Klaten (29/07/2023) - Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, pernah mengatakan, “Desa adalah kampung halaman segala detak jantung, seluruh nafas kehidupan, air mata perjuangan, tetapi juga mata air kehidupan yang penuh syukur.” Visi Presiden Joko Widodo tentang Indonesia Maju sejalan dengan gagasan tersebut. Artinya, desa di Indonesia juga harus maju jika ingin disebut sebagai bangsa yang maju. Kemajuan suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dari pembangunan daerah yang terjadi di dalamnya. Sejak Indonesia merdeka, pertumbuhan desa dianggap sebagai skala terkecil dan pondasi perekonomian bangsa.
UMKM merupakan salah satu faktor penting yang dapat menggerakkan masyarakat dan perekonomian. UMKM merupakan salah satu pendukung lebih dari 99% PDB Indonesia. Oleh karena itu, jika terjadi hal buruk pada UMKM, itu menandakan perekonomian Indonesia juga sedang berjuang. Contoh paling jelas yang dirasakan semua orang adalah saat wabah Covid-19. Betapa krusialnya mengedukasi teman-teman UMKM agar tetap bisa berjualan dan tetap menjalankan usahanya meski di masa pandemi. Melihat permasalahan tersebut, munculah teknik pemasaran yang disebut “digital marketing” yang dapat membantu UMKM meningkatkan penjualan offline maupun online.
Pertanyaan - pertanyaan masyarakat seperti “Tidak tahu bagaimana memanfaatkan internetnya mba, bagaimana memperluas nya ya mba?”, seolah menjadi problematika klasik bagi para pelaku usaha. Sadar akan hal tersebut, Gabriel Fernita, Mahasiswa Manajemen Universitas Diponegoro yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) menggagas sebuah program Pemanfaatan Digital Marketing bagi UMKM Desa dengan harapan pelaku usaha di desa sadar dan juga melek akan digital serta pemanfaatan fitur bisnis dalam pengembangan usaha, efisien dalam memperluas jangkauan penjualan dengan biaya serendah mungkin. Sehingga, membuat bisnis bisa lebih berkembang.
Program tersebut dilaksanakan di Desa Jelobo, pada tanggal 29 Juli 2023 dengan memanfaatkan Google My Business. Pada awal Juli, dilakukan survey terlebih dahulu untuk mencari UMKM yang cocok untuk program ini, yang mana pada akhirnya mengerucut menjadi 2 UMKM, yaitu usaha batu-bata dan genting. Dimana rata-rata pelaku usaha di desa yaitu memproduksi batu-bata. Metode penyuluhan yang dilakukan Gaby adalah dengan cara door-to-door agar lebih efektif dan disesuaikan dengan permasalahan masing-masing UMKM.
Pada awalnya, Gaby menanyakan strategi pemasaran pada digital platform sudah dilakukan sejauh mana. Setelah itu, barulah memberikan pengenalan umum serta dilanjutkan dengan pendampingan pembuatan akun juga demonstrasi secara langsung kepada pelaku UMKM. Disini Gaby juga menyesuaikan fitur-fitur tertentu yang dikiranya cocok untuk bisnis yang bersangkutan dengan harapan lebih efektif dan efisien. Sebagai penutup dari kegiatan sosialisasi ini, turut dibagikan brosur mengenai Digital Marketing dan aplikasi yang pendukung guna membantu pelaku UMKM untuk lebih memahami dan memanfaatkan-nya. Dalam kegiatan ini juga, anak dari pelaku usaha turut dilibatkan agar membangun keberlanjutan dari program Pemanfaatan Digital Marketing bagi UMKM ini.
Program ini mendapat respon yang positif dari UMKM karena sebagai ilmu tambahan agar usaha mereka bisa lebih berkembang kedepannya dengan memanfaatkan layanan kemudahan yang ada. Kegiatan yang telah dilakkukan ini diharapkan dapat bermanfaat dan membantu proses digitalisasi ekonomi, serta dapat membuat system usaha dari UMKM lebih luas,efektif dan efisien.
Penulis : Gabriel Putri Fernita Panjaitan
DPL : Dr. Cahya Tri Purnami., S.KM., M.Kes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H