Mohon tunggu...
Gadis Cahya Ramadani
Gadis Cahya Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Farmasi

Sedang menempuh pendidikan di bidang farmasi, yang bertujuan untuk mempelajari segala aspek tentang obat-obatan, kesehatan, dan pelayanan farmasi.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Bela Negara: Tanggung Jawab dan Peran Strategis Mahasiswa dalam Menjaga Kedaulatan Bangsa

17 Desember 2024   23:25 Diperbarui: 17 Desember 2024   23:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Upaya bela negara adalah salah satu jenis pertahanan yang perlu disesuaikan dengan keadaan saat ini dan yang akan datang. Bentuk bela Negara yang sesuai untuk sekarang adalah bela Negara secara non fisik; dengan kesadaran dan pengawasan tersebut, maka konsep dan praktik bela negara menjadi suatu keharusan untuk menjaga keberlangsungan kemerdekaan negara Indonesia. Penempatan bela negara sebagai hak dan kewajiban sangat tepat dan kuat, sehingga bela negara tidak selalu mengandaikan, mengharuskan, atau mengkondisikan pihak lain karena merupakan sebuah kewajiban. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk mendeklarasikan negaranya setiap saat dan dalam bentuk apapun.

Untuk melakukan bela negara, seseorang harus memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan bela negara. Kemampuan ini dapat diperoleh melalui pendidikan bela negara, baik formal maupun non-formal. Pendidikan Kewarganegaraan diberikan di sekolah dari jenjang dasar hingga menengah dan perguruan tinggi. untuk pendidikan non-formal yang ditawarkan oleh masyarakat, institusi, orsospol, dan ormas. Namun, pendidikan nonformal dilakukan di tingkat keluarga melalui contoh yang diberikan orang tua dalam kehidupan rumah tangga mereka. Bela negara dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, baik di rumah, di komunitas, di kantor, di sekolah, di tempat ibadah, di pasar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Aktivitas bela negara, dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi, bersikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dengan keras memerangi musuh yang mengancam kemerdekaan dan kedaulatan negara dan Indonesia.

Sentralisasi yang buruk dalam pembangunan Indonesia di era Orde Baru menyebabkan perbedaan di bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pembangunan wilayah di timur, tengah, dan barat. Ketidaksamaan ini, antara lain, menyebabkan rasa solidaritas dan kebersamaan hilang. Ini terjadi karena nasib manusia tidak sama; kelompok yang satu melakukan pengorbanan, sedangkan kelompok yang lain menikmati pengorbanan yang dilakukan kelompok lain, sehingga menimbulkan rasa ketidakadilan di bagian antar bangsa. Jumlah besar pembuangan sampah sembarangan menunjukkan bahwa orang tidak peduli dengan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Penistaan agama menunjukkan rasa hormat dan toleransi yang rendah terhadap perbedaan agama. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat tentang bela negara masih kurang.

Upaya untuk menanggulangi tersebut harus bisa menumbuhkan kepercayaan pada komponen bangsa bahwa pembangunan ke depan dijamin tidak akan menimbulkan kesenjangan baik antar sektor maupun antar wilayah, tidak mudah memang tetapi harus dimulai. Melalui kepemimpinan yang bisa dipercaya membangun visi dan misi yang sama, yang dijabarkan dalam program yang berkelanjutan dan berkeadilan. Upaya untuk mengatasi masalah ini harus menumbuhkan kepercayaan rakyat bahwa pembangunan ke depan tidak akan menimbulkan perbedaan sektoral atau wilayah. Ini mungkin sulit, tetapi harus dimulai. Kepemimpinan yang dapat diandalkan memastikan bahwa visi dan misi yang sama dibangun untuk program yang berkelanjutan dan adil.

Mahasiswa memiliki tanggung jawab sebagai anggota masyarakat Indonesia untuk melindungi dan mempertahankan negara. Sangat penting bagi mahasiswa untuk dibekali dengan berbagai keterampilan dan pemahaman tentang bela negara karena mereka berperan penting sebagai agen perubahan dalam menumbuhkan sikap bela negara di kalangan masyarakat. Kegiatan bela negara sangat penting bagi mahasiswa karena menanamkan nasionalisme, cinta tanah air, dan nilai Pancasila dalam diri mereka. Hal ini penting untuk membangun karakter yang tangguh, jujur, dan bermoral, yang merupakan modal utama dalam membangun bangsa.  Seorang mahasiswa harus menyadari bahwa bela negara dapat diwujudkan dengan berfokus pada kemampuan dan profesi masing-masing, tentu saja dengan mengedepankan sistem manajemen, kesadaran dan etika, kepatuhan hukum, dan kepekaan sosial dan budaya. Sebagai bentuk bela negara yang paling berdampak pada masa yang akan datang, kemampuan mahasiswa sangat bergantung pada bagaimana mereka bertindak dalam mewujudkannya. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa pada tahap awal untuk memahami peran bela negara dan untuk menumbuhkan rasa integritas dan patriotisme terhadap bangsa dan negara mereka.

Sebagai universitas Islam yang mengusung visi World Class Islamic University, UNISSULA memiliki tanggung jawab moral untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya membela negara, baik dalam aspek ideologi, moral, maupun tindakan nyata. Bela negara di sini tidak melulu dalam bentuk angkat senjata, tetapi juga melalui kontribusi nyata dalam membangun bangsa sesuai dengan prinsip Islam rahmatan lil 'alamin. UNISSULA mendidik mahasiswanya dengan menanamkan nilai-nilai keislaman yang kuat. Pendidikan ini dapat menjadi fondasi untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia, memiliki cinta tanah air, dan menjunjung tinggi semangat persatuan. Bela negara di sini tercermin dalam upaya menjaga harmoni sosial dan melawan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Sebagai institusi pendidikan, UNISSULA memiliki peran strategis dalam mencetak tenaga profesional di berbagai bidang. Mahasiswa dapat membela negara dengan cara mengembangkan keahlian mereka untuk kemajuan bangsa, baik di bidang kesehatan, hukum, teknik, maupun ekonomi. Inovasi berbasis riset yang sesuai dengan syariat Islam juga menjadi bentuk bela negara yang relevan di era globalisasi. Dalam program pengabdian masyarakat, mahasiswa UNISSULA sering kali turun langsung membantu masyarakat, baik melalui dakwah, pelayanan kesehatan, maupun pendidikan. Hal ini mencerminkan bela negara dengan cara memperkuat kesejahteraan masyarakat dan menjalin solidaritas yang kokoh antarwarga negara. Sebagai universitas yang bernafaskan Islam, UNISSULA dapat menjadikan nilai-nilai Aswaja (Ahlussunnah wal Jama'ah) sebagai pedoman dalam mengimplementasikan bela negara. Nilai moderasi, toleransi, dan cinta damai yang diajarkan Islam sangat relevan untuk menjaga stabilitas negara dan membangun harmoni di tengah masyarakat yang majemuk. Melalui program pengembangan kewirausahaan, UNISSULA membekali mahasiswa dengan keterampilan untuk mandiri secara ekonomi. Jiwa wirausaha ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan ekonomi bangsa, yang juga menjadi bagian dari bela negara. Mahasiswa di UNISSULA diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan yang tidak hanya memahami konsep bela negara tetapi juga menerapkannya dalam tindakan nyata, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luas. Hal ini mencerminkan semangat generasi khaira ummah yang diusung oleh universitas. Dengan perpaduan antara pendidikan agama dan ilmu pengetahuan, mahasiswa UNISSULA diharapkan mampu menjadi duta bela negara yang mengedepankan semangat nasionalisme berdasarkan nilai-nilai Islam. Kontribusi ini akan menjadi wujud nyata bagaimana UNISSULA turut serta membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur.

Bela negara merupakan tanggung jawab setiap warga negara Indonesia, termasuk mahasiswa yang memiliki peran strategis sebagai generasi penerus bangsa. Sebagai bagian dari masyarakat intelektual, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami pentingnya bela negara, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bela negara tidak semata-mata berbentuk angkat senjata, tetapi juga meliputi penguatan nilai-nilai cinta tanah air, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan negara di berbagai bidang, seperti pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya. Melalui peranannya, mahasiswa dapat menjadi motor penggerak perubahan positif dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, mahasiswa juga diharapkan mampu meningkatkan kompetensi diri, bersikap kritis, kreatif, dan inovatif, serta berpartisipasi dalam menjaga stabilitas nasional. Dengan demikian, bela negara bagi mahasiswa bukan hanya menjadi kewajiban, tetapi juga wujud nyata kontribusi mereka dalam membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun