Destinasi terakhir yang kami datangi pada hari kedua adalah Candi Ijo. Candi Ijo adalah sebuah candi Hindu yang terletak di Bukit Ijo, Desa Sambirejo, Prambanan, Yogyakarta, dengan ketinggian sekitar 375 meter di atas permukaan laut, menjadikannya candi yang memiliki pemandangan indah. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi, pada masa pemerintahan Dinasti Mataram Kuno. Candi Ijo terdiri dari sejumlah bangunan candi yang tersebar di area yang luas, dengan struktur utama yang merupakan sebuah candi induk berukuran lebih besar, dikelilingi oleh beberapa candi kecil. Candi ini memiliki arsitektur yang cukup sederhana namun tetap memancarkan keanggunan, dengan relief-relief yang menggambarkan cerita-cerita Hindu. Candi Ijo juga dikenal sebagai tempat yang tepat untuk menikmati keindahan matahari terbenam (sunset) di Yogyakarta, karena posisinya yang strategis di atas bukit.
Tiba akhirnya pada hari terakhir kami berada di Yogyakarta untuk mengeksplorasi destinasi-destinasi menarik yang berada di kota pelajar ini. Hari terakhir ini kami berkunjung ke tiga destinasi menarik, yaitu Pasar Ngasem, Jadah Tempe, dan Pantai Wediombo. Seperti hari sebelumnya, kami akan sarapan terlebih dahulu sebelum memulai proker kami. Untuk hari ketiga ini kami sarapan di Pasar Ngasem yang berlokasikan di Jl. Polowijan No.11 Patehan, Kec.Kraton, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di pasar ini kami mencoba salah satu makanan yang dari namanya sendiri sudah membuat kami bertanya-tanya akan seperti apa rasa dan bentuk dari makanan tersebut. Setelah mengelilingi pasar akhirnya kami menemukan makanan yang kami cari, yaitu mie pentil. Mie pentil adalah salah satu makanan tradisional khas Yogyakarta. Hidangan ini terkenal karena keunikannya dalam tekstur, bentuk, dan cara penyajiannya. Nama "mie pentil" berasal dari bentuk mie yang kenyal dan sedikit elastis, yang mirip dengan tekstur "pentil" dalam bahasa Jawa, yang berarti kenyal atau elastis. Mie pentil dibuat dengan bahan dasar tepung tapioka dan sedikit tepung terigu, memberikan tekstur yang khas, lebih kenyal dibandingkan mie berbahan dasar tepung terigu saja. Pembuatan mie pentil melibatkan proses manual yang panjang dan pada akhirnya dapat menciptakan tekstur mie yang diingankan.
Jadah Tempe Mbah Carik adalah kuliner legendaris dari Kaliurang, Yogyakarta. Makanan khas ini terdiri dari dua komponen utama: jadah, yang merupakan kue tradisional dari ketan kukus dicampur kelapa parut dan ditumbuk halus, serta tempe bacem yang manis gurih. Perpaduan rasa gurih dari jadah dan manis gurih dari tempe bacem menjadikan hidangan ini unik dan populer sebagai camilan. Awalnya, jadah tempe ini hanya diperuntukkan bagi kerabat dan warga setempat, tetapi seiring waktu, popularitasnya berkembang hingga menarik wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gunung Merapi. Rasa khas dari jadah tempe ini berasal dari resep asli yang diwariskan turun-temurun dan tetap dipertahankan keasliannya. Dalam proses pembuatannya, jadah ketan dimasak dengan teknik tradisional tanpa bahan pengawet. Sedangkan tempe bacemnya dibumbui dengan gula kelapa dan rempah-rempah lokal yang memberikan rasa manis khas. Kualitas dan kesederhanaan dalam pembuatannya menjadi daya tarik tersendiri. Kini, Jadah Tempe Mbah Carik dikelola oleh generasi penerusnya, yang terus menjaga cita rasa aslinya meski menghadapi tantangan modernisasi. Hidangan ini juga kerap dijadikan oleh-oleh khas dari Yogyakarta, khususnya bagi wisatawan yang mengunjungi Kaliurang dan kawasan wisata Gunung Merapi.
Pantai Wediombo berjarak 70km dari kota dan membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 jam perjalanan untuk menuju ke pantai. Pantai ini terkenal dengan keindahan alamnya yang masih alami dan suasana yang tenang, menjadikannya tempat yang ideal untuk berwisata bagi mereka yang mencari ketenangan. Wediombo memiliki karakteristik pantai berpasir putih yang luas, dikelilingi oleh tebing-tebing karst yang menjulang tinggi. Ombaknya yang cukup besar membuat pantai ini populer di kalangan para peselancar, meskipun tetap aman untuk berenang di beberapa bagian tertentu. Selain itu, keindahan bawah laut di sekitar Pantai Wediombo juga menjadi daya tarik bagi para penyelam dan peminat snorkeling. Pemandangan matahari terbenam di sini juga sangat memukau, menambah daya tarik pantai ini sebagai destinasi wisata yang memikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H