Mohon tunggu...
Gabriella Nusaca
Gabriella Nusaca Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi di salah satu universitas swasta di Yogyakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Warkop DKI "Bisa Naik, Bisa Turun" (1992) Vs Film The Guys (2017)

6 September 2022   21:01 Diperbarui: 6 September 2022   21:07 2266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.hotstar.com/id/movies/bisa-naik-bisa-turun/1260047471/watch

Membandingkan kedua film Indonesia bukan menjadi hal yang jarang untuk dilakukan, apalagi kedua film merupakan film-film 'legendaris' tergantung pada konteks topik pembahasannya. Berbeda apabila perbandingan yang dilakukan, menggunakan film di era yang sangat jauh berbeda. Film serial WARKOP DKI 'bisa naik, bisa turun' (1992) dan Film The guys (2017) memiliki jenis film yang dapat dikatakan mirip namun tak sama.

  • Sinopsis film

Film pertama yang akan saya bahas yaitu film serial Warkop DKI, 'bisa naik, bisa turun' (1992). Film ini dibintangi oleh aktor-aktor terkenal pada jaman itu, yaitu Dono, Kasino, dan Indro. Terdapat juga aktor lain seperti Kiki Fatmala, Gitty Srinita, Fortunella, dan masih banyak lagi. Berawal dari keinginan tiga tokoh utama Dono, Kasino, dan Indro, untuk menjadi seorang satpam. Tetapi hal itu tidak berjalan sesuai keinginan karena saat itu, komandan atau pelatih mereka merupakan orang yang seharusnya dirawat di rumah sakit jiwa.

Setelah gagal menjadi seorang satpam, ketiga tokoh mulai bekerja di sebuah perusahaan. Tetapi tetap banyak lika-liku yang terjadi karena perusahaan tersebut hanya membutuhkan pekerja wanita. Dari sini, perjalanan setiap kisah para aktor membentuk suatu kisah, tetap dengan sisi komedi kehidupan. Kehadiran komedi inilah yang menjadi salah satu ciri khas dari ketiga tokoh Warkop DKI.

Selanjutnya membahas terkait film The guys (2017). Salah satu tokoh yang paling berperan penting di film ini adalah Raditya Dika. Seorang komedian, penulis, sutradara, adalah sebagian alasan dari ketenaran seorang Raditya Dika. Apalagi film The guys (2017) ini juga dibintangi artis-artis terkenal lain, seperti Marthino Lio dan Indra Jegel, serta artis luar negeri seperti Pongsiri Bongleuwong. Berkisah tentang ketiga sahabat yang tengah mengalami berbagai permasalahan pada pekerjaan mereka juga.

Menjadi seorang karyawan perusahaan tidak menjauhkan mereka dari permasalahan keseharian, seperti kehilangan file presentasi, hingga kesulitan menemukan pasangan hidup. Suatu saat, salah satu tokoh yaitu Alfi yang diperankan oleh Raditya Dika, tengah menyukai salah satu karyawan perusahaan yaitu Amira. Setelah berbagai upaya dilakukan, pada akhirnya memang kedua tokoh disatukan. Meski begitu, film ini juga menyuguhkan sedikit komedi di dalamnya agar para penonton juga menikmati alur cerita yang ada (Wihayanti, 2020).

  • Paradigma, genre, dan subgenre film

Perbandingan pertama yang akan digunakan pada kedua film adalah paradigma. Paradigma menurut Hormon (dalam Astuti, 2022 h.17) merupakan cara mempersepsikan serta menilai suatu hal terkhusus pada sebuah realitas. Sedangkan paradigma pada film berfokus pada narasi yang diproduksi lewat sebuah film. Dari sini terlihat bahwa kedua film serial WARKOP DKI 'bisa naik, bisa turun' (1992) dan Film The guys (2017) memiliki paradigma yang berbeda.

Film serial WARKOP DKI 'bisa naik, bisa turun' (1992) menggunakan paradigma empiris di mana setiap kisah atau kejadian yang terjadi pada film ingin menunjukkan fakta yang terjadi di lapangan atau kehidupan sehari-hari. Meski sama-sama memiliki sisi komedi, tetapi jenis komedi yang ditampilkan pada film merupakan hal yang lumrah atau memang terjadi di kehidupan nyata. Komedi yang dipilih pun menyesuaikan dengan minat dari penonton jaman itu, yakni film akan lebih dinikmati apabila semakin mirip dengan kehidupan nyata.

Sedangkan film The guys (2017) memiliki jenis paradigma fenomenologi. Paradigma ini menunjukkan bagaimana manusia mampu mengeksplorasi pengalaman yang mereka alami dengan melihat pemikiran, persepsi, pemikiran, dan sebagainya. Pada film ini, pengalaman yang dialami oleh tokoh Alif, memungkinkan penonton untuk masing-masing menginterpretasikan. Bahkan sisi komedi yang dilakukan pun sejalan dengan pengalaman yang dialami oleh tokoh.

Kemudian dari sisi genre, kedua film sama-sama termasuk pada genre film drama. Hal ini sejalan dengan ciri-ciri dari film bergenre drama yaitu memiliki alur yang kuat, karakter serta latar yang realistis, emosi antar tokoh cukup intens, dan sebagainya (Astuti, 2022 h.29). Sama dengan subgenre, kedua film juga memiliki subgenre yang mirip. Untuk film serial WARKOP DKI 'bisa naik, bisa turun' (1992), subgenre yang paling menonjol adalah film komedi. Sedangkan film The guys (2017) lebih kepada film romance, tetapi tetap ada unsur komedi di dalamnya.

Daftar Pustaka :

Astuti, R. A. V. N. P. (2022, Juli). Buku Ajar : Filmologo Kajian Film. UNY Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun