Semilir angin dari celah jendela sama sekali tidak membuatku merasa sejuk.Kuncup bunga rupanya benar-benar tak jadi mekar, ia terkulai dan jatuh diatas tanah . Â Bagaimanapun ke 4 pemuda yang telah menidurinya harus ikut bertanggung jawab atas Nani.
Saat musyawarah aku diundang untuk hadir. Dari empat pemuda, hanya dua yang hadir. Yang lainnya diwakili oleh keluarganya masing-masing. Apa mau dikata, mereka saling lempar tanggung jawab .  Keluarga Nani diwakili oleh kakak dari pihak ibunya. Musyawarah berakhir dengan  sebuah kesepakatan ,  masing-masing pemuda itu harus mengganti rugi masing-masing 2jt rupiah untuk biaya pernikahan Nani dan  Nani akan  mencari  lelaki lain untuk menikahinya.
Tiga bulan kemudian, kudengar kabar Nani telah melahirkan seorang putra lelaki di Jakarta. Perkawinannya bubar setelah Nani melahirkan. Entah perkawinan macam apa yang ia tempuh. Aku tahu, ia malu untuk kembali kekampung dan malu bertemu denganku.
Kutatap  bangku kosong tempat dimana biasa ia duduk dengan tangan bersidekap. Ada nyeri terasa,  aku  rindu dan rasanya  ingin  memeluk gadis itu.. Duh..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H