Mohon tunggu...
gabriellamuliasulistya
gabriellamuliasulistya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam Program Studi Kedokteran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Humor Dapat Membuka Pintu Maaf?

30 Desember 2024   14:46 Diperbarui: 30 Desember 2024   14:45 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup kita seringkali diwarnai dengan candaan dan tawa. Asal dari tawa kita seringkali disebabkan oleh humor. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sesuatu yang lucu dan mempunyai rasa yang menggelikan hati, kejenakaan dan juga kelucuan. Humor dipahami sebagai kesenangan atau kebahagiaan yang dialami seseorang dalam sebuah keadaan, peristiwa, atau percakapan yang mungkin atau tidak mungkin dibagikan oleh orang lain. Secara biologis, dampak positif dari humor adalah tertawa yang baik tidak hanya membuat orang merasa senang, tetapi juga melepaskan hormon kebahagiaan; memperbaiki kesehatan kardiovaskular (fungsi endotel yang lebih baik), pernapasan (fungsi paru-paru yang lebih baik), metabolisme (peningkatan energi yang dibakar) dan memberikan manfaat psikologis seperti mengurangi kemarahan, kecemasan, depresi, dan stres. (Ferner & Aronson, 2013).  Humor ialah jenis interaksi sosial yang memberi kita kesempatan untuk bersenang-senang dan merasakan kebahagiaan emosional dari ketidakcocokan. Hal ini memberikan cara untuk membuat situasi yang menegangkan menjadi tidak terlalu menakutkan. Dengan demikian, keadaan tersebut menjadi lebih mudah diatasi dan terasa kurang menegangkan. (Kuiper, Martin, dan Olinger, 1993; Martin et al, 1993).
Lalu dengan adanya humor apakah mampu membukakan pintu maaf bagi seseorang ?

Humor Berperan Sebagai Pencair Situasi
Studi menunjukkan bahwa penggunaan humor sering digunakan untuk situasi negatif dan menegangkan oleh seseorang yang bahagia dibandingkan dengan yang tidak bahagia. Humor sendiri seringkali dipercayai mampu mengubah rasa cemas, depresi, atau marah menjadi sebaliknya. Ketika kita berada di dalam situasi yang menegangkan ataupun sedang konflik seringkali hormon adrenalin kita meningkat sehingga situasi menjadi memanas. Seseorang yang gemar dengan humor biasanya membumbui konflik dengan candaannya. Dengan menggunakan humor, individu merasakan emosi yang positif dan akibatnya menunjukkan kemampuan kognitif yang lebih fleksibel, yang mendukung pemecahan masalah yang lebih kreatif; pengelolaan yang lebih baik; pemikiran, perencanaan yang lebih efisien, dan lebih banyak perilaku prososial seperti kebaikan dan kemurahan hati (Isen et al 1972; Lyubomirsky, King, dan Diener, 2005).

Humor Sebagai Langkah Awal
Humor seringkali menjadi pijakan awal untuk menangani situasi yang buruk, dan menyembuhkan luka di hati seseorang. Ketika tertawa bersama, dinding pertahanan yang biasanya ada sering kali runtuh, dan suasana yang lebih santai pun terbentuk.Terkadang humor mampu menjadi "kesempatan" kecil untuk membuka pintu maaf bagi seseorang, namun tetap harus disertai dengan niat baik, kejujuran, dan kepedulian.

Hubungan Humor dengan Pengampunan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "pengampunan" adalah pembebasan dari tuntutan karena melakukan kesalahan atau kekeliruan. Menurut Peterson dan Seligman, (2004) humor dan pengampunan adalah dua titik tumpu dari psikologi positif. Dengan demikian, belajar untuk memahami dan mengeksplorasi psikologi positif menjadi sangat penting. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh N Kaur dan K Wason dalam jurnal "Humour and Forgiveness: To Forgive is to be Happy?" bahwa humor yang meningkatkan diri (self-enhancing humor) menunjukkan korelasi positif yang signifikan dengan pengampunan. Sedangkan humor yang agresif dan humor yang merugikan diri sendiri (self-defeating humor) menunjukkan korelasi negatif dengan pengampunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa humor dan pengampunan saling terkait dan dapat mempengaruhi kebahagiaan serta kesejahteraan mental.

Humor bisa dikatakan memiliki potensi untuk membukakan pintu maaf seseorang. Humor dapat berfungsi sebagai alat yang efektif dalam proses pengampunan, membantu individu untuk mengatasi rasa sakit emosional dan membangun pemahaman yang lebih positif terhadap situasi yang menyakitkan. Namun, humor bukan merupakan solusi yang paling tepat untuk memberikan pengampunan. Dalam banyak kasus, memaafkan membutuhkan lebih dari sekadar tawa; dibutuhkan pengakuan atas kesalahan, usaha nyata untuk memperbaiki hubungan, dan waktu untuk menyembuhkan luka. Maka, humor hanya merupakan salah satu cara yang dapat membantu kita bergerak menuju pengampunan.

Referensi

Ferner, R. E. & Aronson. J. K. (2013). Laughter and MIRTH (methodological investigation of
risibility, therapeutic and harmful): Narrative synthesis. British Medical Journal, 347. 7247.

Isen, A. M., & Levin, P. F. (1972). Effect of feeling good on helping: Cookies and kindness.
Journal of Personality and Social Psychology, 21, 384 --388.

Kamus. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 1 Desember 2024, dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kamus

Kaur, N., & Wason, K. Humour and Forgiveness: To Forgive is to be Happy?. School Health
& Wellbeing.

Kuiper, N. A., Martin, R. A., & Olinger, L. J. (1993). Coping humour, stress, and cognitive
appraisals. Canadian Journal of Behavioral Science, 25, 81-96.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun