Mohon tunggu...
Gabriella Adientya
Gabriella Adientya Mohon Tunggu... -

Saya Mahasiswa UNDIP- Fakultas Kedokteran - Program Studi Ilmu Keperawatan 08'- yang selalu ingin Belajar - Mohon Bimbingannya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

PLN " Pengaduan Listrik Nunggu dulu"

26 April 2011   04:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:23 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13037916031462316368

Dear, 26 April 2011

Libur kuliah ku yang tidak lebih dari 2 hari dengan tujuan mempersiapkan diri sebelum masuk rumah sakit untuk praktik nampaknya harus tersita oleh beberapa kegiatan lain. Namun dari kegiatan ini banyak pengamatan dan ilmu yang saya dapatkan.

Pagi tadi sekitar pukul 08.20 WIB saya sampai di PLN untuk menambah daya listrik rumah saya dari 900 – 2200 VA, lumayan mumpung gratis. Di pintu depan saya disambut oleh satpam yang membukakan pintu untuk saya, namun tanpa senyum, ucapan selamat datang atau selamat pagi apalagi bertanya ada yang bisa dibantu mbak?. Mungkin perharapan saya yang berlebih , karena terbiasa masuk Bank yang begitu masuk sudah mendapatkan pelayanan, tapi lumayanlah ada yang membukakan pintu.

Masuklah saya dalam ruangan tersebut, saya celingak – celinguk seperti orang linglung. Apa yang membuat saya linglung? Saya mencari alat yang mencetak no. antrian, karena bingung akhirnya saya bertanya pada satpam tersebut. Ternyata tepat di depan saya no.antrian itu berada, mungkin karna alat ini manual hanya tumpukan kertas kecil yang ditancapkan pada paku, sehingga saya binggung karena seperti biasanya lagi yang saya temui adalah alat otomatis. Lagi – lagi kesalahan saya akibat pengharapan yang berlebih.

Saya mendapatkan no. 18, ketika saya datang sudah sampai pada no urut 9, huhfff…. Lega pikir saya tinggal 9 orang lagi, pasti tidak terlalu lama. Di ruangan ini selain untuk pembayaran rekening listrik ada 3 petugas yang akan melayani segala keperluan konsumen, di tempat lain mungkin identik dengan wanita atau pria muda dengan penampilan super OK dan kulit super mulus, mungkin disini tidak se super ditempat lain, tapi pelayanannya lebih baik. Ini pemikiran awal saya (positif thinking.com)

15 menit berlalu no urut 9 tetap bertahan diposisinya, racun mulai merasuki pikiran saya untuk melakukan pengamatan. Petugas hilang timbul entah kemana dalam jangka waktu yang cukup lama, kadang saling bercanda satu dengan yang lain tetapi masih bisalah ditoleransi karena ketegangan dalam kerja membuat cepat lelah, Wajah 3 petugas itupun tampak tegang ketika melayani konsumen, kayak baju kusut belum disetrika. Sepertinya dunia mereka terbalik muram pada konsumen, cerah pada rekan seprofesinya.

Rata – rata mereka yang datang hari ini memiliki tujuan yang hampir sama dengan saya, yaitu menambah daya listrik, saya mengambil kesimpulan sedikit lamban pelayanan ini, dari bebrapa mereka yang telah dilayani 1 orangnya untuk pengajuan penambahan daya membutuhkan waktu lebih dari 15 menit. Ternyata bukan saya saja yang berkesimpulan pelayanan ini cukup lama, hal ini terbukti dari beberapa orang yang maju dan meminta blangko persyaratan yang harus mereka isi untuk pengajuan penambahan daya, sehingga saat giliran mereka nanti tidak menghabiskan waktu lebih lama lagi.

Jarum jam menunjukkan pukul 09.10, namun giliran saya belum juga datang. Mata saya pun beredar ke seluruh ruangan, ternyata banyak sekali antrian pagi ini, saya sempat menghitung dalam ruangan ini ada 24 kursi untuk menunggu dan semuanya terisi penuh, masih ditambah dengan 3 orang yang terpaksa harus berdiri untuk menunggu. Secara kasar berarti ada 27 orang yang menunggu antrian.

Kenapa bisa menumpuk sebanyak ini?

Alhamdulillah pda pukul 09.17 WIB giliran saya pun datang, bukan isapan jempol mengenai dakta yang saya paparkan tadi 1 orang membutuhkan waktu lebih dari 15 menit. Baru pukul 09.38 WIB saya menyelesaikan prosedur pengajuan kenaikan daya listrik. Praktis 21 menit saya mendapatkan pelayanan. Saya tidak bisa membayangkan 27 orang lainnya akan selesai pukul berapa?.

Adakah standar yang mengatur berapa maxsimal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu prosedur layanan???...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun