Mohon tunggu...
Deanisa Oranye
Deanisa Oranye Mohon Tunggu... -

Hanya Gadis Oranye

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suatu Ketika di Kala Senja

21 Januari 2012   16:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:36 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="360" caption="image from google"][/caption] masih terekam jelas dalam ingatanku. suatu ketika di sore itu, di bawah lindungan lembayung senja. kugenggam erat tanganmu seakan tidak ingin kulepaskan. berharap engkau selalu ada di sini. di sisiku. selalu di sini... masih terekam jelas dalam ingatanku. suatu ketika di malam itu. saat kuhabiskan waktuku bersamamu. menemani tidurmu malam itu. menjagamu dari gelapnya malam. menghangatkan malam dinginmu. kau genggam tanganku erat, dan kau ucap jangan pergi...temani aku sebentar lagi... ah, betapa merdu suara itu di telingaku...masih teringat jelas dalam ingatanku...tiada akan pernah kulupa. ingin rasanya aku selalu ada di sampingmu. menjagamu. menggenggam erat tanganmu. menemanimu selalu melewati hari-harimu. mewarnai senja. dan melewati dinginnya malam. tapi semua tlah berlalu. kemesraan itu serasa hilang. seperti lembayung jingga yang hilang ditelan gelapnya malam. berganti menjadi gulita dingin nan mencekam. sepi. ah, aku benci ini...bukan ini yang seharusnya terjadi. bukan ini... kutengadahkan kepalaku menghadap langit senja sore itu. menghirup aroma senja yang berbeda tanpa dirimu. aroma sepi yang kurasa tanpamu. aroma kehilangan yang kuhirup karena jauh darimu. ah, aku benci ini...bukan ini yang seharusnya terjadi. bukan ini... aku larut dalam lantunan lagu sendu yang dilantunkan oleh sang angin. diiringi perkusi dedaunan dan paduan suara dari jangkrik serta burung gagak yang menggema di angkasa. seakan semua mengerti kondisi sepi ku. seakan semua mencoba menghiburku. ah, aku benci ini...bukan ini yang seharusnya terjadi. bukan ini... aku merindukanmu yang dulu...wahai senjaku...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun