Dia Ada di Hatiku Sejak di Lembah Bukit Menoreh
Pelayanan ialah nilai keutamaan yang baik bila dimiliki setiap orang meski pada zaman saat ini kesadaran untuk kegiatan berpelayanan terhadap masyarakat mulai hilang. Bapak Yohanes Lana Panjaga merupakan sosok yang aktif dalam pelayanan kepada masyarakat dan Gereja. Ia lahir pada tanggal 16 November 1972 dari keluarga Katolik sederhana di Kring Jetis Pancuran, Paroki Santa Theresia Liseux Boro di lembah Bukit Monoreh. Semasa kecil, Pak Lana sudah merasakan kehidupan rohani yang begitu luar biasa.
  Â   Ia selalu diajak oleh kedua orang tuanya untuk pergi ke gereja tua untuk misa harian dan berjumpa umat paroki. Dalam lingkungan keluarga, Pak Lana beserta saudara-saudaranya dimbimbing untuk berani memimpin doa. Melalui refleksi berdoa bersama keluarga, memimpin jalannya doa ternyata mewarnai hidup rohaninya. Selain lingkup keluarga, Pak Lana mengikuti kegiatan rohani juga bersama umat-umat di wilayah Kring.
  Suasana yang gelap dan jalan yang licin menjadi kesulitan tersendiri untuk sampai ke tujuan tempat doa lingkungan. Tantangan yang dialami Pak Lana ketika di tengah jalan adalah obornya kehabisan minyak tanah hanya tersisa sumbu yang membara sebelum mati. Ia bersama keluarga hanya bisa berhati-hati saat berjalan kalau jatuh bukan mengeluh tapi canda tawa yang ada. Pak Lana merasa untuk berjumpa dengan Tuhan ada saja tantangannya
  Pak Lana juga merasa senang saat mengingat kehidupan rohani di lingkungan sekolah yakni semasa menempuh pendidikan di SD Pangudi Luhur Boro 1, SMP Pangudi Luhur II, dan SPG Van Lith. Kegiatan rohani itulah yang menjadi awal dari semangat perjalanan Pak Lana dalam kegiatan berpelayanan di lingkup masyarakat terutama di Gereja. Pengalaman yang menarik dialami Pak Lana saat di SPG Van Lith adalah mengajar sekolah minggu kepada anak-anak di daerah Kalibening beserta rekan-rekannya menggunakan sepeda Onthel. Perjuangan dan doa membentuk karakter pantang menyerah dan menghadirkan Tuhan dalam setiap kesulitan.
  Berpijak dari pengalaman sentuhan kasih lewat orang tua, para Bruder FIC, Romo Paroki, Guru di sekolah, tetangga dan orang-orang baik menyadarkan Pak Lana untuk turut ambil andil dalam berbagi kasih kepada sesama. Pak Lana selalu berharap bahwa perkataan maupun perbuatannya menjadi sarana berkat Tuhan bagi sesama. Pak Lana juga aktif dalam kegiatan di masyarakat seperti ronda malam dan kerja bakti. Pak Lana percaya bahwa kebaikan yang dilakukan akan kembali juga.
  Pak Lana menjadi orang tua asuh atau pendamping anak-anak asrama Pangudi Luhur Ambarawa yang dikenal dengan "Asrama Anak-Anak Nakal." Pak Lana menganggap asrama bukan seperti bengkel, anak-anak nakal tidak kemudian menjadi anak baik secara instan ketika lulus. "Saya harus menyentuh hati anak-anak yang kering kasih sayang dari orang tuanya yang sibuk dengan bisnisnya, seperti yang diteladankan Yesus sebagai guru Ilahi saya," ujar Pak Lana. Demikian juga di tempat berkarya sebagai guru SD Pangudi Luhur Ambarawa, Pak Lana harus berbagi kasih kepada anak-anak didikannya.
  Berkaitan dengan pelayanan Pak Lana di Gereja Paroki St.Yusup Ambarawa, bahwa menjadi Prodiakon adalah salah satu bentuk perutusan Tuhan sebagai orang Katolik. Pada saat menjadi prodiakon juga menjadi sarana pelayanan untuk menghadirkan Kristus lewat Sabda-Nya di lingkungan Pak Lana berada. Berbagai macam kegiatan pelayanan membuat Pak Lana dikenal dekat oleh masyarakat terutama di lingkungannya.
  Pelayanan Gereja lainnya adalah menjadi pendamping kor wilayah. Berbekal dapat membaca notasi lagu-lagu Gereja yang terbatas, Pak Lana mengajak siapa saja umat di wilayah untuk terlibat aktif memberikan pelayanan di gereja dengan menjadi pertugas kor. Pak Lana berharap melalui kor dapat mengajak umat untuk lebih menghayati kekhusyukan saat berjumpa Tuhan saat misa. Pak Lana amat senang saat dirinya mampu memanfaatkan kemampuan yang diperoleh menjadi bermanfaat bagi orang banyak.
  Kesaksian berjumpa dengan Tuhan melewati umat-umat di lingkungan maupun orang-orang sekitarnya, merasakan kasih-Nya yang sudah Pak Lana terima di sebuah paroki di lembah Bukit Menoreh semoga dapat menjadi inspirasi hidup beriman kita. Berbagi kasih pelayanan kepada sesama dengan rendah hati dan tulus hati. Harapan Pak Lana adalah jangan sungkan untuk memberikan pelayanan yang nyata karena itulah yang membuat diri kita semakin kaya.