Mohon tunggu...
Herawati Suryanegara
Herawati Suryanegara Mohon Tunggu... Buruh - Penyuka Langit, penyuka senja.

aku... ya ...aku!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Emil Salim Pejabat Teladan

23 Januari 2012   13:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:32 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keteladanan Emil Salim yang saya simak , sungguh mengharukan dan menyentuh hati. Saya sama sekali tidak menyangka, bagaimana Ia tidak memiliki rumah pribadi semasa menjabat sebagai pejabat negara . Padahal kalau ia mau, tentunya dengan kekuasaan dalam digenggamnya, sangat mudah untuk memiliki rumah dan mobil mewah sekalipun. Tengoklah pejabat-pejabat kita saat ini, baru beberapa tahun saja memegang jabatan, hartanya sudah melimpah ruah. Pak Emil Salim tak melakukan itu dan hal yang mengagumkan adalah bagaimana ia bisa berkata, seperti yang diberitakan dalam kompas forum :
"Jam kantor itu kan berada antara waktu Dzuhur dan Ashar.Bagaimana mungkin kita salat, menghadap Tuhan Yang Maha Esa sementara di saku terdapat uang begituan?" Emil memberi ilustrasi.

Coba kita perhatikan, pejabat-pejabat Negara kita sekarang. Mereka salatnya pun mungkin dirumah gedung hasil korupsi, pergi kemesjid dengan mobil mewah yang berflat darah rakyat. Namun mereka tidak pernah merasa salah dan malu.
Saya jadi teringat kisah sahabat Nabi Muhammad Saw, Abudzar Al-Ghiffari yang berpesan bila ia meninggal untuk tidak di kafani dengan kain kafan dari seseorang yang pernah menjadi pejabat, dimasa itu. Saya tak tahu pasti apa alasanya demikian berhati-hati.

Saya pun teringat dengan kisah Nabi Muhammad S.a.w., saat menjelang kematiannya begitu takut dengan dirham yang masih tertinggal disakunya.

Subhanallah.....
Kita melihat perilaku pejabat kita hari ini, berlomba-lomba mengumpulkan harta dan kekayaan melalui jabatan yang dimilikinya. mereka lupa menyadari bagaimana semuanya akan menjadi hisab yang panjang pada akhirnya.
Mengapa mereka tidak mengambil suri tauladan dari mereka-mereka yang berakhlak mulia meski hidup dalam kesederhanaan?
Mungkin para pejabat itulah yang sesungguhnya dan seharusnya mendapatkan pendidikan karakter seperti yang sekarang tengah digalakan pemerintah....!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun