Selamat pagi Pak Ahok..
Â
Semoga pagi ini anda mendapatkan postingan ini dan berkenan  membacanya dengan tenang.  Postingan suara hati seorang guru kecil yang dulu pernah mengagumi anda. Kekaguman itu telah saya tuangkan dalam sebuah artikel yang mungkin sama sekali tidak penting bagi anda tetapi saya anggap penting anda ketahui agar anda objektif membaca surat suara hati saya ini.
Pak Ahok, kekaguman yang sempat saya miliki tentangmu, kini menukik drastis. Anda ternyata bukan seorang visioner seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Perlakuan anda terhadap salah seorang guru membuat hati saya miris. Begitukah anda memperlakukan seorang guru dengan meneriakan pemecatan dimuka umum ? Â ketegasan memang diperlukan tapi dalam memutuskan suatu perkara , anda harus lebih bijak dan menyimpan emosi anda terlebih dahulu sebelum berkata. Itu yang saya sarankan.
Memecat atau memutasikan seorang guru bukanlah hal sulit bagi anda, dan anda-anda sebagai para pejabat. Tetapi tanyakan pada nurani anda  sebelum  memutuskan perkara ,apakah tidak ada setitik kebenaran dalam sesuatu yang anda sangkakan sebagai sebuah kesalahan yang total..? atau kebenaran yang lebih besar harus dihapuskan oleh kesalahan yang setitik..?
Menilik keinginan anda untuk memecat seorang Retno Listyarti, bisa jadi tidak masalah bagi sebagian orang  tetapi untuk sebagian guru lainnya, ini masalah. Guru kritis dan berhasrat memajukan pendidikan seolah dianggap sebagai penjahat besar yang harus dipermalukan, seperti hama yang harus dibasmi dan dimatikan. Apakah anda tidak terlalu lebay dengan semua ini...?Anda berteriak pemecatan , saat guru tersebut tidak /belum paham letak kesalahannya dan belum melakukan pembelaan.. miris!
Jujur, hal  ini saya anggap sebagai sebuah tekanan bagi  para guru agar  jangan banyak bersuara.  Itu inti permasalahannya mungkin. Disini saya ingin menyampaikan , seharusnya anda beruntung dan bangga memiliki guru seperti Retno Listyarti ini. Ia masih sempat meluangkan waktu,tenaga , dan pikirannya untuk kemajuan pendidikan yang lebih luas.  Guru yang rela mengisi waktu senggangnya dengan hal yang positif, mengurus organisasi profesi yang tidak menguntungkan secara materi. Saya jadi bertanya, tipe guru apakah sebetulnya yang anda inginkan..?
Terima kasih pak Ahok, semoga anda semakin bijak.
Note.
**Dengan munculnya kasus ini, semoga tidak menyurutkan langkah dan semangat para guru untuk tetap kritis demi kemajuan pendidikan kita. Mari kita bahu membahu mengantarkan anak-anak bangsa yang kita didik agar menjadi generasi yang beriman dan bertakwa, jujur, mandiri, berpengetahuan luas namun tetap beretika serta bermental baja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H