Seperti yang kita ketahui,Waktu yang Nabi butuhkan untuk berdakwah sekitar 23 tahun. 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Dan Ayat yang turun untuk menyeru masyarakat Mekah "Yaa Ayyuhan Naas" atau seruan untuk manusia secara umum. Sementara di Madinah "Yaa Ayyuhal Ladzina Aamanuu" atau seruan untuk orang beriman secara umum. Tentu ini bagian dari kiat atau taktik dakwah Nabi berdasarkan pedoman al-Qur'an.
Pesan dakwah yang dominan adalah soal akidah atau tauhid. Nabi pertama-tama mengajak masyarakat Mekah untuk keluar dari sistem ketuhanan  politeisme dan paganisme Abab kepada mengesakan Allah. Tentu ini kiat sukses yang jitu. Sebab ibarat bangunan, akidah adalah fondasi. Syariah seperti dinding dan akhlak laksana genteng.
Berbeda dengan di Madinah. Pada era ini, pesan dakwah yang terapkan menyangkut akidah, syariah dan akhlak mengingat fondasi  keimanan masyarakat Madinah sudah kuat.
Menurut catatan sejarah perintah ibadah puasa dan zakat turun pada tahun kedua hijriyah. Sementara umat Islam pertama kali berhaji pada tahun kesembilan hijriyah. Hanya perintah shalat yang turun pada  tahun kesepuluh kenabian di Mekah  atau  sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Semua perintah syariah ini adalah kiat atau taktik dakwah Nabi yang built up dari Allah.
Kiat dakwah Nabi dapat dilihat juga dari tahapan dakwah yang dilaksanakan. Pada awalnya Nabi berdakwah secara sembunyi-sembunyi di Mekah hinga akhirnya Allah perintakan berdakwah dengan terang-terangan. Lagi-lagi  kiat dakwah ini taken for granted dari langit
Setelah Nabi hijrah ke Madinah, kiat dakwah berbeda lagi. Di Madinah yang pertama kali Nabi lakukan adalah membangun masjid. Masjid yang pertama kali dibangun adalah Masjid Quba pada tahun pertama hijriyah atau 622 Masehi. Setelah membangun masjid, taktik atau siasat dakwah Nabi selanjutnya adalah perjanjian dengan orang Yahudi yang lebih dulu menghuni Madinah ketimbang Nabi.
Setelah melaksanakan kedua taktik itu, barulah Nabi mempersatukan dua komunitas mitra dakwah Nabi, yakni kaum Muhajirin dan Anshar. Kedua entitas ini bersatu dan bahu-membahu mendukung dakwah Nabi. Taktik terakhir yang  Nabi lakukan adalah membangun pasar. Taktik Nabi lakukan agar ekonomi berjalan dengan baik. Apalagi masyakat Mekah dikenal pandai berdagang karena Mekah dikenal sebagai kota merkantilis.
Berbeda dengan kaum Muhajirin asal Mekah yang pandai berdagang, kaum Anshar di Madinah terkenal pandai bercocok tanam. Madinah dikenal sebagai kota agraris. Berikutnya kedua entitas ini saling tukar-menukar keahlian. Inilah salah satu faktor yang membuat dakwah Nabi berkembang pesan di Madinah, yakni faktor ekonomi.
Secara praksis, kiat Nabi dalam menyampaikan dakwah dapat dipelajari dari kitab-kitab hadits dan buku sejarah perjuangan Nabi. Kiat dakwah Nabi tercermin dari sifat Nabi yang empat, yakni sidik, amanah, fathonah, dan tablig.
Berdasar sifat Nabi itu, kiat dakwah Nabi yang terkenal adalah Nabi berdakwah dengan penuh  kejujuran atau sidik. Agar Nabi dipercaya, Nabi menjaga amanah Allah  itu dengan sungguh-sungguh, bahkan Nabi berdakwah dari kaya hingga miskin. Berikutnya Nabi melakukan dakwah dengan cara tabligh, yakni berusaha memberi pemahaman kepada umat mengenai akidah dan syariah Islam. Untuk bisa mencerdaskan masyarakat, kiat dakwah Nabi dilangsungkan secara cerdas. Apalagi memang sifat Nabi itu fathonah atau cerdas.
Dilihat dari proses terciptanya kiat dakwah Nabi yang dapat disimpulkan ada dua. Pertama, taken for granted dari langit atau built up berdasar titah Allah melalui ayat al-Qur'an. Kedua, berdasar inisiatif Nabi yang tetap di bawah bimbingan wahyu.