Mohon tunggu...
Sosbud

Tiga Hari Menjadi Warga Desa Sendang Mulyo, Daerah Istimewa Yogyakarta

29 Oktober 2018   20:42 Diperbarui: 29 Oktober 2018   20:47 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehangatan masyarakat Desa Sendang Mulyo dalam menyambut kedatangan mahasiswa program studi Manajemen 2018 Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta selama kegiatan live in pada tanggal 19-22 Oktober 2018 melekat di hati para mahasiswa dan meninggalkan banyak kesan yang berarti untuk hari-hari para mahasiswa ke depannya. Kegiatan live in dirangkai sedemikian rupa oleh tim dosen dan pembimbing kelas untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang penting, terutama dalam mengajarkan gaya hidup pedesaan yang sangat bertolak belakang dengan gaya hidup generasi jaman sekarang di perkotaan.

Kegiatan live in berlangsung selama 3 hari dan 3 malam disertai dengan perjalanan menggunakan bus yang mengambil waktu selama 2 hari. Prosedur pelaksanaan live in cukup sederhana, kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 mahasiswa dan setiap kelompok akan tinggal bersama di dalam satu rumah bersama keluarga dari rumah tersebut. Setiap induk semang memiliki pekerjaan yang berbeda, keadaan keluarga yang berbeda, dan agama yang berbeda, sehingga setiap kelompok akan mengikuti kegiatan yang berbeda-beda selama kegiatan live in berlangsung.

Sesampainya kami di Desa Sendang Mulyo pada 20 Oktober pukul 4.00, kami disambut dengan ramah oleh Kepala Desa dan Kepala Dukuh sebelum berpisah ke rumah induk semang masing-masing. Kegiatan live in bagi setiap kelompok beragam, terdapat kelompok yang membantu induk semangnya membajak sawah, menganyam besek dari rotan, memberi makan sapi, dan banyak kegiatan lainnya. Setelah kami disambut oleh induk semang masing-masing, terdapat acara bersih-bersih desa pada siang hari dan kami pun diajak untuk mengikutinya. Pada malam harinya, kami diajak untuk mengikuti pertunjukkan wayangan yang sedang digelar di Balai Desa Sendang Mulyo.

Hari kedua kegiatan live in, kami diajak untuk berkunjung ke sawah namun sayangnya keadaan tanah sedang kering sehingga traktor tidap dapat digunakan. Sore harinya kami pun mengikuti kegiatan senam lansia yang dilaksanakan secara rutin oleh warga lansia Desa Sendang Mulyo. Pada hari terakhir kegiatan live in, kami diajak untuk mengunjungi Gua Maria dan menggunakan Kereta Mini Wisata dalam menempuh perjalanan. Sebelum kami kembali ke bus, kami berpamitan dengan induk semang masing-masing. Setiap induk semang juga memberikan buah tangan untuk para mahasiswa, contohnya kelompok saya yang diberikan sekarung beras merah karena induk semang saya bertani beras merah di belakang rumahnya.

Kegiatan live in di Desa Sendang Mulyo menyadarkan kami akan banyak nilai-nilai yang sulit untuk didapatkan di perkotaan. Salah satu hal yang sangat saya kagumi dari mereka adalah tingginya tingkat toleransi dan keramahan mereka. Perbedaan ras, suku, agama, dan faktor lainnya tidak membedakan perilaku mereka. Setiap tetangga saling mengenal dengan baik, berbeda dengan perumahan di perkotaan dimana hanya terdapat beberapa tetangga yang biasanya saling mengenal dengan baik. Kami juga diajarkan untuk bertutur kata secara sopan dengan satu sama lain supaya menghormati penduduk sekitar. Kegiatan live in memberi banyak pelajaran dan pengaruh positif bagi siswa, selain itu kegiatan live in juga menunjukkan lingkungan yang baru bagi mahasiswa untuk keluar dari pola pikiran perkotaan yang terkadang kurang sehat dan memasuki kedamaian pola pikir warga pedesaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun