Kata kata "Beauty Is Pain" adalah kata yang sering terlontar dari mulut banyak orang. Tapi memangnya bener? Dan jika kecantikan adalah sebuah rasa sakit untuk apa banyak orang berbondong bondong merawat kecantikannya?Â
Menurut saya kata kata beauty is pain itu benar, karena banyak "pengorbanan" yang harus dilakukan sebagian besar orang untuk mendapatkan kecantikan. Seperti tidak boleh memakan terlalu banyak gula dan kacang karena memiliki banyak kalori dan dapat menimbulkan jerawat bagi sebagian orang, lalu tak boleh memakai bantal pada umumnya agar muka tetap simetris. Banyak sekali cara orang untuk "menyiksa" dirinya hanya untuk memenuhi standar kecantikan yang tak ada batasnya. Tetapi aku tak akan menghakimi ataupun merendahkan mereka yang rela merasakan sakit demi kecantikan, karena kata kata "lu cantik lu aman" atau istilah beauty privilage itu nyata adanya. Banyak orang diluar sana yang diperlakukan tak adil hanya karena dia tak secantik perempuan perempuan pada umumnya atau bahkan hanya karena dia tak memenuhi standar kecantikan. Jadi jika ditanya apakah kata kata beauty is pain, saya akan menjawab "iya" dan kalo ada yang bertanya "mengapa masih mengejar kecantikan jika beauty is pain?" Saya akan menjawab karena memenuhi kepuasan tersendiri dan juga adanya standar kecantikan yang tak masuk akal, yang membuat banyak orang malah jadi merasa tak puas atas dirinya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI