[caption id="attachment_400179" align="alignnone" width="620" caption="Ilustrasi, Salah satu aksi Bardley Cooper yang memerankan sosok Chris Kyle, (Kompas.com/AP Photo)"][/caption]
Judul: American sniper
Sutradara: Clint Eastwood.
Penulis: Jason Hall, Chris Kyle (buku)
Pemain: Bradley Cooper (Chris Kyle), Sienna Miller (Taya Renae Kyle), Sammy Sheik (Mustafa)...
Rilis: Desember 2014 (USA), 26 Februari 2015(Jerman)
Produksi: Warner Bross
Adalah seorang sniper navi SEAL USA bernama Chris Kyle. Dalam film, saya sempat bingung karena diawali dengan suasana perang di Irak di mana sebagai seorang sniper harus tega menembak seorang anak lelaki yang diberi granat ibunya dari balik baju. Dorrr. Lalu si perempuan memandang anak bersimbah darah, mengambil granat yang jatuh dan hendak melempar ke tentara USA yang sedang patroli di jalan. Dorr. Si ibu mati di tangan Chris.
Namun mengapa tiba-tiba kembali ke masa lampau ketika ayah ajari anak tembak kijang? Begitu pula masa-masa Chris kecil? Ia memiliki seorang adik laki-laki yang dicintainya. Perhatikan saat ia membela adik yang dibully kawannya. Diyess, diyess, diyesss. Si kawan langsung dibabat habis tangannya yang mungil. Pulangnya,tentu saja ini mendapat kecaman dari ayah. Sampai lepas sabuk (ikat pinggang) lho, di atas meja makan, serem kann? Untung saja, sang istri mengingatkannya. Ayah mengurungkan niat dan diyakinkan oleh si adik bahwa si kakak berbuat yang benar dan dibolehkan karena suasana genting. Siapa sih orang tua yang nggak kaget kalau anaknya berkelahi di sekolah? Yang punya anak laki-laki pasti tahu kondisi seperti ini.
Setelah besar, kedua kakak beradik ini masih harmonis hubungannya. Hingga suatu hari, si kakak menemukan bahwa pacarnya selingkuh di tempat tidurnya! Adiknya jadi saksi bahwa apa yang dilakukan si perempuan tidak bisa dimaafkan. Untung masih punya adik yang setia, hidup masih berwarna. Buat yang tahu suka dukanya punya saudara kandung pasti beda dengan yang sorangan wae alias tunggal. Saya paling seneng kalau anak-anak kami rukun. Giliran bertengkar sampai nangis-nangis, saya suka gemes dan akhirnya tertawa. Ah, lucunya anak-anak ....
Pada suatu hari Chris yang juga penunggang kuda liar lunjak-lunjak, rodeo profi mendaftarkan diri pada Navi pasca 9/11. Tekatnya sudah bulat. Mau jadi sniper. Jalan ke sana tentu tidak mudah. Butuh niat, konsentrasi, latihan, insting dan disiplin yang tinggi. Aduuuhh ... untung suami saya gak jadi tentara atau sejenisnya. Dia pernah wajib militer, latihan perang begitu. Keras sekali bukan dunianya?
Find your Mrs. Right
Menemukan pasangan sejati tentu tidak mudah. Adalah sebuah anugerah ketika Chris menemukan teman kencan yang sejati. Mengapa sejati? Karena dari awal, Chris sudah tahu watak si perempuan, Taya Renae; tidak mau kencan dengan lelaki yang sudah beristri. Makanya waktu ada seorang teman lelaki lainnya yang mendatangi Taya dan mengajak kencan, si perempuan bilang tak mau karena sudah melihat bagaimana si teman menyembunyikan cincin kawinnya. Boleh dong curiga kalau suami atau tunangan secara tiba-tiba tak mau pakai cincin kawin/tunangan tanpa alasan yang jelas. Betul?
Dan memang tak butuh waktu lama untuk mengajak si perempuan menikah. Hidup itu untuk jangka waktu yang panjang sampai maut memisahkan. Saya ingat kalimat Chris waktu kencan-kencan pertama,“Apakah kamu mau punya anak?“ Ada kan orang yang mau menikah sudah sepakat bahwa selama pernikahan tidak akan mau punyaanak? Ini pilihan.
Jawaban iya. Saksikan bagaimana Taya hamil tua dan teleponan sama Chris yang lagi perang? Ikut deg-degan. Kok, ya sempat-sempatnya si sniper berkomunikasi dengan pasangannya. Romantis, bukan? Tapi ini pasti mengganggu konsentrasinya dalam menembak. Hal itu terjadi. Hingga telepon itu jatuh dan merekam semua kejadian bang-bang di medan perang dan bikin istri menangis di belahan dunia lain. Aduuuhh ....
Sniper Irak vs sniper USA
Atas kepiawaiannya menjatuhkan musuh dengan senapannya, ia dijuluki “the legend.“ Ia ditugasi untuk memburu pemimpin Al-Qaeda, Abu Musab Alzarqawi. Sayang, ulah sniper Irak, Mustafa benar-benar membuat tentara Amerika kelabakan. Sudah jatuh korban dan Chris merasa bersalah. Ia memang berbuat kesalahan. Tugasnya yang jadi sniper biasa ada di atap gedung, eee ... pengen coba di garis depan, coba. Bosan katanya. Ia turun dari gedung dan “kecelakaan“ pun terjadi.
Pertandingan antara sniper Irak yang juga mantan atlet tembak Irak itu dengan sniper USA nanti, dimenangkan oleh Chris dari Amerika. Di antara kelebat jemuran, tertembuslah kepala Mustafa dari senapan Chris. Kemenangannya ini bukan karena ini film Hollywood, di mana pemenangnya selalu Amerika (USA is the hero). Bukan. Ini kisah nyata. Tuhan mengaturnya begitu. Semua tertuang dalam buku Chris Kyle berjudul "American Sniper: The Autobiography of the Most Lethal Sniper in U.S. Military History."
Perang membuat orang gila
Sekembali dari tugasnya, Chris berkumpul bersama keluarganya. Apa sih yang dicari manusia? Sejatinya hanya kebahagiaan batin, di mana kebahagiaan materi sudah dicapai.
Menjadi orang yang sering maju perang, tidak seperti orang yang pergi ke kantor atau menulis saja kerjaannya. Psycho attack tentu jadi resiko yang harus ditanggungnya. Tatap bagaimana ia selalu menonton film ulang perang atau sejenisnya. Atau ketika hanya terduduk sendiri di depan TV yang mati tapi matanya melotot kosong. Otaknya yang memainkan film. Prihatin kann? Itu pula perasaan Taya.
Akhirnya, Chris masuk pusat rehabilitasi bersama beberapa veteran perang yang cacat. Di sana banyak bertukar pengalaman perang dan berlatih menembak. Seorang psikitiater menjadi pendamping mereka. Mencoba menyembuhkan kesakitan dari dampak perang yang keji; dar-der-dor, bam-bim-bum, darah, api, tangis ....
Dengarkan nasehat istri
Sebenarnya sudah sejak lama Taya menasehati Chris untuk berhenti ikut perang dan menjalani hidup normal seperti orang kebanyakan; rumah dan keluarga. Apalagi mereka dikaruniai 2 anak (laki-laki dan perempuan). Chris mengatakan bahwa ia tak bisa meninggalkan apa yang sudah dimulainya.
Usai menjalani tur perang keempat, Chris berhenti. Ohhh, dalam film ini tur ini paling seru, bikin penonton deg-degan. Chris dan kawan-kawan dikepung dari segala penjuru. Banyaaaak sekali. Belum lagi datangnya badai gurun pasir yang membuat helikopter penyerang kesulitan dan Chris hampir saja tertinggal pasukan penyelamat dan mati. Untung saja tangannya bisa diraih sang kawan dan masuk mobil lalu pergi.
Badai gurun memang sebuah tanda-tanda alam yang menyeramkan. Saya juga ikut khawatir karena badai ini biasa terjadi di Dubai. Entah kalau Pakistan.
Senang sekali bahwa Chris akhirnya benar mendengarkan nasehat istrinya untuk menyudahi perang yang membuatnya dihantui perasaan bersalah. Khususnya wajah-wajah yang tak berhasil ia selamatkan hidupnya. Biasanya, hati nurani wanita bisa bicara dan membaca insting yang tidak terlihat oleh mata. Bagi yang kadang sebel istrinya cerewet, ini bisa jadi masukan. Cara setiap istri menasehati berbeda satu sama lain. Bagaimanapun, tetap ada hikmah baik di sana. Ayo ibuk-ibuk, jangan pernah lelah ceramah.
Di bagian terakhir film, amati wajah Taya yang melepas kepergian Chris bersama temannya ke klub veteran. Ada kekhawatiran di matanya, tapi Chris tetap berangkat. Pulang sudah jadi mayat, ditembak di arena tembak oleh temannya. Pada hari itu 2 Februari 2013. Kesedihan masyarakat USA atas kematian “the legend“ ini bisa terlihat dari iring-iringan jenazah yang disaksikan ribuan masyarakat di sepanjang jalan. Di sebuah jalan tol bahkan ada mobil derek yang menyambut dengan bendera USA. Seorang veteran berkursi roda berada di tengah-tengah jalan. Kepergiannya benar-benar dihormati.
***
Hmm ... saya jadi ingat pepatah kita yang mengatakan; "Bermain air basah, bermain api hangus." Dalam film ini jadi, "Bermain senapan, tertembak." Hati-hati.
Bagaimana? Tertarik untuk menikmati film gawean tokoh film sekaliber Clint Eastwood? Seru, lho! Bintang lima. Selamat berakhir pekan dan nonton yang ini. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H