Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Gadis 23 Tahun Berani Donor Organ!

5 Desember 2014   05:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:00 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14177087132092224881

Jerman dan Turki sedang berkabung. Bahkan presiden Jerman dan bundes Kanselir Angela Merkel telah menyampaikan surat bela sungkawa kepada keluarga, dan menyebut almarhumah Tuğçe sebagai “Contoh yang baik.“ Sementara media di Turki menyebutnya sebagai “Gadis Turki yang Pemberani di Jerman.“

Siapa yang meninggal? Dia adalah seorang gadis cantik di Jerman keturunan Turki berumur 23 tahun. Tuğçe Albayrak, namanya. Gadis itu sempat mengalami pendarahan otak yang hebat hingga koma, sebelum kemudian akhirnya meninggal dunia (akibat mesin alat bantu untuk hidup dicopot, sesuai permintaan orang tuanya, tepat di hari kelahiran Tuğçe, 28 November) dan dimakamkan di Hessen kemarin, 3 Desember 2014. Ribuan pelayat tampak berduka, lilin, bunga, iringan lagu favorit Tuğçe menghiasi hari yang muram itu.

[caption id="attachment_380662" align="aligncenter" width="389" caption="Foto Selfie alarhumah (dok. Tuğçe)"][/caption]

Meninggal usai beri bantuan

Suatu pagi pukul 03.00 dini hari. Tuğçe dan kawan-kawan sedang berada di sebuah resto cepat saji, MC Donald. Tiba-tiba, Tuğçe mendengar teriakan suara dua perempuan Jerman yang minta tolong dari bawah, yakni di toilet restoran Offenbach-Kaiserlei. Hatinya tergerakhendak memberi pertolongan. Sebagai perempuan, pasti juga ikutan panik kalau ada perempuan lain sedang ada masalah. Atau pilihan lain adalah, cuek saja dan melarikan diri biar tidak dapat masalah, bukan? Tidak, bukan itu yang Tuğçe lakukan, ia menuju bawah!

Tuğçe sebenarnya tidak sendiri, ada teman-teman lelaki yang juga dari Turki yang menemaninya ke bawah. Salah satu teman Tuğçe itu justru kena jewer seorang remaja Serbia (bersama dua orang Serbia lainnya) yang sedang melakukan tindakan kekerasan tadi, saat hendak membantu Tuğçe dan perempuan Jerman itu. Dimarahi karena ikut campur urusan orang. Tak puas menjewer teman lelaki, pria yang jahat itu menuju Tuğçe dan memukulnya sampai jatuh berdarah-darah.

Tuğçe segera dibawa ke rumah sakit Offenbach, dekat Frankfurt atau kota Darmstadt dan menjalani operasi otak di UGD, mengalami Gehirntot atau otaknya mati sampai dinyatakan meninggal dunia.

Disebutkan oleh Spiegel on line bahwa belum jelas apakah kematian otaknya akibat pukulan atau plaster jalan yang membentur kepalanya.

Di jejaring sosial tempat ia memiliki akun, facebook, si gadis sempat memposting status terakhir berbahasa Turki pada tanggal 10 November 2014, di mana ia menampilkan foto profil Atatürk (Mustafa Kemal Atatürk) negarawan Turki (perwira dan presiden pertama republik Turki) yang lahir pada tahun 1881 di Yunani dan meninggal 1938 di Turki. Tokoh yang sangat dikagumi Tuğçe, pastinya ya.

Jiwa besar Tuğçe memang luar biasa. Itu sebabnya, diusulkan sebuah penghargaan khusus agar diberikan untuknya. Sebuah petisi on line yang ditandatangani ratusan ribu orang pun telah meminta pemerintah Jerman untuk menyelidiki kasus ini secara serius.

Berani donorkan organ

Tuğçe, pendukung bebasnya Palestina ini ternyata sudah mengisi kartu data organ yang biasa diberikan pihak asuransi. Hal ini ditegaskan pula oleh ayahnya Ismail (?) dalam jumpa pers yang disorot salah satu chanel Jerman.

Masih ingat artikel saya tentang kartu donor organ di Jerman yang diberikan asuransi langganan kami bukan? Dengan penuh kesadaran, Tuğçe telah menyetujui bahwa jika ia dinyatakan meninggal maka organnya akan didonorkan. Kurang jelas apakah penerima donor itu adalah orang yang dikenalnya atau sembarang, seperti kesepakatan yang ia setujui dalam perjanjian kartu donor organ yang lalu.

Saya tidak tahu hukumnya mendonorkan organ dalam Islam, namun muslimah ini sudah melangkah sesuai keyakinannya, didukung pihak keluarga. Bismillah ....

***

Tuğçe adalah simbol kebaikan yang semoga mencairkan hubungan masyarakat Jerman dan masyarakat Turki di Jerman yang kadang terlihat atau terasa kurang harmonis.

Beberapa orang Jerman menuding orang Turki menjadi momok tersendiri, sejak mereka menjadi Gastgeber atau pekerja pinjaman untuk Jerman dan mengajak semua keluarga pindah ke Jerman, demi kesejahteraan yang bisa didapat lebih dari di negaranya.

Bahkan sebuah media di Turki "Hürriyet" mengkritisi dengan ditulisnya sebuah artikel berjudul "Tausende Menschen in Deutschland sagen einer jungen türkischen Frau Danke", atau “Ribuan orang di Jerman Menjuluki Seorang Gadis Muda Turki, Frau Terima Kasih.“

Memang sudah ada orang Turki yang membaur dengan orang Jerman dan sebaliknya, namun rata-rata, orang Turki suka berkumpul dengan orang Turki. Erat, eraaat sekali. Semoga kejadian ini memberikan peringatan kepada Jerman bahwa, ketika orang asing dan keturunannya telah tinggal di Jerman (seperti orang Turki ini), mereka juga tak peduli soal RAS ketika akan membantu. Tuğçe, contohnya.

Dahulu, keturunan Turki belum tentu menjadi warganegara Jerman dan mendapat pasport merah hati. Sekarang, sudah otomatis, lebih mudah. Semoga semakin banyak kemudahan bagi warga Turki dan warga asing lainnya di Jerman, sesuai porsinya.

Bahkan di daerah saya, orang-orang Jerman nampak kurang nyaman menyekolahkan anak-anak mereka di sebuah SD Wilhelm Schule di Tuttlingen, yang kebanyakan adalah anak-anak orang Turki dan segelintir orang Asia lainnya. Takut bahasa Jermannya rusak lah, cara hidup dan budaya yang berbeda lah dan kekhawatiran lainnya. Hari gini?

Kedua, Tuğçe sebagai penyemangat para calon pedonor organ. Meskipun terjadi skandal organ di beberapa klinik Jerman, negeri itu masih membutuhkan banyak pedonor organ. Pada tahun 2010, ada 1296 pedonor, menurun pada tahun 2012 menjadi 1046. Tahun 2013 bahkan semakin berkurang, jumlahnya di bawah angka 1000. Itulah sebabnya, banyak harapan bahwa Tuğçe menjadi lambang kebaikan sebagai pengingat banyak orang di Jerman yang membutuhkan transplantasi organ demi mempertahankan hidup.

Bagaimana dengan di tanah air?

Baiklah. Selamat jalan, Tuğçe. Innalillahi wa inna lillahi roji’un. Semoga Allah memberi tempat di sisi-Nya. (G76)

Sumber:

1. Mendengarkan SWR3 dan siaran TV.

2. Usai bantu orang, seorang siswi meninggal.

3. Jerman dan Turki berduka.

4. Jerman butuh tambahan pedonor organ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun