Mohon tunggu...
Gabriel Omega Crespo
Gabriel Omega Crespo Mohon Tunggu... Editor - Pelajar

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manusia Predator Alam: Makhluk Berakal Yang Tidak Berbudi Pekerti

1 April 2024   03:33 Diperbarui: 1 April 2024   03:43 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bumi adalah planet ke-3 dari pusat tata surya. Planet Bumi termasuk planet yang sangat beruntung dibanding planet lainnya. Keberunutungan ini membuat Bumi sebagai tempat layak hidup yang dilimpahkan oleh banyak keanekaragaman hayati dan non-hayati. Keanekaragaman hayati dimulai dari segala tumbuh-tumbuhan,hewan, ekosistem, mikroorganisme, dan lain-lain. Keanekaragaman non-hayati seperti geologi,iklim, tanah, air, dan masih banyak lagi.

Dengan adanya keberagaman ini membuat manusia untuk menjalin hubungan baik dengan alam karena terjadi proses saling memberi. Alam memberi segala sumber dayanya dan manusia memelihara dan melestarikan alam sebagai imbalannya.

Namun nyatanya pada zaman kini, tidak demikian. Pengelolaan sumber daya oleh manusia dan perusahaan-perusahaan besar dilakukan secara masif untuk berlomba-lomba bersaing di era globalisasi ini, menjadikan manusia sebagai 'Predator Alam'. Tetapi, keberhasilan sebagai predator alam tidak selalu disertai dengan kebijaksanaan moral atau etika. Manusia sering kali juga menggunakan kekuasaan dan kecerdasannya untuk tujuan yang tidak baik, seperti eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, perburuan ilegal, dan merusak lingkungan alam demi kepentingan pribadi atau kelompok. Di samping itu, konflik antarmanusia, penindasan terhadap makhluk lain, dan perilaku merusak lingkungan juga seringkali menjadi cerminan dari predator alam yang tidak memiliki budi pekerti.

Perilaku predator alam manusia yang tidak bermoral atau tidak berbudi pekerti memiliki implikasi yang signifikan baik secara sosial maupun lingkungan. Secara sosial, hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan, ketegangan, dan konflik antarindividu atau antarkelompok. Di sisi lingkungan, eksploitasi yang tidak bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dapat mengarah pada kerusakan lingkungan yang serius, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim. 

 Deforestasi dan pembakaran hutan liar terlihat di mana-mana, menjadi bukti ketamakan manusia membutakan budi pekerti mereka

Meskipun manusia memiliki kecerdasan dan kemampuan sebagai predator alam yang luar biasa, tanpa kesadaran moral dan etika, keberhasilan ini dapat berubah menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup sendiri dan ekosistem tempat hidup. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk merenungkan peran sebagai predator alam dalam konteks yang lebih luas, serta mengembangkan sikap dan tindakan yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti terhadap alam dan makhluk hidup lainnya. Hanya dengan demikian manusia dapat memastikan kelangsungan hidup yang berkelanjutan bagi planet ini dan semua yang menghuninya.

Oleh karena itu, melalui artikel ini, penulis mengajak audiens untuk berterima kasih kepada alam melalui berbagai cara, seperti ikut serta dalam gerakan menanam pohon, tidak membuang sampah sembarangan yang berpotensi dalam merusak hutan, tidak bermain api ketika di kawasan hutan dan masih banyak lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun