Mohon tunggu...
Gabriella Possenti
Gabriella Possenti Mohon Tunggu... Freelancer - OBSERVER

I'm quite to recharge my batteries with engage in creative activities

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sebuah Saran

29 Mei 2019   01:23 Diperbarui: 29 Mei 2019   01:43 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keterbatasan dalam berpikir dan bertindak adalah suatu kewajaran kita sebagai manusia. Saat kita dihadapkan oleh masalah, hanya ada dua pilihan di sana, menyerah atau menghadapinya. Mungkin saja ada banyak cara untuk mengatasi hal tersebut dengan keterbatasan akal pikiran sebagai manusia. Sementara itu ada sebagian dari kita yang menyerah karena merasa permasalahan tak ada jalan keluarnya. ini dirasa agak keliru jika masalah yang kita hadapi hanya disimpan sendiri atau merasa tidak perlu memerlukan bantuan dari orang lain. Masalah tergantung konteksnya masing-masing, kita dapat memilah mana masalah yang dapat diselesaikan sendiri atau memerlukan bantuan orang lain sekalipun. 

Pada intinya, kita tidak dapat menjamin bahwa kita akan baik-baik saja ketika menghadapinya sendirian. Dalam hal ini, tentu pikiran dan perasaan kita ikut terguncang, hingga untuk mengatasinya terkadang mencari jalan pintas untuk menyelesaikannya. 

Padahal kita hanya memerlukan sedikit ruang untuk berpikir agar permasalahan tidak melebar dimulai dengan cara menerima keadaan dan menerima diri sendiri bahwa kita memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai manusia. 

Pengambilan sebuah keputusan yang tepat adalah bagian dari penyelesaian itu. Beri dulu sedikit ruang untuk berpikir bagaimana permasalahan itu muncul. Bisa dengan menulis di sebuah kertas, lalu runutkan permasalahannya mulai dari awal, tuliskan kekurangan apa yang ada di dalam dirimu, langkah mana yang salah hingga timbul permasalahan, apa resiko yang sedang dihadapi, apa yang sudah dikorbankan sebagai jaminannya, siapa saja yang sudah dan bisa membantumu, lalu apa langkah yang harus diambil selanjutnya dalam penyelesaian dan keputusan, pastikan untuk mendiskusikannya dengan orang yang tepat. 

Menulis apa saja permasalahan yang terjadi dalam hidup adalah terapi yang efektif bagi saya. Selain untuk mengenali diri sendiri, introspeksi diri, menjadikan perasaan lebih baik, setidaknya ada sedikit kelegaan pikiran karena dituangkan melalui sebuah tulisan. Hal penting untuk diingat adalah keterbatasan kita sebagai manusia yang juga memiliki banyak kekurangan, melakukan kesalahan, harus ada ego yang dilawan. 

Sebuah tulisan itu nantinya akan dibaca kembali ketika segala permasalahan sudah selesai, kita dapat mempelajari dan mengingatnya kembali untuk tidak mengulangi hal yang serupa. Perlu diingat bahwa untuk membebaskan pikiran dari hal-hal negatif adalah dengan cara penerimaan terhadap diri sendiri lalu berusaha untuk memperbaikinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun