Andaipun pilkada DKI dua putaran, dan putaran kedua yang masuk adalah pasangan nomor urut 1 dan 3  dapat dipastikan suasana berikutnya adalah pasti seru. Perang  ala militer bergrilya sepertinya akan berlangsung, strategi para jendral akan dibuktikan dalam kemenangan berikutnya. Siapa yang beruntung, siapa yang  mumpuni, Jendral dari Cikeas atau Jendral dari Hambalang. Jendral SBY sang intelektual dan pemikir  dan Jendral Prabowo, perwira yang tangguh di lapangan.
Para pembenci sedikit munafik terhadap Ahok, pasti berpesta ria, apalagi bak merasa pahlawan kesiangan, bahwa dialah skenario Ahok terjungkal, maka dapat dipastikan dia akan terpingkal-pingkal sehingga menitikan air mata. Orang baik itu sudah saya ratakan.Â
Lantas apa arah angin para pendukung yang tadinya nyucuk mulut Ahok......?  predikisi  penulis yang ga ada dasar dan sedikit linglung, pasti banyak lari ke nomor urut 3, lho kenapa lari ke nomor 3, prediksi orang linglung, Om Anies sedikit banyak sudah dikenal siapa dia. Mantan mentri yang kesandung sebelum waktunya, sungguh pengalaman itu akan dijadikan intropeksi dirinya untuk langkah berikutnya. Dan pasangannya, orang yang cukup tajir dengan harta melimpah total kekayaan menurut Vorbes tahun 2011 berkisar 8,5trilyun, dan masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia nomor 37.  Betul.... harta dan uang bukanlah segalanya untuk mencapai sebuah kemenangan, tetapi dengan bekal yang lebih dari cukup, bisa menjadi tongkat menuntun cita-cita.
Kemudian kemana arah politik partai pendukung Ahok? Â ini yang menjadi teka-teki silang. Kalo menghitung untung apa buntung, prediksi orang linglung, PDI-P bisa jadi mengarahkan moncongnya, sedikit mengendus-endus ala banteng menerkam kearah nomor urut 3, bagi para pendukungnya. sekalipun tidak secara terbuka alias mengendus-endus ala banteng. Kenapa harus ke nomor urut 3, Mungkinkah dia akan mendukung Agus anak sang rival abadinya ketum...? Dan bilapun Agus memenangi kursi DKI, bisa jadi dia bukan kuda hitam lagi, tapi akan jadi kuda poni yang disenangi pada tahun 2019.
Selanjutnya partai Nasdem.... ? agak rumit menebak arah pak bewok. Bisa jadi dia netral alias terserah pendukungnya, mau pilih siapapun itu hak seseorang.Â
Berikutnya partai Golkar......? Â prediksi konyol ala orang linglung, dia akan mengarahkan pendukungnya ke Cikeas, seper sekian tahun jadi mitra di era SBY tentunya kenangan manis yang tak terlupakan. Balas budi dikitlah, dari pada ditagih enakan nyodor duluan. Cukup di gubernur sajah, 2019 buat presiden sepertinya tak berubah, tetap Jokowi.Â
Dan buat partai Hanura bisa jadi...... sepertinya bingung menilik nama  Prabowo....gak mungkin, menilik SBY agak kikuk, dan tau diri sama yang ngangkat mentri, antara pengabdian dan teman. Politik memang rumusnya harus rumit, berbau konyol, dan beraroma menyengat. Pastinya akan berdiri netral terserah pendukungnya, tentunya punya pilihan sesuai hati dan hak-nya.
Jangan digubris prediksi  ala orang konyol, terinsfirasinya juga dari lagu PMR yaitu Judul-Judulan. Sebait lirik... Ini lagu, lagu-laguan. Judulnyapun  judul-judulan.  Maaf ya neng... ini khan boong-boongan.
Yang Penting Damai, cari rejeki masih nyaman, gak dipungli preman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H