Mohon tunggu...
Gagan
Gagan Mohon Tunggu... -

Orang gila yang tak lupa kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nurul Arifin Dipusaran Mega Korupsi E-KTP

11 Maret 2017   17:44 Diperbarui: 11 Maret 2017   18:07 2374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar ; http://www.konfrontasi.com/sites/default/files/article/2016/09/nurul-arifin.jpg"][/caption]

Pengumuman nama sejumlah tokoh politik, pengusaha dan pimpinan BUMN terkait mega korupsi E-KTP telah menghentakkan publik. Namun dibalik itu ada cerita lain antara Nurul Arifin dengan Ahok sesama politis Golkar saat itu.

Pembicaraan Nurul Arifin dengan Ahok cukup menarik disimak. Pada saat itu Ahok masih dikomisi II dan Nurul mendapatkan pesan partainya untuk memindahkan Ahok dari komisi II. Ahok dianggap tidak kooperatif terhadap rencana proyek E-KTP yang sedang dibahas di DPR kala itu. (lihat)

Ahok yang dikenal sangat antikorupsi sejak masih di DPR-RI diperkirakan bisa menghambat rencana proyek triliunan rupiah itu.

Dibalik proyek itu kini terbukti dipengadilan adanya korupsi yang melibatkan sejumlah politisi di DPR, bukan hanya di komisi II namun juga diluar komisi tersebut. Ada sosok lain yang berperan "memperlancar" pembahasan yang berujung pada tindakan koruptif.

Melihat gelagat Nurul Arifin yang getol sebagai penyampai pesan partainya (Setya Novanto), maka patut diduga Nurul Arifin tahu rencana korupsi itu dan dia pun mendapatkan bagiannya.

Pihak kejaksaan atau KPK harusnya juga mendalami kronologi korupsi itu lewat peran Nurul Arifin. Bisa jadi dia menjadi saksi atau justru menikmati bagian hasil korupsi. Penjelasan dari Nurul Arifin bisa menambah panjang "cerita" korupsi E-KTP.

Semoga saja kasus ini bisa makin terang benderang. Para politisi yang namanya tersangkut tidak bisa lagi membela diri dengan mengatakan "saya tidak tersangkut korupsi E-KTP".

-----

Referensi ; 1, 2, 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun