Â
Tri Dharma Perguruan Tinggi terdapat 3 unsur, yakni: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat dapat diwujudkan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Biasanya KKN dilaksanakan secara berkelompok dan ditempatkan di suatu desa. Namun, karena saat pandemi Covid-19 system tersebut tidak dapat dilaksanakan. Sehingga Universitas Jember melaksanakan KKN Back To Village (BTV). KKN BTV ini merupakan KKN yang dilaksanakan secara mandiri di daerah asal masing-masing mahasiswa, terbagi menjadi 5 topik yakni: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19, Program Inovasi Tehnologi/informasi Dalam Penanganan Covid19, Program Pemberdayaan Bumdes/jaring Pengaman Desa Penanganan Covid19, Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid19, Program Penanganan Stunting Dan Aki Akb Program-program tersebut difokuskan untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Pada periode ini merupakan pelaksanaan Program KKN BTV yang ketiga kali.
Saya merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember yang saat ini melaksanakan KKN BTV 3 dan memilih Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19 yang dilaksanakan di daerah rumah saya yakni Kelurahan Patokan. Kelurahan Patokan merupakan kelurahan yang berada di tengah Kabupaten Situbondo dan hanya berjarak 0,50 Km ke pusat kota Kabupaten Situbondo. Dengan luas wilayah sekitar 2.313,00 Ha, di Kelurahan Patokan banyak terdapat kantor. Seperti Kantor Bupati Situbondo, Dinas Kominfo,Polres, Kantor Pertananahan, rumah sakit, sekolah dan masih banyak lagi. Walaupun di Kelurahan Patokan dipadati perkantoran dan pertokoan tidak menutupi daerah kelurahan ini untuk memiliki potensi komoditas. Komoditas yang menjadi unggulan di Kelurahan Patokan adalah  mangga. Mangga sangat cocok tumbuh di Kelurahan Patokan karena terletak di 35,00 mdpl dengan suhu rata-rata harian 40,00oC. Banyak masyarakat Kelurahan Patokan yang menanam pohon mangga di halaman rumahnya. Berdasarkan wawancara dengan Pak Samsul bagian pemerintahan Kelurahan Patokan, terdapat total 10.000 Ha lahan yang ditanami pohon mangga dan menghasilkan total 7.000 Ton/Ha buah mangga setiap tahunnya.  Mangga tersebut biasanya dipanen oleh tengkulak mangga selanjutnya dijual ke pengepul untuk dikirim ke luar kota.Biasanya mangga yang dikirim adalah mangga yang setengah matang sehingga begitu sampai di kota tujuan mangga sudah matang. Masyarakat biasanya mengkonsumsi buah mangga yang matang maupun yang belum matang. Buah mangga yang belum matang rasanya masam dan sering dimanfaatkan untuk membuat bahan sambal atau rujak.
Pak Samidi adalah seoarang wirausahawan rujak manis dan rujak serut yang memanfaatkan mangga muda sebagai salah satu bahannya. Lokasi usaha Pak Samidi berada di dekat rumah saya yakni di Kelurahan Patokan. Akibat pandemi Covid-19 omset Pak Samidi pun menurun, karena biasanya yang menjadi target penjualan Pak Samidi adalah pegawai kantor dan ibu-ibu yang menjemput anaknya sekolah. Namun, dampak dari pemberlakuan peraturan seperti WFH yang menyebabkan hanya 50% pegawai kantor yang bekerja di kantor serta pembelajaran yang dilakukan secara daring menyebabkan mobilitas ibu-ibu tadi berkurang dan jarang mampir untuk membeli rujak manis Pak Samidi. Setelah melakukan sharing dengan Pak Samidi, saya mengidentifikasi beberapa kekurangan serta mencari solusi untuk membantu usaha Pak Samidi agar omsetnya dapat naik walaupun di tengah pandemi. Kali ini saya memfokuskan untuk labeling dan marketing produk rujak manis dan rujak serut. Seperti membuat stiker label dan menempelkannya pada mika kemasan, membuat sosial media yang bertujuan agar pelanggan dengan mudah memesan, membuat brosur menu, dan lainnya.
Dengan hadirnya saya sebagai peserta KKN Back To Village 3 dari kelompok 69 saya berharap penjualan Pak Samidi naik sehingga beliau mampu bertahan walaupun pandemic melanda. Saya pun berharap dengan bantuan saya mempromosikan produk beliau di sosial media dapat menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H