Sebagian besar manusia selalu bangun di pagi hari untuk pergi sekolah, bekerja, atau aktivitas lainnya. Hal-hal itu dilakukan pasti dimaksudkan dengan tujuan tertentu. Setiap manusia memiliki tujuan dalam setiap aktivitasnya, kalau tidak, ia tidak akan bekerja keras, menginvestasikan waktu dan energinya, atau menghabiskan waktu luangnya untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. Tujuan tersebut dapat dikatakan sebagai motivasi yang digunakan oleh manusia dalam melakukan kegiatan-kegiatannya.
Motivasi adalah suatu kekuatan internal dan eksternal seseorang yang membangkitkan antusiasme dan ketekunan dalam mengejar tindakan tertentu. Motivasi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan antusias dari setiap individu dalam organisasi untuk bekerja lebih baik dalam mencapai tujuan (Daft, 2018). Peran seorang pemimpin adalah menyalurkan motivasi kepada para pengikut atau bawahannya dalam pencapaian tujuan organisasi. Motivasi itu sendiri dapat berupa motivasi positif ataupun negatif, tergantung orang yang menyalurkan motivasi tersebut. Motivasi itu sendiri muncul dari kebutuhan dasar manusia yang memotivasi manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Lalu ketika seseorang dihargai ketika kebutuhannya terpenuhi, ia akan menjadi merasa bahwa perilaku yang dilakukannya pantas dan baik sehingga ia akan melakukannya lagi di masa yang akan datang.
Seorang pemimpin sering memberikan kepada para bawahannya sebagai alat untuk meningkatkan kinerja para bawahannya dalam suatu organisasi. Beberapa studi telah mengemukakan bahwa motivasi karyawan yang tinggi dapat membuat kinerja organisasi yang tinggi sejalan dengan keuntungan berjalan tinggi juga. Namun terkadang motivasi sering kali tidak disampaikan atau tersampaikan kepada para bawahan. Hal tersebut dikarenakan cara pemberian motivasinya tidak sesuai dengan situasi, kondisi, dan karakteristik dari bawahannya itu sendiri. Pemimpin sering menggunakan penghargaan atau imbalan sebagai alat untuk memotivasi para bawahannya. Imbalan menjadi hal yang umum diberikan kepada para bawahan, karena hal tersebut cukup efektif untuk memotivasi seseorang. Imbalan itu sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Intrinsic Rewards (Imbalan Intrinsik)
Intrinsic Rewards adalah kepuasan atau kenikmatan internal yang diterima oleh seseorang melalui proses melakukan suatu tindakan tertentu. Penghargaan instrinsik ini adapt berupa rasa terima kasih, dan bangga terhadap diri sendiri atas apa yang telah dilakukan (Daft, 2018). Contoh lain dari penghargaan intrinsic adalah memecahkan masalah dan memberikan manfaat kepada orang lain, dan menyelesaikan tugas yang kompleks, hal-hal tersebutlah yang memicu timbulnya rasa pencapaian yang menyenangkan. Penghargaan intrinsic ini sifatnya internal karena berada di bawah kendali seorang individu sendiri. Penghargaan intrinsic dibagi menjadi beberapa jenis, aitu penyelesaian, pencapaian, otonomi, dan pertumbuhan pribadi.
- Extrinsic Rewards (Imbalan Ekstrinsik)
Extrinsic Rewards adalah kepuasan atau kenikmatan yang diberikan oleh orang lain, apabila dalam suatu pekerjaan contohnya dari seorang supervisor atau manajer yang memberikan kenaikan gaji atau promosi jabatan. Berbeda dari penghargaan intrinsic, penghargaan ekstrinsik itu diberikan oleh orang lain, dan diberikan karena hasil dari menyenangkan orang lain. Dengan adanya penghargaan ekstrinsik, individu dipaksa untuk terlibat dalam perilaku tugas untuk sumber luar yang menyediakan apa yang dibutuhkan seperti uang untuk memenuhi kebutuhan, oleh karena itu manusia melakukan pekerjaan. Penghargaan ekstrinsic dibagi menjadi dua jenis, yaitu penghargaan finansial, dan non finansial. Penghargaan finansial seperti, gaji dan upah, tunjangan karyawan, serta bonus atau insentif. Sedangkan penghargaan non finansial seperti penghargaan interpersonal, dan promosi jabatan
Dengan adanya imbalan-imbalan tersebut, seorang karyawan atau bawahan dalam suatu organisasi akan memiliki motivasi untuk bekerja semakin keras dan meningkatkan kinerjanya dalam organisasi.
Beberapa teori mengatakan bahwa motivasi muncul karena adanya sebuah kebutuhan yang harus terpenuhi orang seseorang. Oleh karena itu seseorang dapat memilki motivasi dan tujuan yang ingin dia capai. Kebutuhan itu sendiri merupakan sumber dorongan internal yang dapat memotivasi seseorang. Salah satu teori motivasi kebutuhan ini adalah Hierarchy of Needs Theory (Teori Hierarki Kebutuhan). Menurut teori yang dikemukakan oleh Maslow, manusia dikatakan bahwa dimotivasi oleh berbagai kebutuhan dan kebutuhan tersebut terdapat dalam urutan hierarki. Teori hierarki ini merupakan teori yang paling terkenal di dunia (Daft, 2018). Teori ini bermula ketika Maslow sedang melakukan observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, ia menyimpulkan bahwa sebagian kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan kebutuhan lainnya. Maslow mengidentifikasi lima tingkat hierarki umum kebutuhan dalam teorinya, yaitu fisiologis, keamanan, kepemilikan, menghargai, dan aktualisasi diri. Selama salah satu kebutuhan tersebut masih belum terpenuhi, seseorang akan selalu memiliki motivasi untuk melakukan segala hal agar hal tersebut dapat terpenuhi dengan baik.
Referensi:
Daft, R. L. (2018). The Leadership Experience. In Marketing Management (Vol. 12, Issue 3). Cengage Learning. https://doi.org/10.1177/107621758801100610
http://syamsudinserero.blogspot.com/2015/03/motivasi-dan-kepemimpinan.html