng di Kompasiana loh ya?

[caption id="attachment_225646" align="aligncenter" width="622" caption="Kompasianawan pergi ke Itali, yuhuuu"][/caption]

***

Usai menitip 100 pin untuk teman-teman di Kompasianival padanya dan beberapa sudah bilang dapet, giliran saya yang bayar utang;menulis artikel ini.

Buku itu sempat terbang dari Jakarta ke Jerman lewat seorang tetangga yang dua minggu mudik. Wah, kertas itu hebat. Tak bersayap tapi telah mengarungi angkasa karena nunut burung besi negeri Jerman yang sering ngambek lantaran banyak demo pegawai bandara Frankfurt. Biasa, minta naik gaji.

OK. Begitu membuka halaman pertama, tertulis „Novel edisi spesial khusus buat Mbak Gaganawati Kompasianer di Jerman. Selamat menikmati kisah katrok wong ndeso di Italy …. Hazmi Srondol, 29/9/2012.“ Xixixi … saya senyam-senyum sendiri.

[caption id="attachment_225647" align="aligncenter" width="622" caption="Catatan kecil mas Hazmi untukku. Thanks!"]

135378316396360783
135378316396360783
[/caption]

What? Wong ndesa? Hahaha kayaknya iya … maklum orang baru pertama kali. Kedua kali dan seterusnya pasti sudah biasa, ya Mas. Saya dahulu waktu belum pernah juga begitu, masih ngah ngoh. Semoga lain kali mas Hazmi ke Jerman, bilang ke bos Madiun dan mbak Ninot yo ….

Hmm … saya coba lihat di akun mas Hazmi ini. Ia memposting tulisan berjudul “Srondol ke Italy 1: Kabar dari mbak mbak Ninot” pada tanggal 23 Maret 2010. Ini adalah urutan cerita bagian pertama dari buku yang diterbitkan pada tahun 2011 yang lalu. Setidaknya butuh waktu 1 tahun untuk menelorkan tulisan maya ke nyata (buku).

Disanalah awal dari segalanya. Keberangkatan mas Hazmi dalam rangka training kantor. Kabar bahagia itu membuatnya memiliki prasyarat keberangkatan untuk membeli oleh-oleh bagi sekretaris kantor yang paling ia kagumi di perusahaan tempat ia bekerja. Mbak Ninot! Untung bola salju melang-meling itu sudah dicarikan dan sampai kepada yang berhak pada chapter 21. Pulang ke rumah (tamat), di halaman 196. Politik balas budi nih, ye … Salaman.

Srondol ke Italy 2: Maling kabel! Tulisan itu dirilis di blog K pada tanggal 23 Maret 2010 oleh Hazmi. Disini diceritakan tentang kebingungannya akan komputer yang tak berfungsi sebagaimanamestinya. LAN komputernya mati lantaran seseorang mencuri kabel LAN yang seharusnya terhubung pada komputernya. Siapa yang tega melakukan ini padanya? Tak lain dan tak bukan adalah seseorang yang disebut Hazmi sebagai Rubah. Kejadian itu jadi percik api yang membuat hatinya mbulat-mbulat terbakar jika mendengar namanya. Gambaran kebencian mas Hazmi pada sang Rubah terlihat antara lain dalam bagian 3.Akal bulus si Rubah, 5. Teknik ngirit, 8.Pizza bungkus tissue, 11.Cara rubah menawar harga. Sebagai pembaca, saya merasakan muntabnya magma ketidaksukaan sang penulis pada temannya ini. Haduh, jadi ikut takut, ahhh … pakai berantem juga loh. Ciaaaaat! Gedubrakkk. Benjol!

Srondol ke Italy 4: Imigrasi adalah tulisan Hazmi yang di-publish pada tanggal 24 Maret 2010. Pada chapter itu, ia mengingatkan siapa saja yang berkunjung ke luar negeri tentang tata cara memasuki sebuah wilayah. Sudah pegang pasport dan visapun masih ada rasa dag dig dug saat antri di loket imigrasi. Untungnya, waktu itu mas Hazmi lancar melewati garis ini. Mungkin gara-gara mas Hazmi ngoceh soal kehebatan tim Italia pada petugas? Obrolan seru tentang bola, stadion Siro, fans Paolo Maldini dan sepak bola Italia juga ada di bab 18. Forza Milan!

Srondol ke Italy 17: Sopir ganteng dan mobil cantik ditulis di kompasiana pada tanggal 16 April 2010. Dari perbincangannya dengan Ama Pio, supir Italia yang ganteng yang dikatakan lebih pantas jadi figuran sinetron ketimbang sopir itu, Hazmi dan kawan-kawan jadi lebih tahu bahwa standar cantiknya perempuan di masing-masing negara berbeda. Hazmi yang mengatakan bahwa Pio beruntung lahir di Italia karena para gadisnya cantik (kulit putih, hidung bangir, mata indah dan tubuh semampai dan seksi). Jawaban si sopir justru membuat mas Hazmi terheran-heran karena Pio menganggap gadis Asia lebih eksotik (kulit gelap, rambut panjang, hidung pendek, tubuh mungil). Saya ngaca dulu ah … Ini tentu menginspirasi pembaca bukunya yang pasti kebanyakan adalah wanita Indonesia sehingga tetap mensyukuri anugerah memiliki tampilan apa adanya bukan diada-adakan. Stop whitening, go away botox, no surgeries are needed. Stay the way you are. Hiyaaa

Srondol ke Italy 19: Hari Pengakuan. Dari bab ini, saya melihat bahwa kalimat jujur ajur (red: jika bilang apa adanya tak ubahnya aksi bunuh diri) itu tak selamanya betul. Berkata jujur sebaiknya dari awal, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali mengatakan fakta. Ada hikmah bagi siapa saja ketika mengungkapkan isi hati dan pikiran sebenar-benarnya disaat semuanya sudah jadi bubur. Ini seperti halnya cerita dalam novel; saat mas Hazmi ngaku kepada si cantik Bianca, bahwa dirinya bukan perjaka apalagi duda. Hayah, ia ini kan sudah beristri, mana lagi hamil besaaaar lagi! Hehehe … kapokkk tenan.

Masih banyak lagi catatan kecil yang saya temukan dalam novel komedi, perjalanan nyata Kompasianawan Hazmi yang bercokol di Jakarta ini ke Itali. Tak terasa sudah 2,5 halaman jari ini menari. Lain-lain seperti kesalahan tulis, semoga tak terjadi lagi untuk cetakan berikutnya. Go Hazmi, reach your best seller! Nyok nyok nyoook.

Membumbui buku punya mas-mas (pakai blangkon Jawa) tukang shooting video Kompasianival 2012 ini, saya hanya bisa merekomendasi teman-teman untuk membacanya sendiri. Seperti testimoni  yang diberikan Lily Chadijah Wahid,  wartawan sepak bola TVOne, DAN V Aikikai dan warga Srondol/Semarang ... bahasa yang digunakan ringan, kadang dimasuki makian preman, berhasil menampilkan pengalaman menarik warga Indonesia ke Itali. Banyak inspirasi dan hikmah yang tak kan meretak.

***

Nah, dari novel terbitan Mesem Media punya mas Hazmi ini menginspirasi kita semua bahwa mengeblog di kompasiana itu tak akan pernah sia-sia. Mungkin tak jadi HL, tak masuk kategori trending articles atau feature, high light juga nggak (karena campur tangan admin Kompasiana yang lebih berkuasa). Artikel hanya lewat itu sebaiknya dikumpulkan dalam file yang rapi dan aman (icon ambil engkrak masukin artikel dalam folder backup). Jika sewaktu-sewaktu dibutuhkan, siapa tahu jadi sebuah buku yang bagus dan bermanfaat seperti milik dr. Posma Siahaan (yang dihadiahkan kepada saya setelah menang lomba menulis dalam rangka wedding Kompasianawati Uli HP di Palembang) dan punyaknya dr.ngocol, Hazmi Srondol???

Semoga ini menginspirasi siapa saja yang pernah bilang ngeblog di kompasiana itu membosankan dan buang waktu percuma. Jika disalurkan ke kanal yang tepat toh berguna juga kan? Mari-mari ….(G76).

P.s: Wes hewes hewes ... LUNASSSSSS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun