Mohon tunggu...
Gabriel PutraPratama
Gabriel PutraPratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi berolahraga, membuat suatu kesenian, bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Clubbing dapat Menjadi Sumber Kehancuran bagi Remaja

11 Maret 2023   22:36 Diperbarui: 11 Maret 2023   22:45 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gabriel Putra Pratama -- 6122201003

Clubbing dapat menjadi sumber kehancuran bagi remaja.

Perkembangan zaman sangat menyentuh aspek kehidupan manusia, hal ini sangat dirasakan bagi remaja. Sebab remajalah yang hidup di tengah-tengah perkembangan zaman ini. salah satu yang dapat dirasakan sekarang ialah media-media online yang begitu canggih. Menurut john w Santrock, 2003, hlm 17 dikatakan bahwa melalui media, remaja dihadapkan pada gaya hidup yang kompleks. Oleh karena itu melalui perkembangan media online ini orang-orang dapat mengetahui apa saja, belajar apa saja, dan meniru siapa saja. Hal ini sangat membahayakan remaja, sebab usia-usia remaja ialah usia dimana remaja masih mencari jati diri mereka. Sehingga apa saja yang dilihat termasuk hal yang negative dapat di tiru dan menjadi sebuah gaya hidup. Salah satunya clubbing. clubbing ini secara langsung dapat menjatuhkan remaja baik di masa kini maupun dimasa depan karena pada saat clubbing para remaja akan disuguhkan oleh minuman keras, obat-obat terlarang dan seks bebas.

Dilansir dari detik news pada tanggal 20 September 2015 dituliskan bahwa para konsumen dan penikmat clubbing bukan saja kaum eksekutif, melainkan para generasi muda. Berita ini menjadi sebuah bukti nyata bahwa clubbing sangat diminati oleh kalangan remaja di Indonesia. Berita yang dilangsir ini di terbitkan pada tahun 2015 yang dimana dapat dianalisis bahwa pada tahun itu kemajuan-kemajuan aspek kehidupan manusia belum sepesat seperti sekarang ini. sehingga dapat dilihat bahwa pada tahun 2022 ini kemajuan-kemajuan sudah sangat pesat yang pastinya dunia malam juga ikut berkembang pesat peminatnya termasuk para kalangan muda.

Dunia gemerlapan atau bahasa gaulnya clubbing tentu memungut biaya yang tidak murah. Untuk masuk kedalam saja butuh ongkos yang cukup mahal, itupun belum termasuk minuman-minuman yang tersedia di dalam klub. Mahasiswa mahasiswi tentunya merupakan orang yang belum berpenghasilan yang notabene masih berpangku terhadap uang orang tua mereka. Secara langsung kebiasaan ini mendidik seorang remaja menjadi pribadi yang suka berfoya-foya , menghabiskan uang hanya untuk kesenangan pribadinya, dan memakai uang untuk tujuan yang tidak jelas. Kebiasaan ngedugem ini memupuk sifat hedonis pada kalangan kaum remaja Sehingga ketika mereka sudah dewasa nanti mereka mempunyai potensi terlilit utang, selalu merasa kurang, dan sebuah penyesalan.

Clubbing tanpa adanya minuman keras terasa belum lengkap. Begitulah ungkapan kebanyakan orang yang sering berpatisipasi aktif terhadap aktivitas malam ini. Bar, lounge, atau caf yang tersedia memanjakan para pengunjung dengan berbagai macam minuman alkohol yang tentu saja minuman bermerek. Para remaja yang datang ke tempat seperti ini justru ikut mengambil bagian dalam minum-minuman keras. Padahal minuman keras memiliki banyak efek samping yang negative bagi system biologis manusia. Miras atau minuman keras ini juga dapat membuat mabuk karena mengandung etanol yang dapat membuat saraf di otak melambat. Ketika sudah mabuk orang tidak akan berpikiran jernih dan dapat melakukan perbuatan-perbuatan jahat salah satunya seperti seks bebas. selain itu obat-obatan terlarang terjual banyak di dalam klub, orang-orangpun dapat memakainya di dalam secara sembunyi-sembunyi. Sehingga tidak dipungkiri bisa saja remaja ikut-ikutan karena rasa ingin tahu dan pada akhirnya ketagihan. Remaja yang jatuh dalam masalah-masalah ini akan mengalami sebuah kehancuran dalam hidupnya, entah itu kehancuran nama baik dia atau keluarganya, bisa juga kehancuran masa depannya.

Perkembangan teknologi melahirkan begitu banyak penemuan-penemuan yang dapat memudahkan aktivitas manusia , salah satunya media online. Media online memudahkan manusia untuk berelasi dengan siapa saja, dan belajar apa saja. Sehingga dapat dilihat bahwa remaja merupakan pribadi yang masih mencari jati diri. Media online memperkenalkan kepada remaja budaya clubbing entah itu dari teman mereka, nonton di youtube, dsb. Hal tersebut menjadi sumber kehancuran bagi diri remaja itu sendiri. Maka, orang tua harus dapat melihat pergaulan dan memantau mereka dalam berjelajah di media online, serta pendidikan karakter di rumah oleh orang tua maupun di sekolah oleh para guru haru diperhatikan lagi.

Daftar Pustaka :

Santrock, Jhon W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

https://news.detik.com/foto-news/d-3023589/beginilah-pesta-clubbing-para-abg.

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6231381/viral-remaja-party-adegan-tak-senonoh-sosiolog-pengaruh-budaya-global

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun