Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Saya Masak Disambi Kerjaan Lain = Gosong!

13 Mei 2014   21:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:32 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399967889238100396

[caption id="attachment_336086" align="aligncenter" width="178" caption="Kompor yang meledak bisa menyebabkan kebakaran rumah"][/caption]

Asap tebal mengepul di udara, dari dalam rumah sampai luar rumah merambat sampai jalanan depan rumah dan teras. Bunyi alarm sudah nguing-nguing memekakkan telinga. Satu di dapur, disahut alarm dari ruang tamu, disambung ruang bawah tanah lantaran pintu yang menghubungkannya terbuka. Asap terdeteksi. Hadohhhh.

“Tit-tit-tit-tit-titttttt ... “ anak ragil segera mendekap saya. Takut setengah mati. Oh ... bukan kebakaran, kok, Nak.

Tiba-tiba telepon rumah berdering. Saya bingung, dan agak panik karena sedang mengatasi minyak yang gosong sembari menggendong si anak yang sudah hampir 20 kg itu. Rupanya itu telepon dari suami, ia menelpon lewat HP dari garasi bawah, karena melihat jalan di depan rumah kami penuh asap dari dapur kami.

Tiba-tiba, suami saya muncul dari bawah, membawa semprotan pemadam kebakaran.

“Mana ... mana apinya???“

“Api opo ... gosong, tuh“ Saya nyengir. Tangan saya menunjuk pada sebuah panci bertutup berisi minyak yang memang sudah hitam. Sengaja saya pindahkan dari kompor elektro ke teras karena asapnya memenuhi dapur dan ruang tamu hingga mengundang alarm untuk berbunyi. Kebakaran palsu. Saya pun mulai sibuk membuka semua pintu dan jendela dan mengipasi asap agar segera terbang keluar rumah. Supaya alarm mau diam.

Dan memang sudah berhenti alarmnya. Sebagai gantinya, hawa dingin menyesaki ruangan. Brrrr ... Segera pintu dan jendela ditutup lagi.

“Bu Gosong ... sudah beres?“ Suami saya yang usai alarm berbunyi, kembali melanjutkan pekerjaannya itu, muncul setengah jam kemudian.

“Ha ha ha ... bapak bercanda ... masak saya diganti nama jadi bu Gosong ...“

***

Begitulah. Satu hikmah hari ini yang saya ambil, kalau masak jangan disambi. Sembari memasak, saya memang membantu si bungsu untuk siap-siap berangkat ke sekolah dan menyiapkan apa yang dibutuhkan untuk nanti sore. Pada sore hari, kami berdua ada pertemuan dan kedua anak dititipkan ke kawan dekat jadi bisa main dengan anaknya. Yang nomor satu pulang agak sore. Biar tidak keponthal-ponthal, tergesa-gesa dan tak lupa apa yang dibutuhkan anak, ya, disiapkan .... Buntutnya, gosoooong. Lupa kalau sedang masak. Konsentrasi terpecah. Harusnya, setiap pekerjaan itu satu dulu selesai, satunya lagi menyusul dan seterusnya. Maunya maruk, semua dilakukan dalam satu waktu.

Meninggalkan masakan dengan api atau kompor memang berbahaya. Kalau meledak dan tidak ada pemadam kebakaran atau alarm, bagaimana ya? Itu pernah terjadi pada jaman eyang putri saya dahulu. Karena kompor tidak diawasi, membumihanguskan rumah dan seisinya. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Meski sudah puluhan tahun, kejadian itu tetap membekas di ingatan kami, anak cucunya. Dan kejadian kebakaran rumah karena kompor di Indonesia bukan satu dua kali saja. Payahnya kalau rumah yang terbakar berdempetan dengan rumah lainnya. Yang terbakar tidak hanya rumah yang kompornya meledak saja. Merembet ke mana-mana.

Dan memang penggalakan pemasangan alarm rumah di daerah kami memang ada manfaatnya. Selain bisa meningkatkan kewaspadaan, tidak boleh ada orang yang merokok di dalam rumah karena bisa nguing-nguing alarmnya. Tentunya juga untuk faktor kesehatan.

Selamat beraktivitas. Kalau ada yang masak, jangan disambi, bisa gosong atau ... kebakaran. Selamat pagi. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun