Mohon tunggu...
Herawati Suryanegara
Herawati Suryanegara Mohon Tunggu... Buruh - Penyuka Langit, penyuka senja.

aku... ya ...aku!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Belajar Memuliakan Anak

7 Juni 2012   10:56 Diperbarui: 20 September 2017   23:52 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

oleh : Herawati Suryanegara

Anak adalah amanah yang dipercayakan Allah kepada orang tuanya untuk dididik sesuai dengan aqidah.  Kenyataannya, dewasa  ini banyak orang tua yang lebih memperhatikan jabatan, pekerjaan , harta, dan hal –hal lainnya dibandingkan dengan mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Orang tua  sibuk dengan urusannya sendiri dan merasa telah selesai kewajibannya dengan mencukupi kebutuhan lahir buah hatinya . Mereka lupa  untuk mencukupi kebutuhan batin ,  seperti  kasih sayang yang cukup, perhatian, pendidikan serta bimbingan kepada mereka tentang  sikap dan akhlak yang baik , sopan, dan santun.

Tidak mudah memang untuk menjadi orang tua yang baik namun ada baiknya kita selalu berusaha dan berusaha menjadi lebih baik dalam mendidik anak dari hari ke hari serta selalu berusaha dan mau memperbaiki kekurangan kita sebagai orang tua.

Beberapa langkah yang dapat kita tempuh dalam memuliakan anak  diantaranya :

1. Memberi nama yang baik

Kewajiban orang tua memberi nama anak – anak kita dengan nama  yang baik. Untuk kaum muslim, Rosulullah Saw sangat menganjurkan memilih nama – nama yang baik untuk anak. Beberapa hadist menceritakan bagaiman Rosulullah Saw mengganti nama –nama yang bermakna buruk dengan nama yang baik.

Dalam sebuah  hadist riwayat Abu Dawud, diceritakan bahwa Nabi pernah mengganti nama seseorang yang bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat) diganti dengan Jamilah (cantik) dan Banu Mughawiyah (keturunan yang menipu) diganti dengan Banu Rusydi (keturunan yang mendapat petunjuk).

Dalam nama terkandung makna, doa dan harapan dengan demikia orang tua tidak boleh asal dalam memilih nama untuk anaknya. Dengan demikian bagi kaum muslim tidak berlaku pepatah yang menyatakan “apalah artinya sebuah nama !” karena nama memiliki arti, tujuan , harapan dan doa bagi yang diberi nama dan si pemberi nama tersebut.

2. Menyusui

Allah ta’ala berfirman : “ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik ) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah – tambah dan menyapihnya dalam dua tahun...dst... “ (QS  Luqman : 14)

Menyusui adalah kewajiban para ibu. Tak perlu dipertanyakan lagi betapa hebatnya manfaat ASI untuk anak dan sangat bermanfaat dalam  mejalin kedekatan batiniah antara ibu dan anak sejak dini. Dianjurkan untuk menyusui selama 2 tahun. Kecuali ada beberapa hal yang tak dibuat –buat yang menghalangi sang ibu untuk menyusui .  Bahkan para dokter sekarang banyak menganjurkan pemberian ASI exclusive selama 6 bulan penuh.

Sewaktu penulis melahirkan anak di sebuah Rumah Sakit besar di sekitar Jl. Dago , Bandung,  terpampang tulisan yang mendorong para ibu untuk mau menyusui . Tulisan itu berbunyi    “ Susu Sapi Hanya Untuk Anak Sapi...! ”

3. Aqikah

Rasullulah s.a.w bersabda : “ Tiap – tiap seorang anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih (Aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan dicukur serta diberi nama”

Untuk laki – laki dianjurkan 2 ekor kambing dan perempuan 1 ekor kambing ,dan ada pendapat lain yang menyatakan masing –masing dapat dengan aqikah 1 ekor kambing.

 4. Mengkhitan

Khitan khususnya bagi laki – laki selain merupakan sunat dalam ajaran agama islam ternyata secara medis terbukti menyehatkan. Dalam beberapa mazhab bahkan mewajibkan khitan untuk anak laki – laki.

 5. Memberi  nafkah yang halal

Mengusahakan sesuatu yang dinafkahkan kepada keluarga haruslah dari jalan halal. Bisa kita bayangkan alangkah anehnya orang tua yang menginginkan anaknya sholeh tetapi setiap hari mereka diberi   makanan yang haram atau hasil mencuri dan korupsi.

Sebuah hadist mengatakan  “ sedekah yang  paling utama adalah sedekah yang masih menyisakan kecukupan, dan tangan yang diatas adalah lebih baik dari tangan yang dibawah dan mulailah dengan orang – orang yang ada dalam tanggunganmu (HR. Al Bukhari )

Memberikan nafkah kepada keluarga yang menjadi tanggungan adalah sebaik – baiknya sedekah. Sedekah akan memberikan manfaat bagi pemberinya dan Allah menjanjikan pahala yang banyak sebagai balasannya. Namun Allah hanya akan menerima sedekah yang berasal dari usaha yang baik dalam arti bukan dari hasil kejahatan atau sesuatu yang diharamkan.

Allah berfirman : “ Hai orang – orang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik –baik yang Kami berikan kepada mu “ (QS Al Baqarah : 172)

Anak – anak yang dibesarkan dan diberi makan yang halal , InsyaAllah akan lebih sehat dan mudah untuk diajarkan kebaikan.

Alangkah berdosanya orang tua yang mengabaikan kewajiban memberikan nafkah yang halal kepada keluarganya. Dan sangat banyak orang tua yang terlibat dalam usaha yang jelas keharamannya lalu hasil pekerjaannya itu dinafkahkan pada keluarga tercinta. Maka tak heran bila  anak – anaknya pun  berperilaku buruk dan menyimpang. Ibarat sebuah pohon bila diberikan pupuk yang baik maka ia akan tumbuh baik pula.

6. Memberi kasih sayang , teladan dan pendidikan  yang baik

Rasullullah saw bersabda “ kewajiban orang tua terhadap anaknya yaitu member nama yang baik, mendidik kesopananya, mengajarkan menulis (menyekolahkan), mengajarkan berenang dan memanah dan tidak memberikan makanan kecuali yang baik dan menikahkan bila telah dewasa “ (HR Al – Hakim)

Ibu dan ayah adalah sumber belajar yang pertama dan yang utama dan. Setiap anak memerlukan bimbingan dan ketauladanan dari orang orang tuanya. Anak –  anak terlahir dalam keadaan suci ,orang tuanya yang memiliki andil besar dalam membentuk karakter dan akhlak anak dimasa depan.

Rosulluloh saw bersabda “ jika seorang anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalannya kecuali 3 perkara, yaitu sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakannya “ (HR Bukhori Muslim )

Bagaiman bisa kita mencetak anak –anak yang sholeh bila kita tidak mengajari mereka dengan kebaikan dan ilmu agama?  Bagaimana mereka akan mendoakan kita bila kita tidak mengajarkan mereka tata cara berdoa yang benar?

Dengan mengajarkan mereka kebaikan maka kita, sebagai orang tuapun diuntungkan karena anak – anak kita menjadi anak – anak yang sholeh dan kitapun memiliki amalan yang tidak teputus yaitu mengajarkan ilmu yang bermanfaat dimana pahalanya akan mengalir terus walaupun kita telah mati.

7. Menikahkan

Sesuai dengan firman Allah  “ Kawinkanlah anak –anak kamu (yang belum kawin) dan orang –orang yang sudah waktunya kawin dari hamba –hambamu yang laki – laki maupun perempuan. Jika mereka itu dari orang – orang yang tak mampu maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerahKu” (QS An Nisa : 32)

Disini peranan orang tua untuk memberikan masukan – masukan berharga kepada putra –putrinya dalam memilih pasangan hidup yang baik untuk dunia dan akheratnya.

Demikian beberapa langkah yang bisa kita lakukan agar menjadi orang tua yang lebih baik dalam  mengemban amanah untuk memuliakan anak – anak . Penulis sendiri, bukanlah orang tua yang sempurna namun penulis adalah orang tua yang ingin memperbaiki diri dari kekurangan .Semoga bermanfaat... amin..





Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun