Oleh : Tubagus Rangga Efarasti & Gadis Kupu-Kupu
No Peserta : 173
Ibu..
Kau bidadari dalam setiap kisahku
Menguatkan dan membingkaiku dalam sentuhan tulus
Segala lelahmu luruh bersama waktu
Bersama kasihmu yang takkan pernah habis
.
Lelap tidurmu
Berbalut selimut tipis
Saat waktumu meniada laju
Keriput penanda usiamu kian jelas terlukis
.
Ibu..
Kau jiwa penyejuk kalbu
Memberi segalanya tanpa harap berbalas
Mengajarkanku akan sebuah rindu
Rindu pada hangat dan teduh kasih sayang tanpa batas
.
Kau anggun dalam pesonamu
Hingga jiwa tak lagi mengikat ragamu
Potretmu akan selalu terukir jelas
Dalam sanubariku
Dalam setiap hembusan nafasku
Ibu...
.
.
.
ibu, seperti juga malam ini
aku kembali seperti pecundang
itu yang mereka pikir tentangku,
tentang cintaku yang kuno,
tentang alat perasaku yang purba,
tentang rinduku yang memfosil
.
itulah yang mereka pikir dan aku punah, hampir
nyaris terpojok dan teronggok
tapi ibu, tak ada sedikit pun terbesit dalam pikirmu
tentang semua itu
karena cintamu aku bertahan
karena perasamu aku sanggup memandang
karena rindumu aku punya sandaran
karena belaian kasih sayang, aku tenang
berani mengatakan sampai oksigenku habis:
.
“aku sayang ibu, takkan menyerah hingga habis batas waktu.”
sungguh, cintamu takkan binasa
meski terlewati sekian masa
meski takkan mampu aku membalasnya
terimakasih ibu...
.
.
.
Serang, Banten – Pekan baru, Riau, 27-29 Oktober 2011
.
.
.
*) Keterangan:
- Kiri : Gadis Kupu Kupu
- Kanan : Tubagus Rangga Efarasti
.
.
***
Untuk melihat Postingan FPK yang lainnya silahkan klik disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H