Mohon tunggu...
bandong gawaii
bandong gawaii Mohon Tunggu... -

mencari sesuatu yg sulit di dapati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Sang Pagi dan Sang Sore Menuntut Keadilan

30 September 2010   06:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:50 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

suatu ketika di siang bolong,dan panas menyegat hingga membuat kepala botak mengkilat. terjadilah pertemuan yang tidak biasa,pertemuan yang tidak pernah terjadi dan tidak pernah di rencanakan.entah angin apa juga yang menggiring mereka pada sebuah pertemuan,tdak di ketahui dengan jelas entah di bumi di laut atau di kayangan yang pasti di sebuah perempatan, diantara empat jalan yang menyilang.yah mereka saling curhat dan ingin menuntut keadilan kurang lebih curhat mereka seperti ini

sang pagi :

sore, pokoknya aku mau menuntut keadilan, karena datangku banyak manusia mengeluh,waktu yang sedikit ini seakan mengganggu manusia sekali lihatlah pada sang siang dan sang malam mereka mempunyai waktu yang panjang,sedang aku,gara gara pagi mimpi indahku harus berakhir,gara gara pagi aku harus mulai bekerja ,gara gara pagi tidurku harus terganggu itulah kata kata manusia membuktikaan bahwa mereka benci padaku,padahal untuk aku ada, harus menanti sang siang berlalu dan sang malam menghilang tapi nyatanya aku hanya pengganggu.

sang sore :

pagi,kenapa kamu bicara begitu,tidak semua benci padamu lihatlah ketika kau datang kau di sambut hangat oleh sang mentari bahkan burung burung bernyanyi riang untuk menyambutmu,apakah kau tak sadar itu banyak juga manusia yang memujimu seperti indah sekali pagi ini,dan tidak sedikit juga yang menghirup sejuknya pagimu.tapi aku tak seberuntung kau pagi,lihatlah,ketika aku datang mentari mulai meninggalkanku,burung burung tak ada yang bernyanyi untukku,bahkan aku mulai di selimuti gelap,kadang sang cakrawala menemaniku tapi tak setiap hari,sang sore menunduk lesu

sang pagi :

sore menurutku tidak begitu,ketika kau datang memang matahari meninggalkanmu,burungpun tak ada yang bernyanyi untukmu tapi apa kau tak liat sang bulan dan sang bintang dengan keindahannya menemanimu sampai aku datang,kau juga di suguhi musik klasik oleh jangkri jangkrik dan lebih penting lagi kau selalu di tunggu oleh manusia karena kau datang maka mereka berhenti kerja pulang kerumah dan istirahat,kau juga di hargai ketika kau datang mentari meninggalkanmu maka manusia memberimu terang dengan menyalakan lampu lampu.

sang sore :

sang pagi harusnya kau bisa bedakan antara aku dan malam,bintang dan bulan adalah milik malam

pokonya aku harus menuntut keadilan kata sang pagi,kenapa kok kita jadi ribut lahan parkir yah,bersyukur ajalah pagi, pikir dulu deh kalau kita menuntut keadilan, entar malah ada yang marah,lalu kita di pecat tak dapat lahan parkir,maka tak ada cerita tentang kita,ingat itu

sang sore berlalu pergi,pertemuaan pertama dan terakhir antara sang pagi dan sang sore

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun