Mohon tunggu...
Gabriel Maumere
Gabriel Maumere Mohon Tunggu... -

Pemerhati Sosial

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tanpa Kamu Aku Bisa Apa? Selamat Hari Buruh Sedunia!

1 Mei 2016   10:27 Diperbarui: 1 Mei 2016   12:03 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini kita kembali merayakan hari buruh internasional. Tanggal 1 Mei kita punya cara masing2 untuk berekspresi. Jika ada teman-teman pejuang buruh turun ke jalan menuntut hak kaum buruh lebih diperhatikan maka saya pun melakukan hal yang sama dengan cara berbeda tentunya. Melalui Media ini saya ingin menjadi bagian dari keluarga besar Buruh yang sama-sama berjuang untuk masa depan. 

Kontribusi Buruh Minim Apresiasi ?

Dari sejak dulu hingga sekarang ini, peran dari seorang buruh seringkali dikesampingkan dan dianggap tidak penting. Padahal, jika dilihat dari nilai historisnya buruh memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan perekonomian negara khususnya di sektor industri. Tanpa buruh, tidak mungkin proses produksi bisa berjalan dan menghasilkan devisa atau keuntungan bagi negara.

Hak Kaum Buruh justru dikesampingkan, program pemerintah kurang menyentuh kaum buruh kerena minim upaya peningkatan SDM. Negara harus bisa menyiapkan SDM Buruh yang lebih baik sehingga mereka tidak kalah bersaing dengan Buruh dari Luar Negeri.  Beredar kabar menjamurnya pekerja asing diindonesia adalah bukti minimnya kesiapan SDM Buruh yang berkualitas. Negara harus mensupport Buruh Indonesia untuk menjadi raja dinegeri sendiri.

Ketersinambungan ini, seharusnya menjadi faktor yang sangat menetukan dalam proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah, dan pada posisi pemerintah dan pengambilan kebijakan sesungguhnya harus ada muncul keberpihakan yang menyentuh sisi dasar kemanusian yang berorientasi pada kesejahteraan.Harapan yang tidak terlalu berlebihan jika 1 May menjadi hari libur nasional yang memberikan kesempatan kepada kita semua untuk dapat mengekpresikan diri dan membangun kesadaran kolektif demi sebuah cita-cita yang berkeadilan dan bersandar pada semangat 

Buruh, Peran Vital Perekonomian 

Buruh juga membayar pajak. Dari gaji yang diterimanya tiap bulan, telah dipotong perusahaan untuk dibayarkan kepada Negara. Hal ini tentu berbeda dengan beberapa pengusaha yang nakal dan ngemplang pajak.

Walau jumlahnya kecil, namun dengan jumlah buruh yang banyak, penerimaan pajak tidak kecil. Kenaikan UMK Jakarta misalnya, yang berkisar Rp 2,2 juta telah secara otomatis menjadi pembayar pajak, karena pendapatan tidak kena pajak (PTKP) adalah Rp 2 juta. Sedangkan penghasilan diatas Rp 50 juta pertahun dikenakan 15 persen dari sisa PTKP.

Ini berarti pajak penghasilan diatas Rp 50 juta bagi seorang lajang, harus membayar lebih dari Rp 300 ribu per bulan. Penulis yang termasuk dalam kategori ini mulai menghitung-hitung manfaat apa yang didapat dari Negara atas pembayaran pajak sebagai buruh. Toh, untuk sepeda motor, rumah, parkir terkena pajak. Padahal kalau uang Rp 300 ribu kita investasikan kepada pihak Ansuransi, tentu manfaatnya cukup banyak. Bila terjadi permasalahan kerja, buruh sering tidak mendapat pembelaan dan pengayoman atas hak-haknya.

Begitu juga buruh di luar negeri. TKI sudah sering menjadi korban. Negara sering tidak hadir dalam berbagai persoalan buruh di negeri orang. Padahal setiap tahunnya mereka membawa uang yang tidak sedikit. Transaksi pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia (remitansi) yang dilakukan TKI diperkirakan mencapai Rp 65 triliun pada tahun 2012. (AntaraNews). Belum lagi yang dibawa langsung atau dititipkan melalui rekan-rekannya ketika hendak pulang lebaran atau tahun baru.

Kekuatan politik dan ekonomi buruh ini perlu dipertimbangkan sebagai asset bangsa. Dan ini hendaknya menjadi dasar bagi Negara untuk sungguh-sungguh membangun buruh, mengayomi dengan kekuatan hukum dan mensejahterakan kehidupan buruh serta anak-anaknya.

Secara manusiawi dan bermartabat seperti yang diamanatkan dalam UU Ketenagakerjaan dan tujuan pembangunan Negara kita.  (analisadaily.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun