Mohon tunggu...
Gabrielle Andrea Lazetti
Gabrielle Andrea Lazetti Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa

hi!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Merokok di Kalangan Remaja: Peran Keluarga dalam Mencegah Generasi Perokok Baru

20 Desember 2024   11:15 Diperbarui: 20 Desember 2024   11:15 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Larangan Merokok (Sumber: Gallup)

Merokok masih menjadi salah satu tantangan terbesar dalam dunia kesehatan di Indonesia. Masalah ini tidak hanya berdampak pada perokok aktif, tetapi juga merenggut nyawa perokok pasif. Berdasarkan data WHO, setiap tahunnya sekitar 8 juta orang meninggal akibat rokok, termasuk 1,3 juta perokok pasif. Nah yang lebih memprihatinkan, kebiasaan merokok di Indonesia sering kali dimulai sejak usia muda, bahkan sebelum remaja menginjak usia legal untuk membeli rokok. Survei Kesehatan Indonesia (2023) mengungkapkan bahwa anak-anak usia 10 hingga 14 tahun sudah mulai mengenal rokok.

Masa remaja adalah fase krusial dalam kehidupan seseorang, di mana mereka mulai mencari jati diri dan berinteraksi lebih banyak dengan lingkungan sekitar. Pada masa ini, pengaruh lingkungan seperti teman sebaya dan keluarga menjadi sangat besar. Dalam konteks perilaku merokok, faktor sosial dan lingkungan kerap menjadi alasan utama remaja mencoba rokok untuk pertama kalinya. Banyak penelitian menemukan bahwa perilaku merokok dalam keluarga, terutama oleh orang tua atau saudara kandung, memiliki hubungan erat dengan kebiasaan merokok remaja. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini sering kali melihat perilaku merokok sebagai sesuatu yang wajar.

Padahal, merokok sejak usia muda membawa banyak sekali dampak buruk, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam jangka pendek, kebiasaan ini dapat menurunkan fungsi paru-paru, meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, kanker, dan mengganggu pertumbuhan fisik. Selain itu, remaja yang merokok lebih rentan terhadap ketergantungan nikotin, penurunan prestasi akademik, dan perilaku berisiko lainnya. Sementara dalam jangka panjangnya, kebiasaan ini meningkatkan risiko penyakit kronis seperti kanker paru-paru, stroke, atau penyakit jantung, serta membuat ketergantungan terhadap rokok semakin sulit dihentikan.

Keluarga memainkan peranan penting dalam pembentukan kebiasaan remaja. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa kebiasaan merokok orang tua, terutama ibu dan ayah, sangat berkorelasi dengan kebiasaan merokok anak. Sebuah studi di Turki menyatakan bahwa anak dengan orang tua perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mencoba merokok, dengan dampak yang lebih besar jika ibu adalah perokok. Di Indonesia, penelitian serupa juga menemukan bahwa remaja dari keluarga perokok memiliki peluang 1,4 kali lebih besar untuk merokok dibandingkan remaja dari keluarga non-perokok.

Penelitian terbaru yang menggunakan data GSHS 2015 menunjukkan bahwa risiko perilaku merokok bervariasi berdasarkan usia pertama kali remaja mencoba rokok. Misalnya, remaja yang tidak merokok memiliki peluang lebih tinggi untuk terpapar faktor risiko perilaku merokok di masa depan, meskipun mereka belum merokok. Pada remaja yang mulai merokok pada usia sangat muda, seperti sebelum usia 10 tahun, risiko untuk terus merokok lebih rendah tetapi tidak signifikan secara statistik. Sementara itu, pada usia 12--13 tahun, ditemukan penurunan risiko signifikan terhadap pengaruh perilaku merokok orang tua, yang juga terlihat pada kelompok usia 16--17 tahun. Sebaliknya, kelompok yang mulai merokok setelah usia 18 tahun justru memiliki peningkatan risiko yang signifikan meskipun data ini masih perlu ditinjau lebih lanjut.

Hasil temuan ini menegaskan pentingnya upaya pencegahan yang melibatkan keluarga sebagai bagian dari strategi utama. Orang tua diharapkan dapat menjadi teladan dengan tidak merokok dan menciptakan lingkungan rumah yang bebas asap rokok. Selain itu, peran edukasi di sekolah dan kampanye kesehatan masyarakat juga harus ditingkatkan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada remaja tentang bahaya merokok. Dengan langkah yang kita usahakan bersama, generasi muda dapat dilindungi dari bahaya merokok. Karena masa depan Indonesia ada di tangan mereka, sudah saatnya kita semua mengambil tindakan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun