Jakarta Selatan, Kamis –Sebagai salah satu Organisasi Kemasyarakatan yang keberadaannya mulai diperhitungkan, Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) menggelar Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, DKI Jakarta pada (26/2) lalu secara terbuka. Lebih dari 3.000 orang turut hadir pada perhelatan akbar yang berlangsung selama empat jam tersebut.
Dalam Pembukaan Rakernas tersebut, Ketua Umum DPP GAFATAR, bung Mahful M. Tumanurung, memberikan pidato untuk mengungkap agenda besar GAFATAR. Beliau membuka pidatonya dengan menyuarakan kegelisahan atas kondisi bangsa saat ini.
“Harus diakui, bahwa kondisi kehidupan bangsa hari ini merupakan buah dari segala ajaran dan pemahaman yang disemaikan pada kesadaran anak-anak bangsa yang telah terkontaminasi oleh virus-virus ajaran dan budaya impor (Barat, Timur, dan Timur Tengah) yang semuanya berdasar pada nilai-nilai materialisme dan pragmatisme, sehingga merusak kesadaran ideologi generasi bangsa ini,” imbuhnya.
Menurut Ketua Umum GAFATAR, semua bencana yang menimpa manusia, baik pribadi maupun bangsa adalah akibat darikesalahan manusia itu sendiri, dan juga ulah dari para penguasa bangsa. Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan, melainkan sudah tercermin dalam perilaku para petinggi negara.
“Kepentingan pribadi atau kelompokdiklaim atas nama kepentingan rakyat, bahkan atasnama suku atau agama. Karakterinilah yang kini mendominasi potret para pemangku amanat di bangsa ini. Potret generasibangsa yang durhaka kepada para leluhur dan sekaligus mengkhianati amanat Tuhan YangMaha Kuasa!” sesalnya.
Bung Mahful M. Tumanurung menyarankan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk berkomitmen mengakui otonomi spiritual darisetiap individu di bangsa ini. Dengan begitu, setiap warga dapat terbebas dari teror, paksaanatau kekerasan atas namaagama dan keyakinan.
Meski Nusantara tengah dalam kondisi terpuruk, pria bertubuh tinggi ini percaya bahwa bangsa ini dapat bangkit. Sebab seluruh hidup dan kehidupan ummatmanusia di muka bumi ini dikendalikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Kehidupanmanusia, baik secara pribadi maupun secara sosial (bangsa), sangat tergantung padaperedaran ruang dan waktu yang dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan hukum universaldi atas prinsip “pergantian dan pergiliran” antara hidup dan mati, kebangkitan dankehancuran, kejayaan dan kebangkrutan, atau dalam bahasa kitabiyah dikatakan, “antara berkat dan kutuk”. Demikianlah putaran cakra manggilingan yang sudah pasti terus berputar dan tak akan berubah atau berganti!” serunya dengan nada optimis.
Bung Mahful M. Tumanurung menyatakan, “Untuk itulah, GAFATAR sejak awalberketetapan hati hanya ingin menjadi kepanjangan tangan dari misi Tuhan Yang Maha Esa diNusantara, untuk mewujudkan cita kejayaan Nusantara sebagai Matahari Dunia; BangsaPercontohan di muka bumi, dan Pancasila sebagai asas Organisasi,”.
Masih dalam pidatonya, Ketua Umum GAFATAR pun menjabarkan eksistensi organisasi yang identik dengan warna jingga ini. Sejak awal berdirinya, tepatnya pada 14 Agustus 2011, GAFATAR telahmengajak bangsa ini untuk melakukan Gerakan Revolusi Mental Spiritual yang dibentukoleh ruh suci (ruhul qudus/firman) dari Tuhan Yang Maha Suci lagi Menghidupkan,sehingga akan “melahirkan” manusia-manusia baru atau contoh dengankarakter, akhlak, dan kepribadian yang baru sesuai dengan karakter Sang Penciptanya.
“Hal inikami lakukan semata sebagai wujud pengabdian tunggal kepada Tuhan YME. Hanyadengan mental spiritual dan daya pikir yang kuat serta fisik yang prima, kita akan mampubangkit untuk mewujudkan dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yangdiberkati, bangsa Nusantara yang damai sejahtera dan menjadi mercusuar dunia, MatahariDunia!” tepuk tangan para hadirin terdengar membahana seusai pernyataan dari Ketua Umum GAFATAR ini.
Dalam pidato Pembukaan Rakernas, Bung Mahful M. Tumanurung menjelaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya ingin mengajak seluruh elemen bangsa untukmembangun bangsa. Bukan dengan nilai-nilai dasar ideologi Barat atau ideologi Timuryang telah terbukti gagal, melainkan dengan konsep Jalan Kebenaran Tuhan YangMaha Esa, yakni konsep tentang Jalan Kebenaran sejati (shirath al-mustaqim) dalammembangun kehidupan yang damai dan sejahtera.
“Jalan tersebut adalah jalan hidup yangdilalui oleh para nabi dan rasul Tuhan; Jalan hidup yang telah terbukti membawa umatmanusia pada kedamaian dan kesejahteraan sejati.Itulah cara hidup Abraham/Ibrahimas., bapak para nabi, yang dalam bahasa kitabiyah disebut millah Abraham,” paparnya.
Namun demikian, GAFATAR bukan merupakan organisasi keagamaan, melainkan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial, budaya, dan ilmiah. Bung Mahful M. Tumanurung menjelaskan, “Membicarakan millah Abraham bukanlah bicara soal agama, tetapi bicara tentangsebuah sistem kepatuhan manusia kepada segala kehendak dan rencana Tuhan Yang Maha Esa.”
“Jalan Kebenaran sejati (shirath al-mutaqim), yakni Jalan hidup yang pernah dilalui olehorang-orang yang telah mendapat nikmat dari Tuhan, yakni jalan para juru bicara-Nya,para pembela Kebenaran sejati, para kesatria sejati, dan orang-orang shaleh; seperti jalanhidup dari generasi Abraham, baik dari garis keturunan Sarah (Bani Israel), keturunanHajar (Bani Ismail), maupun keturunan Ketura, istri ketiga Abraham.Untuk itu, dalam berjuang di Jalan Tuhan, maka semua pembawa misi risalah-Nyamemulai dan melaksanakan misinya dengan Atas Nama Tuhan Yang Maha Esa!”.
Sebagai organisasi yang telah berkomitmen berjalan pada Jalan Tuhan danberjuang membangun bangsa Nusantara ini dengan “Atas Nama Tuhan Yang Maha Esa”,GAFATAR bertekad untuk hidup berdasar pada kehendak dan rencana-Nya dengansegala tantangan dan risiko perjuangan yang akan dihadapi.
“Selanjutnya, kami mengajaksemua warga bangsa untuk bersama mengikuti Jalan Kebenaran tersebut. Sehinggadengan demikian, bangsa ini pasti akan menjadi bangsa yang dicintai dan diberkati oleh-Nya. Inilah dasar yang menjadi konsep perjuangan GAFATAR dalam membangunbangsa ini agar menjadi bangsa yang damai dan sejahtera, bangsa di atas segala bangsa!” tegas Ketua Umum GAFATAR lagi.
Menurut bung Mahful M. Tumanurung, agenda besar GAFATAR ini adalah berita gembira untuk bangsa ini yang hendaknya disyukuri. Sebab GAFATAR hadir untuk kembali membangun pribadi dan karakter bangsa yangsesuai dengan nilai-nilai Kebenaran Sejati.“Atas Nama Tuhan Yang Maha Esa”,GAFATAR akan terus berupaya sungguh-sungguh untuk menggapai visi dan misinya.
“Bukan karena ingin mendapatkan pujian dari manusia, mencari ketenaran, mencari kekayaan (harta), atau untuk kepentingan politik (kekuasaan; jabatan politik). Tegasnya,GAFATAR hanya menawarkan dan mengajak bangsa Nusantara ini untuk hidupberdasarkan ideologi Tuhan Yang Maha Esa sebagai fitrah sejati setiap insan. Inilahkonsep membangun bangsa yang kami tawarkan, tanpa paksaan sedikit pun,” tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H