Surabaya, (14/12/2024)-Lima mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, yaitu Gabriel Aprilyan Hutamasyah dari Prodi Teknik Informatika sebagai ketua kelompok, Ananta Yanuar Setiawan dari Prodi Teknik Arsitek, Ady Syamsul Arifin dari Prodi Teknik Industri, Elizabeth Olivia Letek Goran dari Prodi Administrasi Negara, dan Devita Permata Angel dari Prodi Psikologi yang tergabung dalam Sub Kelompok 6, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Medokan Semampir RT 5 dengan program unggulan berupa budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF). Program ini bertujuan untuk mendukung penguraian sampah rumah tangga secara efektif dan berkelanjutan. Kegiatan dimulai dengan perencanaan melalui diskusi sub kelompok 6 untuk merumuskan ide dan strategi pelaksanaan. Mahasiswa berfokus pada pengurangan limbah organik, yang menjadi masalah utama di kampung tersebut, dengan tingginya volume sampah rumah tangga yang sulit terurai. Dukungan penuh datang dari Ketua RT 5, Bapak Sukoco, yang menyediakan lahan khusus untuk program ini.
Sebagai langkah awal, anggota sub kelompok 6 mengunjungi seorang pembudidaya maggot BSF di Sidoarjo untuk mempelajari teknik budidaya, pemeliharaan, dan pengelolaan maggot. Maggot BSF mengalami fase metamorfosis dari telur, bayi larva, larva dewasa, prepupa, pupa, hingga lalat dewasa, dengan satu siklus hidup memakan waktu sekitar 40 hari. Pengetahuan dari kunjungan ini digunakan untuk merancang sistem budidaya yang efisien dan sesuai dengan kondisi di Kampung Medokan Semampir, yang memiliki masalah serius terkait pengelolaan limbah, di mana masyarakat masih banyak yang membuang sampah ke sungai atau membakar sampah.
Hasil survei menunjukkan bahwa budidaya maggot BSF dapat menjadi solusi ramah lingkungan untuk pengelolaan limbah sampah di masyarakat setempat. Hingga kini, sudah ada enam pertemuan sejak KKN dimulai. Untuk menyelesaikan program kerja
"Pembudidayaan Maggot BSF", terdapat tahapan yang membutuhkan kerja sama, kekompakan, dan dana yang cukup besar. Pada tahap awal, sub kelompok 6 membuat desain bangunan dan menghitung anggaran pembangunan kandang maggot. Bangunan dirancang berbentuk kubus dengan paranet sebagai penutup setiap sisinya dan atapnya ditutupi paranet serta asbes fiber tebal.Pada minggu-minggu berikutnya, kerangka dan lapisan luar bangunan mulai dibuat dan didirikan. Seluruh sisi bangunan dilapisi paranet dan kasa nyamuk untuk melindungi maggot dari cuaca. Pembangunan kandang diperkirakan selesai dalam delapan pertemuan. Saat ini, pembangunan kandang maggot masih berjalan lancar dan dikerjakan setiap Sabtu dan Minggu. Diharapkan masyarakat Kampung Medokan Semampir dapat terus mendukung dan memfasilitasi program ini dengan menyediakan sumber daya dan pelatihan tambahan. Mahasiswa KKN Untag juga merekomendasikan agar program ini diintegrasikan ke dalam agenda pembangunan desa jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan program, sehingga Kampung Medokan Semampir bisa terus berkembang menjadi kampung yang bersih dan hijau melalui pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H