Mohon tunggu...
GABRIELLA SWASTIKASITEPU
GABRIELLA SWASTIKASITEPU Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Content creator

Content creator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Say No to Toxic

20 Juli 2021   18:29 Diperbarui: 20 Juli 2021   18:31 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini aku bangun dari tidur yang sangat pulas, melirik ke arah jam dinding, ternyata sudah pukul 08.00. Ku raih handuk dan bergegas mandi. Guyuran air pagi ini entah kenapa terasa lebih segar dari hari biasanya. Aku memasak nasi goreng porsi 2 orang dengan 2 telur dadar, 3 buah sosis, 1 potong dada ayam, dan tambahkan sayuran agar terlihat sedikit sehat. Sarapan pagi ini ditemani oleh kartun Doraemon kesukaanku. Sehabis sarapan ada yang mengetuk pintu rumahku, dia Dion pacarku.

"Kamu kemana aja, aku telpon dari jam 6 pagi sampe jam 9 sekarang gak aktif, semalam tidur jam berapa sih?" Dion memarahiku.

"Kamu ada jadwal photoshoot lo hari ini, majalah Girly gak lupa kan, astaga Sifaaa kamu habis makan nasi goreng? Gila ya, malah gak makan buah lagi" begitulah celotehan Dion yang ku dengar pagi ini. 

Hubungan ini sudah berjalan hampir 3 tahun. Tahun pertama semua baik-baik saja. Aku bekerja normal dan bahagia sebagai customer service di sebuah Bank, sementara Dion bekerja sebagai manager di sebuah agency majalah ternama. Suatu hari Dion membujukku menjadi cover girl dan model iklan produk perusahaannya. Karena cinta aku menuruti semua keinginannya. Aku diberikan fasilitas mewah termasuk rumah ini hingga kehidupanku 100% diatur olehnya.

Besok kami anniversary ke 3 tahun. Jangan harap Dion mengingatnya.

"Halo Vir, iya iya, iya ini udah ketemu, oke oke, yaap tengkyu" Dion menerima telepon dari Vira managerku. Aku masih belum mengeluarkan sepatah katapun.

"Sayang, pemotretan hari ini penting banget, aku juga gak bisa antar kamu ke tempat shooting karna aku harus ketemu klien juga. Aku kesini khawatir kamu kenapa-kenapa. Aku suruh Pak Saman jemput kamu ya. Kamu siap-siap yang cepet ya sayang. I love you." Setelah mencium keningku dia pergi. 

Dengan santai aku pergi ke kamar, mengambil koper dan memasukkan semua barang-barangku. Aku melepas kartu sim card dari HP dan mematahkannya. Sesaat kemudian aku sudah tiba di bandara Soekarno Hatta. Aku menunjukkan tiket dan paspor, kemudian pesawat membawaku terbang ke Hawai.

Dengan semua harta yang diberikan Dion, aku bisa menghabiskan masa muda ku dengan tenang. Semua orang tidak akan pernah tau keberadaanku. Pergi tanpa pamit ternyata memicu adrenalin dan sangat menyenangkan. Bersabar dalam hubungan toxic ternyata ada gunanya juga. Hahahaa I'm rich bitch. 

Aku menatap gumpalan awan yang tersusun cantik. Menjadi yatim piatu tidak seburuk yang ku pikirkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun