aku merindu dalam bisu
aku merindu pada ranah bathin yang gelisah
ketika waktu mengantarku pada ketidak pastian hidup
aku bukan apa yang aku inginkan aku ada
hanya sebuah wacana kalau itu memang ada
pada garis waktu aku berjalan
saat kembali aku dapatkan kembali kisah
yang telah lama terpendam......jauh di kedalaman hati
kadang aku ragu mungkinkah ini akan terus abadi
aku ingin menikmati sisa hidupku dalam jiwa yang tak rapuh
karena aku sudah rapuh dan tak lagi kuasa melawan waktu
lantas kemana aku akan pergi
lantas dimana aku akan duduk menanti
pada putih hatimu aku ingin mendekat
saat waktu yang kumau tak jua datang
lantas aku akan kemana
ketika matahari telah condong ke barat
menandakan waktu kan berangkat malam
dan bisakah aku selalu ada dan ada
terus dan terus ada
saat waktu kan tak henti mengingatkanku
bahwa kau selalu ada.....setelah lama aku tak pernah tahu
dirimu...
maafkan aku telah membuatmu menangis....maafkan aku
cinta di kanal kebencian
dan air itu mengalir
menyusuri sempit kanal benci yang baru saja selesai terbangun
kekar beton itu bercumbu dengan cinta yang dingin
tenang merembesi tiap inchi dindingnya
bukan Göta1 tapi panjang benci itu
menyatu dengan waktu
dan air itu mengalir
mengikuti denyut nadi kegetairan, kekecewaan, keputusasaan
menyeretnya pada kebukan apa – apaan juga ketidakadaan waktu
namun tak hampa
terdengar gemericiknya
cinta di kanal kebencian itu
mengantar kapal – kapal jauh entah kemana
mungkin ke Cartago2
dan darinya kau titipkan
muatan kecewamu di Ålborg3
pada musim semi pertama
dingin kanal itu menghangat
oleh air yang terus mengalir
entah sampai kapan
1. The Göta Canal (Swedia), dibangun antara tahun 1800 sampai 1832. Menghubungkan danau Vänern dan Stockholm.
2. Kota di Kosta Rika
3.Kota di Denmark.
dua belas jam di London
Marble Arch, pukul enam pagi
tolong katakan berapa lama lagi
bisa kudengar desah nafasmu
tolong katakan berapa lama lagi
aku bisa mengelus bulu dadamu
tolong katakan
sampai kapan aku menunggumu
ingin aku katakan pada Nash4
kenapa ia mendirikan ini bukan untuk aku
kenapa untuk Buckingham
Westminster Abbey, pukul sembilan pagi
bangunan Gothic itu
mengingatkan pada Perancis
dan tentu sebotol anggur Bordeaux yang kau bawa
dengan gairah dari tepian sungai Garonne
uap keringat menusuk hidung
saat kau pagut bibirkudengan bau khas Château Mouton – Rothschild
dimusim panas lalu
tanpa sepatah katapun kau bicara
namun kehangatan bibirmu
menceritakan banyak hal
tentang Biscay, Gironde dan tentu Place des Quinconces
yang kau ceritakan berkali – kali
apa yang ingin kau katakan lagi saat lusa kau harus
berkata, “good bye honey”
Green Park, pukul dua belas siang
di Picadilly aku berdiri
menatap bayang yang baru saja selesai kau pahat
dalam ingatanku
lewat hangat bibirmu
Green Park tak lagi sunyi
dan tarikan nafasmu lembut mengantarku
merangkai hasrat
entahlah
aku menanti lagi daffodil itu
aku dan hasrat itu membuncah
menulis sebuah kisah
Tate Gallery, pukul enam sore
tentu kau ingat saat kau telusuri Thames
dalam perjalanan kasihku
dan musim semi baru saja tiba
ketika setangkai kuning daffodil kau petik
dan kau yakinkan itu
bahwa perjalanan ini, katamu
bagi sebuah peradaban
4.John Nash, Aristek Marble Arch
tuliskan aku lagu cinta
suatu pagi aku di Lawrenceville5
menunggumu
di depan pintu rumah Kleber6
“buatkan aku lagu cinta”, hibaku
“persetan!”
suatu siang aku di Lawrenceville
menunggumu didepan pintu rumah Kleber
“tuliskan aku lirik cinta”, pintaku
“shit!”
suatu sore aku di Lawrenceville
menunggumu
di depan pintu rumah Kleber
dengan sepotong rindu
“ciptakan aku tembang cinta”
“tolol”
suatu malam aku di Lawrenceville
menunggumu
di depan pintu rumah Kleber
menantang waktu
melawan dingin
menyingkap sepi
tak pernah kulihat dirimu
Foster turun menemuiku,
“ini laguku yang yang ke-286, untukmu”
“apa yang akan kau katakan padaku Foster?”
“you are a fucking dreamer”
5. Penssylvania, Amerika Serikat.
6. Henry Kleber, mentor Stephen Collins Foster (1826-1864).
sebuah surat (sejarah cinta)
ingin kutulis sebuah surat
dalam ruang batinmu
sebuah pesan
yang baru saja kudapat dari Marsilio Ficino7
tentang keabadian jiwa
mungkin kau tertawa
ketika kuceritakan sepenggal cinta dari Venus
yang tergopoh berlari dari negeri nan jauh
ingin kutulis sebuah puisi
tapi hanya Muktaka8yang aku bisa
itu pun hanya kutipan Amarusataka9
aku bukan Kalisada10yang pandai bermain dengan syair cinta
aku bukan Gibran yang mampu menghuni jiwamu,
aku hanya ingin seperti Tognazzi11 yang mampu
katakan “c'eravamo tanto amati”12
ingin kutulis sebuah surat,
tentang sejarah cinta yang tak pernah usang
tentang sunyi yang terus mengigit
tapi aku tak mampu
hanya lirik Nat King Cole yang aku bisa
dan sekedar berucap lirih,
“Love Is a Many – Splendored Thing”
aku mencoba terus mengingat William Holden dan Jennifer Jones13
ingin kutulis sejarah cinta, tentang love me tender
yang menyisakan sesak bagi Elvis Presley
di ruangmu ingin kupenuhi dengan sebait saja puisi indah,
tentang sejarah cinta,
dari Electra14 sampai Die Fledermaus-nya Johan Strauss
ingin kutulis detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun perjalanan
bahwa cinta itu membuntutimu
bagai bayang yang menemani
membiarkan setiap insan menikmatinya
bagiku, bagimu dan bagi kita
hingga sejarah cinta akan segera dimulai
dalam kesunyian dan kehampaan nan abadi
7. Filsof Italia (1433-1499), penulis Theologia Platonica(1482)
8. Puisi pendek (India) (empat baris tiap baitnya)
9. The Century of Love
10.Penulis Shakuntala (drama liris tentang cinta seorang raja dengan gadis dari desa yang hidup di pinggir hutan)
11. Ugo Tognazzi (1922-1990), aktor Italia
12. We All Loved Each Other So Much
13. Pemeran film Love is a many-splendored thing(1955)
14. Drama karya Sophocles
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H