Rabu. Jatahnya pergi ke dokter gigi. Huuuh, Zahnreinigung! Pembersihan gigi rutin yang dianjurkan dokter Jerman itu tidak saya sukai tapi harrrruuuuus dilakukan.
Siap, grakkk. Jam 11 siang, Termin atau jadwalnya. Berangkat jam 10 dari rumah. Sengaja lebih awal karena takut telat. Maklum meski perjalanan hanya 15 sampai 20 menit dari rumah ke sana, cari parkir di kota pasti susah. Mana hari sangatlah cerah. Dan... ikut cara orang Jerman, datang lebih awal bukan terlambat! Terlambat sedetik saja, semua sudah lewat. Kapok tenan.
Akhirnya. Betul, butuh 10 menit buat cari tempat parkir. Dapatnya lumayan jauh dari tempat dokter, iya... deket kuburan! Yaelah ... kuburan.
Tiba di meja reseptionis. Si petugas bengong, masih setengah jam.
“Anda punya jadwal jam 11, betul?"
“Ya...“ saya senyum manis tapi nggak manja.
“Anda tahu harus nunggu lama, nggak papa?“ kening Si Mbak mengkerut.
“Sengaja, takut nggak dapat parkir. Dan tadi muter-muter nggak dapat, dapatnya di kuburan.“
Tertawalah petugas ayu berambut pirang-bermata biru itu. Setelah hampir setengah jam menunggu, saya dipanggil. Majalah Kosmo saya kembalikan di rak ruang tunggu, Wartezimmer.
Tata Cara Pembersihan Gigi
Di ruangan nomor empat itulah, saya digarap. Tukang gigi cantik (bukan dua dokter gigi langganan yang biasa menangani gigi-gigi saya selama bertahun-tahun di praktek dokter gigi Jerman) meminta saya berbaring di kursi khusus. Alat-alat sudah siap di meja. Lampu seterang lampu operasi itu menyorot gigi saya. Frau W memakai masker transparan, supaya tidak terciprat kotoran waktu membersihkan. Tangannya dibalut sarung tangan latex sekali pakai.
“Ada pertanyaan?“ Saya bingung mau tanya apaaa. Pertanyaan itu bikin saya merasa ...wahhhh alamat mahal! Si Ibu mengatakan kalau sakit waktu dibersihkan karang giginya, angkat tangan dan acara pembersihan akan dihentikan sejenak. Ia meletakkan alat penyedot air atau ludah dari dalam mulut dan tangannya mulai sibuk ngebor.
Ya, ampun. Nelangsa. Rasanya ngilu tapi tetap bertahan.
Kemudian, gigi yang blentang-blentong (separoh putih separoh kuning) dipelitur dengan pasta warna hijau, rasanya pedas seperti odol. Kabarnya ini bisa menghilangkan warna kuning. Masak? Nah, sikat pelitur otomatis digerakkan si petugas ke seluruh gigi dengan saksama. Haaaa.... saya merasa jadi buta ijo. Pantulan gigi saya di lampu operasi begitu hijau. Beberapa menit kemudian, disuruh berkumur.
Gel merk 'Elmex“' yang biasa saya berikan untuk anak-anak agar dipakai seminggu sekali, dioleskan. Huekkk. Nggak enak. Setelah 2 menit, baru boleh berkumur. Gel itu untuk menjaga kondisi email gigi. Kalau kuat, email akan melindungi dari bakteri sehingga tidak mudah ada plak. Gigi yang tidak bersih menjadi sarang bakteri dan berakibat buruk pada kesehatan tubuh, menyebar. Kata tukang gigi dan dokter Jerman, sih.