Mohon tunggu...
Gabriel Lintang
Gabriel Lintang Mohon Tunggu... Freelancer - Suka nulis, jarang ngoceh, kadang membaca

Orang yang ngambil jurusan bahasa waktu SMA dan masuk ke prodi ilmu komunikasi di perguruan tinggi. Bisa berbicara 4 bahasa (Indonesia - Jawa - Inggris - Jepang)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tempat Belajar Sejarah Baru, Lewat Meme!

17 Januari 2023   15:30 Diperbarui: 17 Januari 2023   15:49 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungan antara kehidupan dengan sejarah tidak dapat dipisahkan dan akan terus ada, bahkan hingga akhir dunia. Dimulai sejak manusia mengenal tulisan, sebuah pengetahuan yang disusun berdasarkan sebuah peristiwa dan dapat dibuktikan kebenarannya adalah makna dari sejarah. Pembahasan mengenai hal ini sangat menarik bagi sebagian orang. Namun walau menjadi hal yang menarik, tidak sedikit orang merasa malas untuk membaca buku maupun menonton video karena dianggap membosankan. Namun seiring berjalannya waktu, rupanya ada metode baru yang cukup efektif untuk menggaet orang-orang agar penasaran dan mencari tahu tentang sejarah mereka. Metode tersebut menggunakan media sosial sebagai saluran pesan, dan pesan yang disampaikan akan dituangkan dalam bentuk “meme”.

Dilansir dari website Universitas Binus, meme merupakan ide, perilaku, atau gaya yang menyebar karena ditiru oleh satu orang ke orang lain. Fungsi dari meme sendiri adalah untuk menyampaikan gagasan maupun perasaan dalam bentuk foto dan video. Seiring berkembangnya zaman, meme juga dapat berevolusi dan mengikuti apa yang sedang terjadi pada masa itu. Akibatnya banyak sekali variasi meme yang ada di dunia dan sulit untuk membahasnya secara detail.

Media sosial adalah tempat bersarangnya gambar serta video lucu dan menjadi salah satu hal yang paling disukai oleh otak. Akan tetapi hal ini bisa menyebabkan orang malas untuk membaca buku. Di samping sisi negatifnya, media sosial bisa menjadi sarana untuk menyebarkan wawasan pada orang lain, terutama kawula muda. Sebagai sebuah saluran yang mendunia, media sosial harus dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan wajib untuk menyebarkan hal positif. Lalu dari saluran tersebut akan dikirimkan pesan berupa meme atau thread yang membahas soal sejarah. Terbukti bahwa cara ini cukup efektif untuk menyampaikan sebuah informasi, dalam hal ini sejarah, kepada khalayak luar. Neohistoria adalah salah satu contoh sukses penggunaan media sosial dan meme sebagai bahan menyampaikan sejarah.

https://twitter.com/neohistoria_id
https://twitter.com/neohistoria_id

Dapat dilihat dari tangkapan layar barusan, sebanyak 335 ribu orang melihat utas tersebut, jumlah yang cukup fantastis mengingat utas ini mengenai sejarah yang cukup panjang. Neohistoria berhasil menyebarkan sejarah dalam bentuk meme disertai dengan sebuah utas yang tulisannya ringan dan mudah untuk dimengerti. Akan tetapi tidak selamanya hal ini dapat berakhir baik.

Sejatinya sejarah adalah hal yang multitafsir, yaitu memiliki makna yang bisa berubah-ubah tergantung sudut pandang pembaca. Celah ini dapat dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggungjawab untuk menyebarkan berita maupun sejarah bohong atau hoax dan ditakutkan jika orang awam akan lebih percaya pada mereka karena tafsirannya sesuai dengan apa yang orang awan pikirkan. Tapi tidak usah khawatir, banyak orang yang melakukan “cek fakta” soal topik yang dibahas secara sukarela sehingga hoax tersebut bisa ditangani walau tidak sepenuhnya efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun