Orang Indonesia jelas tidak asing lagi dengan klub satu ini. Selain timnas yang sedang gacor, ternyata ada sebuah klub yang digadang-gadang menjadi klub besar di masa depan milik orang Indonesia. Kenalin Como 1907 yang musim ini baru saja promosi ke kasta tertinggi liga Italia. Como 1907 merupakan sebuah klub sepak bola profesional yang dimiliki oleh SENT Entertainment. SENT Entertainment sendiri berada di bawah naungan Djarum Group. Nama Djarum cukup terkenal karena merek ini pemiliknya berasal dari Indonesia yaitu Hartono bersaudara.
Kita biasa mengenal Djarum ini entah sebagai merek rokok atau turnamen badminton. Namun pada tahun 2019 Hartono bersaudara memutuskan untuk melebarkan sayapnya ke bisnis sepak bola dengan membeli klub Como 1907 di sebuah lelang. Hasilnya hanya dalam waktu 6 tahun, dimulai dari liga kasta empat Italia, Como akhirnya bisa kembali ke kasta tertinggi yaitu Serie A. Karena kesuksesan Hartono bersaudara dalam pengelolaan bisnis sepak bola, maka bisa dikatakan bahwa Como 1907 menjadi salah satu klub Eropa terbaik milik orang Indonesia.
Terakhir Como bermain di Serie A adalah musim 02/03 yang diakhiri dengan degradasi ke Serie B. Bagaimana dengan musim ini, apakah Como bisa bertahan di Serie A? Jawabannya adalah sangat memungkinkan. Como menampakkan tanda-tanda bahwa mereka akan tetap berlaga di Serie A untuk musim selanjutnya karena sekarang mereka berada di peringkat 15 klasemen sementara. Bagaimana cara mereka melakukannya?
Como 1907 bukanlah klub besar seperti Juventus maupun AC Milan. Bahkan klub masa kecil kiper legenda Italia Gianluigi Buffon yaitu Parma, juga lebih besar dari mereka. Seorang pemain cenderung ingin bermain di klub-klub besar dibanding klub promosi karena kemungkinan degradasinya yang besar. Meski dengan stigma klub promosi Como 1907 tetap berhasil mendatangkan para pemain yang levelnya Serie A.
Beberapa rekrutan ini juga sempat bermain di klub besar. Contohnya Nico Paz, jebolan akademi La Fabrica dari Real Madrid, kemudian Andrea Belotti dari AS Roma, Maximo Perrone dari Manchester City, dan Alex Valle dari Barcelona. Rekrutan-rekrutan baru tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Namun keberhasilan mereka memperkuat segala lini yang ada sesuai kebutuhan sang pelatih dapat membuat Como 1907 bisa tetap merumput di Serie A musim 25/26 besok.
Kejadian Como ini mengingatkan saya pada salah satu klub kenamaan dari Inggris. Sebuah klub yang pernah back-to-back memenangkan UEFA Champions League (UCL) musim 78/79 dan 79/80. Nama klub tersebut adalah Nottingham Forest.
Pada musim 22/23 setelah lebih dari 2 dekade, rival dari Derby County ini akhirnya kembali merasakan kasta tertinggi liga Inggris. Sama seperti Como 1907, banyak yang meragukan bahwa Nottingham Forest akan bertahan di Premier League untuk musim 23/24. Keraguan itu segera dibalas dengan selamatnya mereka dari jurang degradasi. Sekarang untuk musim 24/25 mereka berada di peringkat 3 klasemen sementara Premier League dan berkesempatan untuk kembali mencicipi kompetisi Eropa tertinggi yaitu UCL.
Cara mereka tetap bertahan di Premier League mungkin yang menginspirasi Como 1907. Nottingham Forest merombak squad secara besar-besaran, mengisinya dengan para pemain yang levelnya Premier League. Dan dari musim ke musim dengan TV Revenue serta segelintir dana dari sponsor mereka memperkuat squad mereka dengan para pemain yang lebih jempolan lagi.
Jika dilihat dari strategi yang dilakukan oleh Como 1907, ada posibilitas di mana mereka akan melakukan hal yang sama seperti Nottingham Forest. Merugi di awal namun seiring berjalannya waktu dana tersebut akan kembali jika mereka tetap bertahan di kasta tertinggi liga. Karenanya penulis yakin Como 1907 akan menjadi klub pertama milik orang Indonesia yang memiliki stigma "From zero to hero".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI