Di Kabupaten Malang, Jawa Timur, terdapat hutan binaan Universitas Brawijaya yang dikenal dengan UB Forest. UB Forest merupakan hibah dari Kementerian Lingkungan Hidup pada Universitas Brawijaya untuk dijadikan wadah penelitian dan pengabdian masyarakat. Pada hutan seluas 554 ha ini lahan pertanian kebanyakan berbentuk agroforestry mahoni kopi, pinus kopi, maupun kopi monokultur.
Kopi menjadi sumber mata pencaharian utama bagi mayoritas petani pesanggem di sekitar wilayah UB Forest, dan tanaman sayur-sayuran sebagai usaha sampingannya. Pada proses pemanenan kopi, buah kopi dipanen kemudian dikupas kulitnya untuk diambil biji segarnya.Â
Dengan hasil panen kopi yang cukup tinggi, terdapat banyak kulit kopi yang terbuang dan selama ini tidak diolah lebih lanjut. Di sisi lain, petani pesanggem mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli pupuk organik dari luar UB forest guna memperbaiki kesuburan tanah dan produksi kopi.
Melihat kondisi ini, tim dosen FP UB dan pengelola UB forest menginisiasi pengolahan limbah kulit kopi menjadi pupuk organik yang dapat bermanfaat baik secara ekonomi maupun lingkungan.
Dengan adanya hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) oleh Kemenristek Dikti tahun 2018, tim dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yakni Syahrul Kurniawan, SP., MP., Ph.D., Wisynu Ari Gutama, SP., M.MA, Novalia Kusumarini, SP., MP, dan Sugeng Riyanto, SP., M.Si, pada hari ini Rabu (05/09) tim dosen mengedukasi warga petani pesanggem dalam program biokonversi limbah kulit kopi menjadi kompos (pupuk organik).Â
Program ini bertujuan agar zero waste management limbah pengolahan kopi di UB forest dapat terlaksana. Hal ini didasari karena kulit kopi memiliki kandungan C Organik, nitrogen, fosfor dan kalium yang tinggi dan dapat meningkatkan kesuburan tanah, sehingga sangat disayangkan apabila bahan baku kompos yang baik ini tidak terolah.
Sejak awal bulan Juli, tim dosen FP UB telah membangunkan rumah kompos di UB Forest, dan diserahkan pada Ketua Kelompok Petani Kopi UB Forest. Dan kini, tim dosen FP UB melakukan kegiatan pelatihan biokonversi limbah kulit kopi menjadi kompos pada seluruh petani kopi di UB Forest. Kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi pengelolaan limbah secara biologis, pembuatan rumah produksi kompos, dan pelatihan pembuatan kompos dari limbah kulit kopi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh mayoritas petani pesanggem di Sumberwangi.
Terlihat para petani tertarik mempelajari prosesnya dan turut serta berpartisipasi melakukan setiap prosesnya. Dengan program pengabdian masyarakat di UB Forest ini, petani pesanggem mendapatkan seluruh alat pengomposan meliputi, mesin pencacah kulit kopi, larutan mikroba endofit, molase serta thermometer untuk kelengkapan biokonversi limbah kulit kopi, sehingga zero waste management UB Forest dapat sukses terlaksana dan berkelanjutan.
Petani UB Forest memberikan respon positif dengan Program Pengabdian Masyarakat yang dilakukan ini, karena dengan kompos kulit kopi hasil buatan mereka sendiri, petani tidak perlu lagi membeli pupuk untuk menjaga kesuburan lahannya.
Hasil kompos ini selanjutnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan petani pesanggem dan bahan bakunya juga akan dikembangkan dengan penambahan kotoran ternak yang dimiliki oleh petani pesanggem, serta hasil yang berlebih akan dikomersilkan sebagai produk petani UB Forest.