Dalam dunia bola basket, beberapa pemain diingat bukan hanya karena kemampuan luar biasa mereka, tetapi juga momen-momen heroik yang tak terlupakan. Damian Lillard adalah salah satunya. Point guard andalan NBA ini dikenal dengan ketenangan dan presisinya saat pertandingan mencapai klimaks.
Namun, yang membuatnya benar-benar berbeda adalah selebrasi khasnya: “It’s Dame Time.” Dengan menunjuk pergelangan tangan seolah melihat jam, Lillard mengumumkan bahwa waktunya telah tiba untuk mengambil alih. Selebrasi ini bukan sekadar gaya, melainkan cerminan reputasinya sebagai salah satu pemain paling clutch dalam sejarah NBA.
Siapa Damian Lillard?
Lahir di Oakland, California, pada 15 Juli 1990, perjalanan Damian Lillard menuju NBA adalah kisah inspiratif tentang keberanian dan kegigihan. Ia tidak berasal dari perguruan tinggi besar seperti Duke atau Kentucky, melainkan dari Weber State University, sebuah institusi kecil yang jarang melahirkan pemain NBA. Meski demikian, Lillard tidak pernah menyerah untuk menunjukkan bakatnya.
Pada NBA Draft 2012, Portland Trail Blazers memilih Lillard sebagai pick keenam. Sejak musim pertamanya, ia langsung mencuri perhatian dunia dengan kemampuan mencetak angka, kepemimpinannya di lapangan, dan ketenangannya dalam tekanan. Ia dinobatkan sebagai NBA Rookie of the Year 2013, membuktikan bahwa ia adalah pemain berbakat dengan potensi besar.
Namun, yang membuat Damian Lillard istimewa adalah kemampuannya menciptakan keajaiban di saat-saat krusial, momen di mana semua mata tertuju padanya. Inilah yang melahirkan selebrasi “It’s Dame Time” dan membangun reputasinya sebagai salah satu pemain terbaik dalam situasi clutch.
Awal Mula “It’s Dame Time”
Selebrasi “It’s Dame Time” muncul dari kepercayaan diri Lillard di momen-momen krusial. Selebrasi ini berkembang seiring dengan reputasinya yang semakin matang sebagai penentu kemenangan. Namun, istilah ini benar-benar menjadi fenomena global setelah dua momen playoff paling ikonik dalam karier Lillard: melawan Houston Rockets pada 2014 dan Oklahoma City Thunder pada 2019.
Clutch Time: Houston Rockets (2014)