sumber : Dw.de
Diantara jajaran nama-nama beken dan terkenal, apakah itu dari artis, politikus, negarawan bahkan pemimpin dunia sekalipun tidak akan menghapus rasa dan asa yang pernah dialami oleh Erwiana Sulistyianingsih. Tetapi dengan masuknya nama Erwiana Sulistyaningsih pada majalah Time, dalam daftar seratus orang berpengaruh, setidaknya telah membuka mata dunia. Betapa kerasnya perjuangan seorang Erwiana S memperjuangkan ketidak adilannya, menjadikan tonggak keberanian rekannya di dunia sesama buruh migran, untuk tidak takut dan harus berani melawan ketidak adilan yang dialmi.
Diantara nama Erwiana Sulistyaningsih sebagai seratus orang yang berpengaruh, ada nama-nama yang tak asing yaitu, John Kerry, Pladmir Putin, PM Jepang Shinzo Abe, Presiden Tiongkok Xi Jinpping, Presiden Obama dan Kanselir Jerman Angela Marker.
Dan Erwiana masuk sebagai Icon bersama nama-nama tenar lainnya, Cristiano Ronaldo pemain bola cerdas, yang tak asing lagi dengan jiwa sosialnya yang begitu tinggi. Paus Fransiscus pemimpin gereja Khatolik yang kharismatik. Robert Redford seorang seniman dan sutradara. Juga Malala Yousafzai remaja Pakistan yang berjuang demi pendidikan, dan selamat dari brondongan tembakan.
Erwiana Sulistyaningsih yang mencari peruntungan dengan menjadi buruh migran di Hongkong, namun malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, dia harus kembali ke Indonesia dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Perjuangan Erwiana demi mendapatkan yang namanya keadilan tak sia - sia, dukungan mengalir dari segala arah dan kalangan, tak terkecuali presiden SBY . Dan sekarang, keberanian dan perjuangan Erwiana Sulistyaningsih membuka mata dunia kebobrokan hukum yang ada dinegara dalam melindungi buruh migran.
Majalah Time juga memuji keberaniannya membuka mata dunia yang sesungguhnya terjadi, yang sesungguhnya dilakukan Hongkong terhadap para buruh migran.
Dan dari Erwiana, akan mendorong juga memperkuat perlakuan tidak adil untuk terbuka dan mendapatkan hak serta keadilan. Ucap Eman V dari Badan Koordinasi Migran Asia.
Sementara dari Amnesti International, Norma Kang Murico, menyayangkan, agen-agen yang mewikili kepentingan para TKI kerap gagal dalam memenuhi sesuai dengan aturan yang berlaku, tak jarang akhirnya TKI yang akan menjadi korbannya. Dan tak jarang pula para pekerja bisa terjebak dalam lingkaran exploitasi dengan kasus yang menunujukan perbudakan modern.
Erwiana Sulistyaningsih..... wanita tangguh ditengah pemimpin rapuh.
Dari berbagai sumber : Kompas.com. Detik.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H