Penulis Herawati Suryanegara
Awal tahun seharusnya dibuka dengan lembaran baru yang lebih baik, ternyata menorehkan duka bagi dunia pendidikan ,khususnya di kabupaten Sukabumi. Setelah tahun lalu beberapa kejadian menelan banyak korban jiwa, puncaknya terjadi pada bulan november lalu tawuran pelajar menewaskan 4 korban jiwa, siswa SMK.
Tawuran pelajar kali ini kembali dilakukan oleh siswa SMK yaitu SMK Pertanian Sukaraja dan SMK Sulakalarang , kabupaten Sukabumi pada tanggal 23 Januari 2013. Tawuran tidak melibatkan banyak orang, mereka melakukannya dalam bentuk “sparing” satu lawan satu yang mana wasitnya berasal dari SMK lain. Duel satu lawan satu dilakukan disebuah kebun dan berakhir dengan tewasnya Muhammad Ridwan siswa SMK Pertanian ditangan CH siswa SMK Sukalarang yang dikenal memang menguasai ilmu silat.
Perkelahian satu lawan satu dengan tangan kosong, diwasiti oleh teman lainnya yang berasal dari SMK yang berbeda. Menurut sumber berita, sebelum mereka melakukan pertarungan mereka terlebih dahulu bersalaman,layaknya pertarungan resmi. Hanya dalam beberap kali pukulan tangan kosong yang dilayangkan CH pada organ-organ vital Ridwan, membuat Ridwan menyerah. Dengan demikian pertarungan dimenangkan oleh CH. Diakhir pertarungan mereka diperintahkan wasit untuk bersalaman kembali. Ridwanpun kembali ke rumah bahkan menurut informasi setelah pertarungan selesai Ridwa sempat kembali ke sekolah untuk memberikan sebuah berkas. Pada sore harinya ia koma kemudian meninggal pada hari sabtu, 25 januari 2014 .
Informasi yang diterima menunjukan kedua pelajar itu , baik korban maupun tersangka, tidak memiliki catatan buruk. Keduanya termasuk pelajar yang baik . Korban ,menurut tetangganya bahkan pernah menjuarai MTQ , begitupun tersangka bukan tipe pelajar yang brutal. Meski ia menguasai ilmu silat, ia tidak betujuan untuk membunuh melainkan untuk menjaga diri dan CH juga rajin belajar di sebuah Pesantren. Demikian informasi yang penulis terima dari sumber yang dapat dipercaya
Dari kejadian tersebut penulis menyimpulkan adanya pengaruh buruk pergaulan dari teman sebaya sangat dominan. Siswa yang baik dapat berubah menjadi berperilaku buruk tanpa diduga. Terbukti dengan perilaku CH yang mengejutkan semua guru-gurunya . mereka tak pernah menyangka, CH akan melakukan hal yang buruk karena selama menjadi siswa CH adalah siswa yang alim dan penurut. Begitupun korban, bukanlah siswa yang nakal.
Ada hal yang membuat penulis heran dari tawuran pelajar di Sukabumi ini. Tawuran yang memakan korban jiwa paling sering dilakukan oleh siswa-siswa SMK. Ada apa dengan mereka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H