Renungan  "reborn and growing"Â
Injil 1 Petrus 1 : 23
Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak jarang kita mendapatkan suatu hal yang membahagiakan. Seperti mendapatkan pasangan, nilai bagus, rezeki, keberuntungan, dan keselamatan. Sehingga dari hal tersebut kita bersyukur karena Allah telah memberikan hal itu kepada kita. hal ini bukanlah suatu hal yang patutu disalahkan melainkan bagian dari pada iman. Namun kita sebagai manusia kurang mampu untuk menilik lebih dalam apa sebenarnya tujuan kita hidup. Sebab segala hal yang kita dapatkan dari dunia ini adalah sebuah pelengkap yang fungsinya hanya untuk melengkapi.
Pertama-tama apakah kita sadar bahwa di dalam diri kita tertanam sebuah benih yang Tuhan berikan kepada kita secara Cuma-Cuma. Menumbuhkan benih itu merupakan tujuan dari hidup kita. sehingga kelak tumbuh, berkembang, berbuah, dan buahnya dapat dibagikan kepada sesame. Namun realitasnya akibat dari tuntutan dunia ini kita kerap lupa untuk merawat benih itu. seperti tugas kuliah, masalah dalam perkuliahan, pekerjaan yang selalu bertambah. Hal ini tidaklah salah sebab itulah eksistensi manusia yang harus produktif di setiap harinya. Tanpa adanya kesibukan, kita tidak tau cara untuk survive di dunia ini. Namun perlu kita ingat dan tanamkan bahwa kita adalah orang-orang yang ditanamkan benih oleh Tuhan untuk dirawat. Sehingga kesadaran untuk dapat menumbuh kembangkan benih itu harus selalu disadari setiap harinya. Baik itu dengan melakukan apa yang dikehendaki Allah, mendengarkan firman-Nya, dan meluangkan waktu untuk selalu mengucap syukur atas pengalaman apa saja yang kita terima di setiap harinya.
Maka, mari kita melihat Kembali hidup kita apakah benih itu sudah benar-benar tumbuh dalam diri saya? Apakah selama ini saya sadar akan benih itu tapi malas untuk merawatnya?. Kita sebagai orang muda yang masih energik harus kreatif dalam menumbuhkan benih surgawi itu. sebab percayalah jikalau kita sadar dan menumbuhkan benih itu kita pun tau mana yang dikehendaki oleh Allah untuk saya hidupi, dan mana yang tidak dikehendaki. Jika kita mengalami sebuah kekeringan rohani siramilah benih itu, sebab kekeringan itu merupakan hal yang wajar kita alami, namun menjadi suatu hal yang tidak wajar jika kita diamkan kekeringan itu dan hanya lewat seperti tidak ada apa-apa. Sehingga benih itu mati dan layu. Mari bersama dengan Allah kita rawat benih itu agar berbuah berlimpah dan buahnya bukan hanya untuk diri sendiri melainkan untuk dibagikan kepada sesame. Sehingga kehidupan ini tertuju pada Allah dan lebih bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H