Mohon tunggu...
gabriellaeugeniasinggih
gabriellaeugeniasinggih Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Cantik Tanpa Resiko: Menyikapi Bahaya dari Kosmetik

25 November 2024   20:42 Diperbarui: 25 November 2024   21:12 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tampil percaya diri dan cantik telah menjadi keinginan seluruh wanita, bukan? Untuk mencapai hal tersebut, kosmetik menjadi salah satu alat yang dapat membantu menambah kepercayaan diri para wanita. Hal ini membuat kosmetik sangat melekat dalam kehidupan wanita dan menjadi salah satu kebutuhan esensial bagi mereka. Ironisnya, dunia kecantikan sekarang ini sedang dihadapkan pada ancaman yang nyata, yakni masih banyaknya kosmetik ilegal dan berbahaya yang beredar di masyarakat. 

Pada tahun 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menemukan 1541 produk kosmetik yang ilegal. Indikator dari kosmetik ilegal adalah dengan ditemukannya bahan-bahan berbahaya seperti merkuri, hidrokuinon, timbal, formalin, bahan pewarna Merah K3 dan Merah K10 (Rhodamin B), Asam Retinoat, dan lainnya. 

Pemakaian kosmetik yang mengandung bahan bahan berbahaya memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan tubuh, salah satunya adalah merkuri. Merkuri berperan sebagai agen pemutih kulit. Namun, jika mengoleskan kosmetik yang mengandung merkuri akan membuat kulit semakin tipis dan membuat kerusakan pada kulit. Merkuri dapat meresap ke dalam kulit dengan cepat dan paparan merkuri yang tinggi nyatanya dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, sistem saraf, dan ginjal. Pada faktanya, ancaman ini betul-betul terjadi. Pada 2023, terdapat kasus wajah seorang wanita yang gosong karena skincare bermerkuri. 

Selain merkuri, hidrokuinon menjadi bahan lain yang seringkali terdapat pada kosmetik. Disamping manfaat yang berfungsi untuk menyamarkan bekas jerawat, menghilangi bintik gelap, terdapat banyak efek samping negatif dari penggunaan hidrokuinon seperti iritasi, alergi, kulit kering dan terbakar ringan, kemerahan, bahkan sampai kanker kulit. National Center for Biotechnology Information menyebut hidrokuinon menyebabkan gangguan struktural pada stratum korneum epidermis dan keratin pada kulit. Selain itu, konsentrasi hidrokuinon juga mengurangi ketebalan kulit dan menyebabkan gangguan epidermis. 

Pengaruh bahan-bahan ini tidak hanya membahayakan tubuh seseorang, melainkan memiliki dampak buruk yang lebih besar, yakni lingkungan sekitar. Salah satu contohnya adalah merkuri. Ketika merkuri terbuang ke lingkungan, baik dalam bentuk produk maupun yang berasal dari limbah industri, bahan ini dapat mencemari sumber air, tanah, udara, dan sekitarnya. Di dalam air, merkuri dapat mempengaruhi rantai makanan, menyebabkan tingkat konsentrasi merkuri pada predator puncak dalam suatu rantai makanan semakin meningkat yang dapat membahayakan spesies lain serta manusia yang mengkonsumsinya. Tak hanya berpengaruh pada rantai makanan, merkuri juga dapat menyebabkan perubahan perilaku dan fisiologi hewan. Selain itu, merkuri juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan mengurangi keanekaragaman hayati. 

Adapun hidrokuinon dapat mencemari sumber air jika produk yang mengandungnya dibuang sembarangan. Bahan ini menyebabkan penurunan kualitas air serta merusak ekosistem perairan tersebut, seperti menurunkan tingkat kesehatan ikan serta hewan lainnya. Selain itu, limbah hidrokuinon yang tidak diolah dengan baik juga dapat menyebabkan kontaminasi tanah dan membuatnya menjadi tidak subur serta berdampak pada pertumbuhan tanaman disekitarnya. Hidrokuinon yang sudah mengkontaminasi tanah akan berada di dalam tanah dalam waktu yang lama sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem. 

Tak hanya berdampak pada kesehatan dan lingkungan saja, produksi kosmetik ilegal pun juga dapat berdampak buruk bagi ekonomi. Tentunya kosmetik ilegal berpengaruh pada menurunnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk kosmetik secara umum. Hal ini dapat menghambat peluang kosmetik lokal untuk memasuki pasar internasional. Konsumen cenderung ragu untuk membeli produk kosmetik yang berasal dari negara yang dikenal dengan banyaknya kasus kosmetik ilegal. Alasan yang paling dominan atas munculnya keraguan ini adalah karena para pembeli meragukan kualitas serta keamanan merek produk-produk tersebut. Keraguan-keraguan dari konsumen inilah yang menjadi faktor utama bagi produk lokal untuk membangun reputasi yang kuat di pasar internasional. 

Peredaran kosmetik yang ilegal dan mengandung bahan berbahaya menjadi masalah yang serius karena memiliki dampak yang besar dan mencekam bagi kesehatan tubuh, lingkungan sekitar, serta menimbulkan dampak bagi perekonomian. Kosmetik-kosmetik ilegal harus segera diberantas sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih besar bagi masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut, perlu kerjasama antara semua pihak mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga konsumen untuk memastikan hanya produk yang aman dan legal yang beredar di pasaran. Pemerintah harus meningkatkan pengawasan lewat BPOM, seperti pengecekan dan pengawasan terhadap pabrik kosmetik atau memperketat pengawasan produk dari luar. Pemberantasan kosmetik ilegal harus dilakukan secara lebih gencar, seperti pengecekan rutin selama satu bulan ke lapangan. Pemerintah juga harus memperketat regulasi mengenai  kosmetik ilegal dengan menambah efek hukuman sehingga pelanggar bisa lebih jera. Pelaku industri harus diberikan edukasi agar mampu menghasilkan produk dengan bahan-bahan yang aman dan legal, seperti kerjasama dengan dermatolog atau ahli toksikologi untuk meninjau bahan-bahan yang aman. Dengan upaya-upaya ini, diharapkan penemuan akan kosmetik ilegal semakin berkurang sehingga masyarakat dapat menggunakan kosmetik yang aman dan terpercaya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun