Miris, perkeliruan yang harus segera para guru sadari. Bahwa setiap peserta didik memiliki kemampuan dan keunikannya sendiri-sendiri. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling berbeda satu sama lainnya. Kenyataan dan anggapan keliru tersebut terus-menerus berkembang. Siswa yang memiliki nilai kurang di beberapa mata pelajaran terutama yang tercakup  di Ujian Nasional  dianggap manusia bodoh yang tak memiliki kelebihan apapun. Sehingga layak dilabeli "Anaka yang Bodoh" dan akhirnya  tidak naik kelas meski ia memiliki kemahiran dan keterampilan yang lebih dalam beberapa bidang pelajaran. Adakah ini adil..?
Marilah kita bercermin pada diri sendiri, apakah  ini akan berlaku pula bagi para  guru yang secara keilmuan hanya menguasai satu pelajaran yang diampunya dan tidak memahami mata pelajaran lain,  dapat dikatakan dan dilabeli  sebagai guru yang bodoh..? Maukah..?
Lalu, Bodoh itu untuk siapa..?
Apakah saat peserta didik tidak memahami satu dua pelajaran artinya mereka bodoh dan gurunya yang pintar?
Atau siapakah yang sebenarnya bodoh, saat peserta didik tidak lulus ujian karena  para pemangku kebijakan pendidikan menetapkan bahwa, hanya  peserta didik yang bernilai tinggi dalam UN saja yang berhak untuk diluluskan dengan mengabaikan mata pelajaran lain yang merka kuasai dengan baik?
Ah.. !
Mari kita berhenti memberikan label "Bodoh..!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H