Mohon tunggu...
Si Pena Idealis
Si Pena Idealis Mohon Tunggu... -

Write is My Life

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mahasiswa, Menulis dan Plagiarisme

16 Maret 2014   05:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:53 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dimuat di Rimanews (Tue, 12/11/2013 - 22:42 WIB)

Berbicara tentang menulis, tentu tidak lepas dari mahasiswa dan perkuliahannya. Proses belajar mengajar dalam perkuliahan tentu berbeda dengan sekolah-sekolah sebelumnya. Setiap mahasiswa tentu diwajibkan untuk membuat makalah oleh dosen dalam proses perkuliahan, dan selanjutnya makalah tersebut dipresentasikan di kelas. Jadi, secara tidak langsung kita dituntut untuk mahir dalam menulis.

Seorang mahasiswa dituntut untuk tidak hanya pandai menulis saja, namun juga harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan dan memberikan gagasan gagasannya yang berkualitas, serta memberikan solusi dalam bentuk pesan maupun informasi yang membangun dan bermanfaat untuk orang lain. Misalnya saja dalam pembuatan artikel atau makalah.

Seperti yang kita ketahui pula, makalah dan artikel banyak mengandung gagasan, baik dari referansi buku maupun gagasan penulis sendiri. Dan pastinya makalah tersebut akan dibaca orang lain termasuk dosen yang akan menilai makalah atau artikel tersebut, karena seorang dosen akan mengkomparatifkan hasil gagasan gagasan antara mahasiswa satu dengan mahasiswa lain. Dari situ dosen akan mengetahui mana tulisan yang berkualitas dan mana yang tulisan yang biasa-biasa saja.

Perkembangan zaman yang semakin pesat, serta teknologi yang semakin canggih ternyata berdampak negatif pada kehidupan belajar mahasiswa. Sebenarnya, adanya alat penunjang yang modern saat ini seperti laptop maupun  netbook, sangat bermanfaat apabila digunakan untuk melatih menulis. Namun, yang terjadi justru malah membuat mereka lebih suka “menghemat fikiran” dengan cara yang lebih praktis yaitu copy paste tulisan-tulisan yang ada di internet untuk memenuhi tugas-tugas perkuliahan yang ada di kampus.

Dengan seperti itu mahasiswa akan mendapatkan hasil yang instant tanpa harus berlama-lama berfikir, budaya copy paste ini semakin hari semakin mengalami peningkatan di ranah kemahasiswaan, padahal menulis adalah hal yang wajib bagi mereka, namun mereka malah mengesampingkan menulis dan lebih memilih copy paste karena mereka menganggap dengan cara itu akan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada harus menulis dengan daya fikirnya sendiri, kalimat yang menyatakan  “menyerah sebelum perang” ini mulai bermunculan di kalangan mahasiswa yang mempunyai sifat pesimisme. Nampak tidak adanya keinginan untuk maju dalam menulis pada mahasiswa, mereka tunduk patuh dan di manjakan pada sosial media yang ada di internet. Aplikasi Chatting yang mulai menjamur dikalangan generasi masa kini membuat mereka semakin bermalas-malasan untuk menulis menyampaikan opini pada sebuah tulisan.

Budaya malas menulis ini timbul ketika mereka sedang dihadapkan pada akun sosial media, mereka dimanjakan dengan teknologi-teknologi mutakhir yang membuat mereka betah dan berlama-lama didepan internet dalam bentuk media sosial seperti facebook, twitter ataupun sosial media lainnya, mereka lebih suka menulis singkat yang menggambarkan isi hati dan fikiran mereka, tak jarang mereka lebih suka menulis pada akun sosial media dibanding menulis dalam bentuk opini ataupun tulisan yang sekiranya dapat dibaca dalam pemikiran-pemikiran intelektual, sering kali mereka mengungkapakan gagasan ataupun ide-ide yang seharusnya tak diungkapkan, sebagai contoh saat mereka sedang mengalami kegelisahan mereka cenderung menuliskan ide ide mereka dalam bentuk status ataupun kicauan-kicauan yang ada di media sosial.

Bukan mahasiswa kalau ia tidak menyukai menulis, karena mahasiswa identik dengan penyalur penyampaian aspirasi baik melalui lisan maupun tulisan. Kaum yang dianggap intelektual ini harus pandai dalam menulis dan menyampaikan fikiran-fikiran intelektualnya. Berbeda halnya ketika seorang mahasiswa dikampus saat dalam menyampaikan presentasi dalam bentuk tulisan, jika kita tidak pandai menulis maka dalam penyampaian presentasi akan ada kesulitan dalam merangkai kalimat. Karena dalam keseharian di kampus seringkali seorang mahasiswa mendapat tugas untuk presentasi makalah hasil tulisan mahasiswa itu sendiri.

Mahasiswa tidak lekang dari yang namanya tulis menulis, dari menulis itu kita harus mempunyai referensi-referensi lain, untuk menjadi bahan tulisan kita nanti. Agar tulisan kita mengandung substansi-substansi yang berbobot. Karena seorang mahasiswa tidak hanya sekedar menulis-menulis saja, ia juga harus memperhatikan pokok isi yang akan disampaikan. Secara tidak langsung kaum penerus bangsa ini harus pandai pandai dalam berfikir guna menyampaikan sesuatu hal yang sangat penting bagi diri sendiri dan orang lain. Sayangnya tidak semua mahasiswa mempunyai jiwa yang benar-benar intelektual, yang memikirkan pentingnya menulis bagi kalangan mahasiswa.

Menghadapi masalah yang seperti ini gampang-gampang susah untuk diatasinya, karena tidak semua mahasiswa mempunyai karakter idealis dan sadar akan pentingnya budaya menulis ini. Kesadaran tulis menulis ini harus segera diatasi agar para generasi selanjutnya tidak terkontaminasi dengan penyakit turunan para seniornya. Harus adanya peningkatan budaya tulis menulis di ranah perkuliahan, agar mahasiswa yang kurang menyukai bidang menulis menjadi sadar bahwa menulis itu sangat penting bagi mahasiswa, tentunya juga harus adanya penyuluhan-penyuluhan di kampus guna meningkatkan minat tulis-menulis. Lingkungan kampus juga harus mendukung tujuan yang mulia ini, dengan cara memajukan UKM kejurnalistikan, supaya para mahasiswa lebih tertarik untuk mengikuti UKM tersebut dan dapat menghindari budaya copy paste di ranah kemahasiswaan. Wallahu a’lamu al-bisshawabi.

Nur Diyahfitriani-Peneliti di Lembaga Studi Agama dan Nasinalisme (LeSAN) dan Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo Semarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun