Mohon tunggu...
Gadis Anggraini Safitri
Gadis Anggraini Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Saya Gadis Anggraini Safitri Mahasiswa jenjang S1 Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan di Universits Jambi. Hobi saya membaca webtoon, manga, dan menonton anime, saya menyukai makanan manis dan asin. Saya juga menyukai traveling, healing2 terutama ke pantai dan menikmati sunset.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Merespon Tantangan Pemahaman dan Pemberdayaan Politik

5 Mei 2024   21:45 Diperbarui: 5 Mei 2024   21:50 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam era modern yang kompleks, tantangan pemahaman dan pemberdayaan politik memerlukan upaya kolaboratif dari masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam bidang politik. Pemahaman yang baik tentang sistem politik dan partisipasi aktif dalam proses politik sangat penting untuk memperkuat demokrasi dan memastikan keberlanjutan pembangunan yang inklusif.

Indonesia sebagai negara demokratis yang dinamis memiliki sejarah panjang dalam perjuangan politik dan sosial. Salah satu tokoh yang menginspirasi dalam merespons tantangan pemahaman dan pemberdayaan politik adalah Soekarno, pendiri Republik Indonesia yang pertama. Beliau pernah mengatakan, "Demokrasi adalah pemerintahan yang berdasarkan atas kehendak rakyat." Kutipan ini menegaskan pentingnya partisipasi aktif dari rakyat dalam mengambil keputusan politik yang berdampak pada masa depan bangsa.

Tantangan pemahaman politik sering kali muncul karena kurangnya akses informasi yang akurat dan transparan. Masyarakat perlu didorong untuk memiliki literasi politik yang tinggi agar dapat mengenali isu-isu politik yang kompleks dan mengambil keputusan yang bijaksana. Pemberdayaan politik juga penting untuk menjamin bahwa suara setiap warga didengar dan dihargai dalam proses pengambilan keputusan.

Partisipasi politik bukan hanya tentang memberikan suara dalam pemilihan umum, tetapi juga melibatkan diri dalam kegiatan advokasi, gerakan sosial, dan kegiatan politik lainnya untuk memperjuangkan kepentingan bersama. Seperti yang dikatakan oleh Abdurrahman Wahid, "Politik itu tidak jahat. Yang jahat adalah manusianya." Kutipan ini mengingatkan kita bahwa politik seharusnya digunakan sebagai alat untuk mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan bersama.

Untuk merespons tantangan pemahaman dan pemberdayaan politik, diperlukan langkah-langkah konkret seperti peningkatan literasi politik melalui pendidikan dan informasi, penguatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, serta penegakan prinsip-prinsip demokrasi dan good governance dalam semua tingkatan pemerintahan.

Dengan demikian, melalui kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat sipil, dan lembaga swadaya masyarakat, kita dapat merespons tantangan pemahaman dan pemberdayaan politik dengan efektif dan memperkuat fondasi demokrasi untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun