Mohon tunggu...
Gadis Syahla maharani
Gadis Syahla maharani Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswi

Gadis syahla maharani merupakan mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak terpuji seorang Dai

27 Mei 2024   16:44 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:44 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh Gadis syahla dan Syamsul Yakin
Mahasiswi dan Dosen UIN Syarif Hidauatullah Jakarta

Akhlak merupakan respons spontan dan seseorang. Akhlak seorang dai adalah respons spontan seorang dai terhadap mad'u. Namun, pada kenyataannya perilaku Mad'u tentu beragam. Ada yang menyenangkan. Ada yang  asyik dengan dirinya. Ada juga yang menguji batin seorang dai.

Namun kita harus meyakini bahwa seorang dai bisa menjadi lemah lembut saat berhadapan dengan mad'u, walaupun seperti apapun kondisinya. Allah berfirman, "Maka berkata rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut kepada mereka" (QS. Ali Imran/3: 159)


Dalam sejarah dakwah, ayat ini adalah jaminan Allah kepada Nabi bahwa seperti apapun respons mad'u kepada Nabi saat beliau berdakwah, maka Allah akan selalu melembutkan hati beliau. Tentu hal ini juga berlaku bagi para dai saat  ini.

Faktanya, sejarah mencatat bahwa Nabi memperlakukan orang kafir Mekah dengan lunak. Nabi melihat mad'u sebagai objek dakwah dan saudara sesama manusia yang harus dikembalilan kepada jalan kebenaran. Oleh karena itu, pelanggaran seberat apapun yang mereka lakukan, Nabi tetap bersikap.lemah lembut. Bahkan saat mereka melakukan upaya boikot.

Seperti yang kita ketahui, Di Mekah Nabi diboikot secara ekonomi. Mereka mengumumkan apa saja yang Nabi beli agar tidak dijual dan apa saja yang Nabi jual agar tidak dibeli. Padahal ciri khas mata pencaharian masyarakat adalah berdagang, dan Mekah adalah kota merkantilis.

Sebagai seorang dai, Nabi merespons kondisi tersebut dengan akhlak yang mulia. Allah berpesan, "Dan sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Sampai di sini kita dapat menyimpulkan, ada dua akhlak seorang dai berdasarkan petunjuk  al-Qur'an, yakni lemah lembut dan pemaaf. Tentang pemaaf, Allah telah menjanjikan,  "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim" (QS. al-Syura/42: 40).

Akhlak berikutnya yang harus dimiliki oleh dai adalah memintakan ampunan bagi mad'u yang terlanjur berat berdosa kepada Allah. Hal itu tertuang dalam potongan ayat, "Mohonkalha ampunan bagi mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Saat berdakwah di masyarakat Thaif Nabi diperlakukan secara zalim oleh kaum kafir pada masa itu. Maka dari itu melihat hal itu malaikat berkata, "Hai Muhammad, jika kamu mau, aku bisa menimpakan al-Akhsyabain (dua gunung besar yang ada di kiri dan Masjidil Haram).  Rasulullah menjawab, "Tidak, namun aku berharap supaya Allah melahirkan dari anak keturunan mereka ada orang-orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun" (HR. Bukhari).

Akhlak seorang dai selanjutnya adalah mau bermusyawarah bersama mad'u. Allah mengajarkan, "Dan bermusywarahlah dengan  mereka  dalam urusan itu" (QS. Ali Imran/3: 159).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun