Mohon tunggu...
Gabriel Abastian
Gabriel Abastian Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Be Yourself, Benarkah???

19 Agustus 2024   22:35 Diperbarui: 19 Agustus 2024   23:10 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaruh Positif yang Pertama, Penekanan pada Hati Nurani yaitu Fokus pada abad Pencerahan pada nalar individu dan hak moral mendorong orang Kristen untuk berpikir lebih kritis tentang iman mereka, yang mengarah pada pendekatan spiritualitas yang lebih pribadi dan introspektif. Kedua, Hubungan Pribadi dengan Tuhan yaitu Gagasan untuk jujur pada diri sendiri beresonansi dengan konsep Kristen tentang hubungan pribadi dengan Tuhan, di mana iman dan hati nurani individu memainkan peran sentral.

Dampak Negatif

  • Relativisme
  • Penekanan pada individualisme dan kebenaran subjektif selama periode Pencerahan dan Romantis mengarah pada bentuk relativisme moral, di mana kebenaran absolut, termasuk kebenaran Kekristenan, sering dipertanyakan atau ditolak.
  • Erosi Otoritas Tradisional
  • Ketika orang-orang didorong untuk "menjadi diri mereka sendiri" dan berpikir secara mandiri, otoritas dan doktrin Kristen tradisional semakin ditantang. Ini berkontribusi pada penurunan pengaruh Gereja di beberapa bagian dunia, karena individu memprioritaskan kepercayaan pribadi daripada ajaran-ajaran yang mapan.
  • Sekularisasi
  • Fokus pada akal manusia dan penentuan nasib sendiri terkadang mengarah pada pandangan dunia sekuler, di mana agama, termasuk agama Kristen, dipandang tidak perlu atau tidak relevan dengan identitas pribadi dan pilihan moral seseorang.

Bagaimana kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa ungkapan Be Yourself tidak sesuai dengan kebenaran alkitab dan memberikan dampak yang besar dalam kehidupan spiritual iman Kekristenan ? Terdapat banyak dasar dalam alkitab yang dapat menjelaskan terkait dengan uangkapan tersebut.

Be Yourself adalah sesuatu yang mengarah pada hal-hal yang bertentangan dengan apa yang Allah kehendaki.

Alasannya:

  • Hati manusia dipenuhi dengan kecurangan

Yeremia 17:9 " betapa curangnya hati lebih dari segala sesuatu, dan sangat terluka; siapakah yang dapat mengetahuinya?

  • Ini berarti bahwa HATI MANUSIA CENDERUNG CURANG dan tidak dapat dipercaya sepenuhnya tanpa bimbingan Allah. Hal ini berarti menjadi diri sendiri atau mengandalkan diri sendiri memiliki resiko yang sangat tinggi jika tidak melibatkan Tuhan sama sekali

Amsal 3:5-6 "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala jalanmu, naka Ia akan meluruskan jalanmu.

  • Mengikuti pikiran dan perasaan sendiri sama dengan berpusat kepada diri sendiri dan ini sinonim dengan ungkapan be yourself. Dalam hal ini firman Tuhan mengatakan jangan. pengertian kita yang belum dibaharui oleh Roh Kudus justru akan membawa kita kepada kebinasaan
  • Kita hidup bagi Kristus bukan bagi diri sendiri

Galatia 2:20 "Aku telah disalibkan bersama dengan Kristus, namun aku hidup bukan aku sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang adalah iman kepada Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

  • Kehidupan orang percaya bukan ditentukan oleh diri sendiri dengan berpegang dan mengikuti ungkapan  menjadi diri sendiri melainkan ditentukan oleh Kristus. Artinya kehidupan kita harus berdasarkan apa yang Yesus ajarkan dan contohkan.
  • Sebab Adam pertama sudah rusak dan termasuk kita yang adalah keturunan adam mewarisi kerusakan itu dan kecenderungan kita adalah melakukan perbuatan dosa. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan kita mengerjakan apa yang berkenan kepada Allah.
  • Itu sebabnya Allah menyatakan diri melalui Yesus Kristus agar kita dikenak melalui-Nya yaitu melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
  • Dialah Adam kedua, Dialah yang menjadi panutan bagaimana seharusnya kita hidup. Dialah yang mengajarkan kepada kita bagaimana kita tidak hidup menurut kehendak sendiri melainkan kehendak Allah.

Perbedaannya dapat kita lihat dari aman eden dan taman Getsemani. Pertanyaannya bagi kita adalah apakah kita masih mau tetap tinggal pada Adam pertama atau pada Adam kedua ? konsekuensi dari hal ini tentu adalah antara tinggal dalam dosa dengan berpusat pada diri sendiri dan tinggal dalam Kristus yang berpusat pada Kristus yang di dalamnya ada jaminan keselamatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun