Desa Sliwung Hijau: Penghijauan dan Drip Irrigation Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Penghijauan, sebagai salah satu upaya konservasi lingkungan, telah menjadi perhatian serius di berbagai penjuru dunia. Dalam konteks ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Membangun Desa (UMD) Universitas Jember tahun 2023, Periode 2 Kelompok 153, telah mengambil peran yang serius dengan meluncurkan sebuah program penghijauan yang ambisius di Desa Sliwung, Kecamatan Panji, Situbondo.
Desa Sliwung menghadapi dua persoalan signifikan, yaitu banyaknya lahan kosong dan kurangnya tanaman hijau. Sebagai respons atas masalah ini, program kerja KKN telah mengangkat bendera penghijauan dengan tujuan mendatangkan kehidupan baru pada lahan tandus tersebut.Â
Menjembatani kerjasama dengan pihak Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERHUTANI) Bondowoso, kelompok mahasiswa KKN menentukan jenis tanaman utama yang akan ditanam, yaitu pohon sonokeling. Tanaman ini tak hanya akan memperindah panorama kawasan, namun juga memiliki sifat adaptasi yang luar biasa terhadap lingkungan kering dan panas.Â
Selain itu, kayu sonokeling memiliki warna dan corak yang terkesan mewah. Sejak tahun 2017 tanaman sonokeling telah terdaftar sebagai tanaman rentan oleh Uni Internasional bagi Konservasi Alam atau (UCN).Â
Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya penebangan liar di kawasan hutan lindung serta periode panen kayu yang terlampau lama. Untuk saat ini harga kayu sonokeling termasuk tinggi bahkan melebihi harga kayu jati. Â
Tantangan program penghijauan tidak hanya datang dari aspek lingkungan, namun juga dari kondisi tanah yang kering serta biaya pengairan lahan yang mahal.Â
"Untuk satu jam pengairan lahan dikenakan biaya sebesar Rp50.000 sedangkan untuk satu kali pengairan dapat menghabiskan biaya hingga Rp600.000," ucap Kepala Dusun Blibis pada saat kegiatan observasi tanggal  14 Juli 2023.Â
Sebagai alternatif terhadap masalah tersebut, tim KKN UMD Universitas Jember menerapkan metode irigasi tetes atau drip irrigation method pada program penghijauan.Â
Irigasi tetes merupakan metode untuk memberikan air dalam volume kecil dan berkelanjutan untuk menjaga kelembaban tanah dan kehilangan air sehingga ketersediaan air bagi tanaman tetap terpenuhi.Â
Penerapan irigasi tetes tidak hanya berguna pada program penghijauan yang dilakukan oleh tim KKN saja, namun juga dapat diterapkan oleh masyarakat karena biaya yang cukup terjangkau dan cara pembuatan yang sangat mudah.
Program penghijauan ini tidak hanya berfokus pada penanaman semata. Langkah progresif juga dilakukan dengan membentuk tim kader yang diberi nama Eco-Rangers yang beranggotakan ibu-ibu PKK Desa Sliwung.Â
Tim ini akan meneruskan program kerja yang telah dilaksanakan setelah KKN selesai, menjaga pertumbuhan tanaman, serta memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar tentang urgensi menjaga alam.Â
Selain itu, tim Eco-Rangers diberikan pelatihan secara khusus untuk membuat irigasi tetes agar dapat membantu mahasiswa untuk mengajarkan ke masyarakat bagaimana cara membuat irigasi tetes dengan baik.
Dalam sebuah masyarakat yang semakin peka terhadap isu lingkungan, antusiasme masyarakat Desa Sliwung terhadap program ini sangatlah tinggi. Program penghijauan bukan hanya sebatas tindakan sesaat, namun sebuah investasi jangka panjang yang keberlanjutan dengan menjaga kesuburan tanah hingga mengurangi dampak pemanasan global, keuntungan yang bisa dihasilkan dari penghijauan ini sangatlah signifikan.Â
Dengan terlaksananya program kerja penghijauan mahasiswa KKN UMD UNEJ Kelompok 153 tidak hanya akan meninggalkan pohon-pohon yang tumbuh, tetapi juga jejak dalam bentuk perubahan positif yang tak terhapuskan di Desa Sliwung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H