Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Telepon SLI Pakai Tutup Botol Soda Bekas, Cemerlang atau Petaka?

2 Juni 2014   23:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:47 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suami saya memang banyak mengadakan perjalanan ke Dubai demi bisnis. Ada info terbaru yang dibagikan kepada saya, yakni soal a hello happiness phone booth. Sebuah kabin telepon berwarna merah yang digunakan oleh mereka yang tidak punya banyak uang untuk menghubungi keluarganya di luar negeri. Layaknya hal-hal penting dan tak penting di dunia ini, selalu ada pro dan kontra. Biasa ....

[caption id="attachment_339753" align="aligncenter" width="320" caption="Pro dan kontra berkenaan dengan ide minuman ini"][/caption]

Pro Kontra “A Hello Happiness Phone Booth“ di Dubai:

Pro

Warna merah, kompasianer pasti bisa menebak, dari perusahaan minum manakah ini. Iya CC. Merk asal Amerika ini memang mendunia. Idenya ini dikatakan beberapa orang dalam beragam situs, sebagai hal yang menyenangkan, cemerlang. Betapa tidak. Senyum, tawa dan kebahagiaan para penggunanya (yang tinggal di labor camp, daerah kumuh tempat para pekerja dari luar UEA) terpancar ketika mereka memasukkan satu buah tutup botol CC. Satu orang satu botol, tiga menit masa telepon. Antrinya puanjaaaaang.

Waktu saya mengamati adegan dalam youtube itu, suami saya bilang. Meskipun kami sudah memiliki tarif murah untuk SLI lewat Actionvoip dan puas, kegembiraan saya kalah dengan kegembiraan mereka. Saya mengangguk, mengiyakan.

Iya lah. Gaji mereka yang kira-kira 6 $ per hari itu, tentu tidak cukup untuk hidup, telepon dan mengirim hasil keringat mereka di negeri gurun pasir dan minyak itu. Cara ini tentunya menjadi salah satu jalan mengikat komunikasi keluarga yang ditinggal, dengan mudah dan sederhana. Tak usah ambil pusing. Membeli minuman soda CC ini (sekitar 2 dirhams) dan menyimpan tutupnya untuk telepon. Atau yang paling ekstrim ... mengais dari tong sampah. Barangkali ada yang membuangnya di sana?

Kontra

Sebagian besar orang mulai banyak memikirkan kesehatan sebagai hal nomor satu yang tidak boleh diganggu gugat. Cara CC memberikan inspirasi baru dengan menyulap tutup botol sebagai mata uang untuk menelpon, dianggap grup yang kontra a hello happiness booth, sangat menyeramkan. Ada yang bilang bahwa; lebih banyak menelpon=lebih banyak membeli/meminum isi minuman tersebut=diabetes. Saya pikir betul juga. Coba deh. Satu botol CC ukuran 1 liter memiliki kandungan gula sebanyak 37 kotak kecil gula pasir atau 110 gram! Meskipun di setiap minuman lain seperti jus apel 1 liter lebih tinggi kandungan gulanya, yaitu 120 gram atau 40 butir balok kotak gula pasir. Atau 100 gram saus tomat mengandung 34 gram gula atau 11 balok kotak gula pasir.

Dan ingat, makanan dan minuman di tanah air Indonesia, selalu manis-manis juga ... disadari atau tidak disadari juga menjadi sebuah petaka.

Oh, ya. Belum lagi pemikiran sebagian orang lainnya tentang investasi CC di seluruh dunia. Tancapan bisnis CC ini pastilah memiliki keuntungan yang lebih atau berlipat ganda sampai sekian kali dari sekedar membuat booth yang membuat pekerja asing di Dubai itu, happy. Sementara, semakin banyak orang mencandu minuman ini, lebih banyak profit pula. Untuk siapa? Demi CC juga. Begitu logikanya.

***

Barangkali, para pekerja asing dari berbagai negara miskin dari Bangladesh, Pakistan, India dan sebagainya itu ... mereka lebih memilih ide CC. Sedangkan kita, lebih memiliki banyak kemungkinan (email, whatsapp, BB, skype dan sejenisnya). Cara yang mudah, murah tapi tetap sehat. Ini soal melawan keadaan atau terbawa arus.

Ugh. Semoga ini menjadi inspirasi bagi kita semua, betapa keluarga itu memang di manapun dan kapanpun tetap nomor satu. Sampai cara yang menjadi pro kontra pun dilalui mereka yang terjepit keadaannya.

Dan rasa bersyukur kita lebih tinggi lagi karena bisa melihat di depan kaca; bagaimana kita tak harus melalui jalan itu untuk memuaskan diri berkomunikasi dengan keluarga yang terpisahkan oleh jarak dan waktu. Bagaimana kabar keluarga kompasianer? Semoga tetap sehat dan bahagia. Selamat siang. (G76)

PS: Saya sendiri tidak mendukung siapapun untuk minum minuman soda CC ini tapi ide marketing CC yang dinyatakan dalam bentuk fasilitas telepon ini memang saya lihat, banyak membantu mereka melepas rindu. Membahagiakan masyarakat kecil di sebuah perkampungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun